Pengertian dan Pengaturan Kredit UKM

e. Bank menaikkan nilai agunan f. Petugas bank sendiri minta hadiah daru nasabah g. Bank terlalu besar memberikan kredit 2. Pihak Nasabah a. Nasabah menjalankan bisnis baru b. Nasabah memiliki karakter yang diragukan c. Nasabah memalsukan catatan dan pembukuan d. Nasabah menggunakan nama orang lain e. Nasabah melarikan diri f. Nasabah menjual barang jaminan g. Nasabah memiliki pola hidup mewah h. Nasabah memiliki perencanaan yang lemah

E. Pengertian dan Pengaturan Kredit UKM

Perkembangan potensi Usaha Kecil dan Menengah UKM di Indonesia tidak terlepas dari dukungan perbankan dalam penyaluran kredit kepada Usaha Kecil dan Menengah UKM. Setiap tahun kredit kepada UKM mengalami pertumbuhan dan secara umum pertumbuhannya lebih tinggi dibanding total kredit perbankan. Usaha Kecil dan Menengah adalah jenis usaha yang paling banyak jumlahnya di Indonesia, tetapi sampai saat ini batasan mengenai usaha kecil di Indonesia masih beragam. Pengertian kecil didalam usaha kecil bersifat relatif, sehingga perlu ada batasannya, yang dapat menimbulkan definisi-definisi usaha kecil dari beberapa segi. Ada banyak keragaman pengertian UKM sampai dengan keluarnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, yaitu : 1. Menurut Keputusan Presiden RI Nomor 99 Tahun 1998 Pengertian Usaha Kecil dan Menengah adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. 2. Menurut Badan Pusat Statistik BPS Pengertian Usaha Kecil dan Menengah adalah berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memliki tenaga kerja 20 s.d 99 orang. 3. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 316KMK.0161994 tanggal 27 Juni 1994 Pengertian Usaha Kecil dan Menengah sebagai perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan usaha yang mempunyai penjualan atau omset per tahun setinggi-tingginya Rp 600.000.000 atau asset atau aktiva setinggi-tingginya Rp 600.000.000 di luar tanah dan bangunan yang ditempati terdiri dari : a. Bidang usaha Fa, CV, PT, dan Koperasi b. Perorangan pengrajinindustri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, pedagang barang dan jasa, perambah hutan, dan penambang 4. Menurut Pasal 6 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pengertian Usaha Kecil dan Menengah adalah Undang-Undang tersebut membagi kedalam dua pengertian, yakni : Usaha Kecil adalah entitas yang memiliki kriteria sebagai berikut : 1 Kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000 sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 2 Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000 sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000. Sementara itu, yang disebut dengan Usaha Menengah adalah entitas usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut : 1 Kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000 sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. 2 Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000 sampai dengan yang paling banyak Rp 50.000.000.000. Dalam hal pengaturan perundang-undangan nasional, pemerintah Indonesia juga telah banyak mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan UKM ini, beberapa diantaranya : 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil 2. PP Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan 3. PP Nomor 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil 4. Inpres Nomor 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan Usaha Menengah 5. Keppres Nomor 127 Tahun 2001 tentang BidangJenis Usaha Yang Dicadangkan Untuk Usaha Kecil dan BidangJenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha Menengah atau Besar Dengan Syarat Kemitraan. 6. Keppres Nomor 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi Kredit Usaha Kecil dan Menengah 7. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut rumusan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, yang dimaksud dengan Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Sedangkan usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Selain itu, UKM juga mempunyai beberapa ketentuan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 5 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995, yaitu : 1. Milik warga negara Indonesia 2. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar. 3. Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi. Dari ketentuan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa UKM hanya bisa dimiliki oleh warganegara Indonesia dan tertutup kemungkinan bagi pihak warganegara asing untuk memiliki UKM. Usaha kecil dan menengah juga hanya dimiliki oleh orang perorangan serta bukan merupakan cabang maupun Waralaba franchise dari perusahaan mana pun. 68 68 Sudarmono, Perkembangan Usaha Kecil Dewasa Ini, Semarang, Ghalatia Indonesia, 2002, hal. 60

BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP KREDIT MACET ATAS PEMBERIAN