B. Sistem Pemberian Kredit
Sebagai lembaga keuangan peranan bank dalam perekonomian sangatlah penting. Hampir semua kegiatan perekonomian masyarakat membutuhkan bank
dengan fasilitas kreditnya. Salah satunya adalah kreditnya UKM. Kredit UKM merupakan salah satu instrumen pengembangan usaha yang selalu mendapat porsi
dan perhatian besar dalam suatu negara karena dengan adanya kucuran kredit UKM kepada sektor perekonomian akan menggerakkan perekonomian secara
baik.
61
Pertumbuhan suatu negara selalu akan terkait dengan pertumbuhan ekonomi sektor riil yang rata-rata ditopang oleh para pelaku Usaha Kecil, Mikro,
dan Menengah. Para pelaku bisnis UKM dan Bisnis Mikro sangat membutuhkan bimbingantraining UKM dan akses permodalan UKM agar pengembangan
usahanya dapat dilakukan secara maksimal.
62
Sebenarnya perbankan tidak pernah mempersusah atau membuat susah para pelaku bisnis untuk dapat mengakses permodalan kredit UKM. Akan tetapi
kita harus mengerti bahwa bank merupakan Well Regulated Organization Organisasi yang telah tertata secara baik aturan mainnya sehingga setiap
transaksi harus sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Akan tetapi selama ini rata-rata pelaku bisnis UKM di Indonesia senantiasa mengabaikan aspek
legalitas dan formalitas kegiatan bisnisnya, misalnya : Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP UKM, Surat Keterangan domisili UKM.
Sistem pemberian kredit setiap bank berbeda-beda sesuai dengan ketentuan bank yang bersangkutan. Pihak perbankan di dalam memberikan kredit
61
http:kreditukm.blogspot.com200905kredit-usaha-kecil-dan-menengah-solusi.html, diakses pada tanggal 20 Februari 2013
62
Ibid
kepada debitur harus melakukan peninjauan terlebih dahulu kepada calon peminjam UKM. Peninjauan akan dilakukan terhadap keseriusan, kemampuan
usaha, modal usaha perusahaan, agunan debitur untuk memproteksi jumlah kredit dan prospek usaha dari peminjam. Setiap data yang didapat oleh pihak bank akan
dianalisa terlebih.
63
Dalam pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, bank wajib memperhatikan hal-hal sebagaimana ditentukan dalam Pasal 8 ayat 1
dan 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. Berkaitan dengan itu, menurut penjelasan Pasal 8 ayat 2 dikemukakan bahwa pedoman perkreditan dan
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yang wajib dan ditetapkan oleh bank dalam pemberian kredit dan pembiayaan
adalah sebagai berikut : a
Pemberian kreditpembiayaan berdasarkan prinsip syariah dibuat dalam bentuk perjanjian tertulis.
b Bank harus memiliki keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan
nasabah debitur yang antara lain diperoleh dari penilaian yang seksama terhadap watak, kemampuan, modal agunan, dan prospek usaha dari
nasabah debitur. c
Kewajiban bank untuk memberikan informasi yang jelas mengenai prosedur dan pesyaratan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah.
63
H. Mohammad Tjoekam, Perkreditan; Bisnis Inti Bank Komersia, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 1999, hal. 94
d Larangan bank untuk memberikan kredit dengan persyaratan yang berbeda
kepada nasabah debitur dan atau pihak-pihak terafiliasi. e
Penyelesaian sengketa.
C. Persyaratan Pemberian Kredit