Jenis Bank dan Usaha Bank

penyimpan dan simpanannya. Namun dalam ketentuan tersebut kewajiban merahasiakan itu bukan tanpa pengecualian. 41 Kewajiban merahasiakan itu dikecualikan untuk dalam hal-hal untuk kepentingan pajak, penyelesaian utang piutang bank yang sudah diserahkan kepada badan Urusan Piutang dan LelangPanitia Urusan Piutang Negara UPLNPUPN, untuk kepentingan pengadilan perkara pidana, dalam perkara perdata antara bank dengan nasabah, dan dalam rangka tukar menukar informasi bank. 42 3. Asas Kehati-hatian Prudential Principle Asas Kehati-hatian adalah suatu asas yang menyatakan bahwa bank dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib menerapkan dalam menjalankan fungsi dan kegiatan usahanya wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dalam rangka melindungi dana masyarakat yang dipercayakan kepadanya. 43

D. Jenis Bank dan Usaha Bank

Tujuan dilakukannya prinsip kehati-hatian ini agar bank selalu dalam keadaan sehat menjalankan usahanya dengan baik dan mematuhi ketentuan-ketentuan dan norma-norma hukum yang berlaku di dunia perbankan. Prinsip kehati-hatian tertera dalam Pasal 2 dan Pasal 29 ayat 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Bank merupakan sektor perekonomian yang sangat penting disetiap negara. Secara umum tentulah dalam suatu negara terdapat berjenis-jenis bank 41 Dr. Neni Sri Imaniyati, Pengantar Hukum Perbankan Indonesia, Bandung, PT. Refika Aditama, 2010, hal 17 42 Ibid 43 Rachmadi Usman, Op.Cit., hal. 18 yang selalu melayani kepentingan nasabahnya. Jenis-jenis terbagi dalam tiga unsur yaitu : 1. Dilihat dari bidang usahanya Kegiatan usaha bank tidak sama antara bank yang satu dengan bank yang lainnya. Dengan Undang-Undang yang telah diubah, kembali kelembagaan bank ditata dalam struktur yang lebih sederhana, menjadi dua jenis bank saja, yaitu : Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Pembedaan bank menurut jenisnya ini ditegaskan dalam Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Perbankan. a. Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional danatau berdasarkan prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 44 Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum sering disebut Bank Komersil. Dengan sendirinya Bank Umum adalah bank pencipta uang giral. Bank Umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan kegiatan tertentu atau memberikan perhatian yang lebih besar kepada kegiatan tertentu. 44 Ibid, hal. 63 Dalam Pasal 6 Undang-Undang Perbankan disebutkan Usaha Bank Umum meliputi : a Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, danatau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu ; b Memberikan kredit; c Menerbitkan surat pengakuan hutang d Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya : 1. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; 2. Surat-surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; 3. Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah; 4. Sertifikat Bank Indonesia SBI 5. Obligasi 6. Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 tahun; 7. Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 tahun; e Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah; f Memindahkan dana pada, menjamin dana dari, atau meminjamkan dana bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjul, cek atau sarana lainnya; g Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antara pihak ketiga; h Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga; i Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak; j Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat dibursa efek; k Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat; l Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, m Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan UU ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 45 45 Ibid Artinya disini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum. Dengan sendirinya Bank Perkreditan Rakyat adalah bukan bank pencipta uang giral, sebab Bank Perkreditan Rakyat tidak ikut memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Usaha Bank Perkreditan Rakyat dijabarkan dalam Pasal 13 Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yaitu : a Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, danatau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; b Memberikan kredit c Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasrkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; d Menempatkan dananya dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia SBI, deposito berjangka, sertifikat deposito, danatau tabungan pada bank lain. 2. Dilihat dari kepemilikannya Dilihat dari kepemilikannya bank dapat dibagi dalam dua 2 golongan, yaitu : 1. Bank Milik Pemerintah Negara artinya baik akte pendirian dan modal bank yang bersangkutan berasal dari pemerintah. 2. Bank Milik Swasta: a Swasta Nasional, artinya modal bank ini dimiliki oleh orang atau pun badan hukum Indonesia; b Swasta Asing, artinya modal bank tersebut dimiliki oleh Warga Negara Asing dan atau Badan Hukum Asing. Dalam hal ini ada kemungkinan bank ini merupakan kantor cabang dari negara asal bank yang bersangkutan. c Di samping kedua jenis bank ini, dalam dunia perbankan pun dikenal pula dengan Bank Campuran. “Bank campuran adalah bank umum yang didirikan bersama oleh satu atau lebih bank umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh Warga Negara Indonesia danatau Badan Hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh Warga Negara Indonesia, dengan satu atau lebih bank yang berkedudukan di luar negeri.” 46 3. Dilihat dari segi Operasionalnya Dilihat dari ruang lingkup operasional bidang usahanya, maka bank dapat dibagi dalam dua golongan, yakni : 1. Bank Devisa, artinya bank yang memperoleh surat penunjukan dari Bank Indonesia untuk melakukan usaha perbankan dalam valuta asing. 2. Bank Nondevisa, artinya Bank yang tidak dapat melakukan usaha di bidang transaksi valuta asing.

E. Pengawasan Bank Umum dan Pengawasan Kredit