Faktor Penyebab Kredit Macet Atas Pemberian Kredit UKM di Bank Danamon Cabang Sukaramai

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP KREDIT MACET ATAS PEMBERIAN

KREDIT UNTUK USAHA KECIL DAN MENENGAH UKM PADA PT. BANK DANAMON CABANG SUKARAMAI

A. Faktor Penyebab Kredit Macet Atas Pemberian Kredit UKM di Bank Danamon Cabang Sukaramai

Dalam setiap pemberian kredit pasti akan terdapat resiko yang akan terjadi oleh setiap bank. Seperti resiko Kredit Macet Usaha Kecil dan Menengah. Faktor terjadinya kredit macet ini berasal dari pihak Nasabah Debitur sendiri. Pengertian Nasabah Debitur sesuai dengan Pasal 1 ayat 18 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yaitu nasabah yang memperoleh fasilitas kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan perjanjian bank dengan nasabah yang bersangkutan. Berdasarkan hasil wawancara kepada pihak debitur dan wawancara kepada Lilia Ekawati Nst sebagai Credit Officer dari PT. Bank Danamon Cabang Sukaramai, Faktor-faktor tersebut yaitu 69 1. Penurunan Pendapatan Omset Dari Para Debitur : Penurunan pendapatan ini berarti penghasilan yang didapatkan dari pihak debitur setiap harinya berubah. Bisa saja ada yang mencapai balik modal atau sama sekali tidak balik modal setiap harinya dalam usahanya. Penurunan omset ini juga bisa saja berakibat kebangkrutan terhadap usahanya. Terjadinya penurunan pendapatan ini dikarenakan banyaknya persaingan bisnis. Biasanya di sekeliling usaha debitur telah dibuka usaha 69 Hasil Wawancara terhadap Pihak Debitur dan Pihak Bank Danamon Cabang Sukaramai, tanggal 1 Maret 2013 yang sama seperti debitur miliki, sehingga konsumen-konsumen si debitur telah berpindah atau hanya sekali-sekali datang ke toko usahanya. Dengan terjadinya penurunan omset ini, maka pendapatannya menurun dan akan mengakibatkan penunggakan untuk membayar angsuran Kredit UKM sebagaimana yang telah diperjanjikan oleh pihak debitur kepada pihak bank. Kalau sudah terjadinya penurunan pendapatan ini pihak debitur kesusahan untuk membayar kreditnya kepada pihak bank. Karena penghasilan si debitur setiap harinya tidak menentu dan tidak dapat dipastikan akan untung atau tidak setiap harinya. 2. Terjadinya Musibah Terhadap Debitur atau Keluarga Debitur Terjadinya musibah terhadap debitur atau keluarga debitur ini sangat mempengaruhi untuk pembayaran angsuran kreditnya kepada pihak bank. Karena musibah ini dapat menghambat penghasilannya dari usahanya. Musibah ini misalnya terjadinya kebakaran, meninggal dunia, dan sakit berkepanjangan. Adapun penjelasannya, yaitu : a. Terjadinya kebakaran terhadap usahanya, ini mengakibatkan adanya kemacetan pembayaran. Misalnya toko tempat usahanya terbakar, sehingga tidak dapat mencari penghasilan seperti biasanya. Terjadinya kebakaran mengakibatkan adanya hubungan terhadap pihak ketiga, yaitu asuransi. Bank telah bekerja sama kepada asuransinya. Di dalam Bank Danamon, bank ini memberikan keringanan kepada nasabah untuk tidak membayar selama 6 bulan dari sisa kreditnya. Karena 6 bulan tersebut telah menjadi tanggungan pihak asuransi. Disini diserahkan kepada pihak debiturnya, apakah ia ingin mengambil uang asuransinya yang 6 bulan tersebut untuk memodalkan usahanya kembali, tetapi dengan catatan ia tetap harus membayar kredit bank tersebut, karena uang asuransi tersebut telah diambilnya. Atau ia tidak mengambil uang asuransi tersebut karena ia tidak ingin membayar kredit tersebut selama 6 bulan tetapi dalam bulan ketujuh ia tetap harus melanjutkan pembayaran kreditnya. b. Pihak Debitur Meninggal dunia dalam masa berlakunya kredit. Ini menyebabkan angka kredit macet cukup tinggi. Jika si debitur dan penjamin memiliki satu nama, dan ternyata si debitur meninggal dunia. maka semua biaya kredit yang tersisa akan lunas dan dibayar oleh pihak asuransi. Namun proses ini tidaklah mudah, karena harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan oleh pihak asuransi. Salah satu syaratnya yang mutlak yaitu surat keterangan meninggal si debitur. c. Sakit berkepanjangan oleh pihak debitur maupun keluarga debitur. Sehingga ada biaya tak terduga yang harus dikeluarkan oleh debitur dari hasil usahanya. Atau jika si pelaku usaha yang menderita sakit maka dapat menyebabkan ketidakefektifan dalam mengkelola usahanya. Karena si pelaku usaha tidak mampu menjalankan usahanya. Ini juga membuat pihak debitur kesulitan untuk membayar kredit tiap bulannya sesuai dengan yang diperjanjikan oleh pihak bank. 3. Gaya Hidup Debitur Yang Konsumtif Pihak debitur tidak dapat mengelola usahanya dengan baik. Ini disebut dengan “Bad Character”. Hasil dari usahanya itu tidak dikelola sesuai dengan kebutuhan hidupnya. Pihak debitur tidak mampu membedakan antara “Kebutuhan dan Keinginan”. Hasil usaha yang didapatkannya dipakai untuk membeli barang keinginannya dan mengenyampingkan kebutuhannya. Sehingga barang kebutuhan usahanya tidak dibeli dan berdampak buruk terhadap penghasilan setiap harinya, dan pengelolaan uang didalam kehidupannya juga akan berdampak buruk. Ini juga mengakibatkan pihak debitur tidak mampu untuk membayar angsurannya, karena hasil angsurannya dipakai untuk membeli barang- barang yang tidak dibutuhkan untuk kehidupannya. 4. Debitur ditipu oleh Suplyer Usaha debitur ditipu oleh suplyer yang memberikan barang-barang yang akan dijual kembali oleh debitur ditempat usahanya. Sehingga debitur sangat kesulitan membagi hasil usaha ke modal dan pengeluaran yang seharusnya dilakukan. 5. Debitur Bangkrut Debitur tidak mampu mengkelola usahanya sesuai dengan manajemen yang baik. Sehingga berdampak buruk terhadap usahanya. Dengan manajemen yang tidak baik ini akan berujung kepada kerugian. Ini akan menyebabkan kebangkrutan terhadap usahanya. Debitur bangkrut juga akan menyebabkan terjadinya kredit macet. Karena debitur tidak akan mampu membayar angsuran kredit tiap bulannya. Ada juga dari faktor bank nya sendiri, namun ini sangat jarang terjadi. Karena setiap pemberian kredit biasanya setiap pegawai bank telah mencari informasi data-data yang sangat akurat yang dimiliki setiap calon penerima kredit tersebut. Tetapi ada kemungkinan juga kredit macet terjadi disebabkan oleh pihak bank tersebut. Di dalam cara kerja pihak Bank Danamon mereka melakukan sesuai dengan sistem yang telah di tentukan dengan peraturan. Maka sangat kecil kemungkinan kredit macet yang terjadi di Bank Danamon Cabang Sukaramai disebabkan oleh pihak Bank Danamonnya sendiri. Tetapi tidak menutup kemungkinan kalau saja ada pihak Bank yang melakukannya. Adapun faktor internal bank yang menjadi penyebabnya kredit macet atas pemberian Kredit UKM yaitu 70 1. Bank melakukan analisis kredit yang tidak lengkap : Rendahnya kecermatan serta analisis perbankan saat rencana proyek debitur diajukan, mengakibatkan rendahnya mutu analisis. Analisis kredit dilakukan berdasarkan laporan keuangan yang meliputi neraca, rugi laba, sumber dan penggunaan dana. Laporan keuangan biasanya diminta oleh bank dalam beberapa periode terakhir, untuk melihat perkembangan dan kemajuan usaha nasabah. Selanjutnya petugas analisis kredit melakukan analisis yang dosebut analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. 70 H. AS. Mahmoeddin, Op.Cit, hal. 52- 2. Bank memiliki kemampuan teknis yang kurang Semakin canggih usaha nasabah, semakin tertantang bank dalam melakukan analisisnya. Jika nasabah memiliki usaha yang sederhana maka petugas bank tentu saja secara mudah mempelajari lika-liku bisnis tersebut. Tetapi jika bisnis tersebut sangat kompleks, maka sering para petugas bank tertinggal jauh pengetahuannya dibandingkan dengan para nasabahnya. Hal ini dapat menyulitkan bagi bank dalam memberikan keputusannya. 3. Bank terlalu mengejar target Bank sebagai perusahaan yang bergerak dibidang keuangan, antar lain mempunyai prinsip profitability. Makin besar keuntungan yang diperoleh, tentu saja semakin naik bagi bank tersebut di mata pemilik saham dan para karyawannya. 4. Bank lemah dalam melakukan pengawasan Selesainya pemberian kredit kepada nasabah bukanlah berarti selesainya sebuah masalah, justru dimulainya suatu tugas rutin bagi bank, khususnya petugas pengawasan kredit. Bank seyogyanya menerima laporan keuangan nasabah secara rutin tiap bulan atau tiap periode tertentu, yng harus dilanjutkan dengan pemeriksaan on the spot secara mendadak, untuk memastikan kebenaran laporan tertulis. Jika bank tidak mempunyai tenaga yang cukup, atau tenaga pengawas tidak mempunyai kemampuan dalam meneliti kebenaran angka- angka dalam laporan keuangan, maka lambat laun bank akan dibohongi oleh nasabahnya. Akhirnya bank terlambat mengetahui secara dini masalah yang mungkin menimbulkan kesulitan dalam pengembalian kredit. 5. Petugas bank atau bankir sendiri minta hadiah dari nasabah Hal ini adalah menyangkut karakter petugas bank yang sangat merugikan nasabah dan bank itu sendiri. Budaya ini mungkin masih terdapat di beberapa instansi di negara kita ini, termasuk instansi atau lembaga perbankan. Adanya pemotongan kredit nasabah ini sangat merusak citra bank. 6. Bank terlalu besar memberikan kredit Dalam istilah perbankan dikenal dengan overlending atau overcreditering. Pemberian kredit yang berlebihan kemungkinan terjadi karena kelalaian petugas dalam menganalisis, atau ada unsur kesengajaan, atau melakukan kerjasama dengan nasabah. Pemberian kredit yang berlebihan, akan menggoda nasabah untuk menggunakan kelebihan uang tersebut membeli barang-barang yang tidak produktif bagi perusahaannya.

B. Dampak Dari Suatu Kredit Macet Terhadap Bank Danamon Cabang Sukaramai