Penggunaan Media Wayang dalam Pembelajaran Menyimak Cerita

30 sehingga siswa dapat lebih berkonsentrasi dalam menyimak cerita. Dengan begitu siswa dapat lebih memahami isi cerita yang disimaknya. Anak kelas II Sekolah Dasar berada pada tahap operasional konkret. Untuk itu penggunaan media wayang diperlukan dalam pembelajaran menyimak cerita karena dapat memperjelas dan mengkonkretkan isi atau pesan pada cerita. Konsep-konsep cerita yang bersifat abstrak akan mudah dipahami dan ditangkap oleh siswa apabila dalam penyampaian cerita menggunakan media wayang.

K. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir di atas, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut. Ada pengaruh penggunaan media wayang terhadap keterampilan menyimak cerita siswa kelas II B SD Negeri Kasongan Bantul Yogyakarta.

L. Definisi Operasional

1. Media Wayang

Media wayang adalah media pembelajaran yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran, yang dibuat menyerupai wayang kulit dan terbuat dari gambar tokoh dalam cerita yang ditempel di atas karton atau kardus dan diberi gagang. 31

2. Keterampilan Menyimak Cerita

Keterampilan menyimak cerita adalah kecakapan seseorang untuk mendengarkan lambang-lambang lisan dengan sungguh-sungguh, penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, isi atau pesan dari cerita yang terdiri dari unsur-unsur pembangun cerita yang didengar sehingga menjadi makna yang dapat diterima. 32

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ada dua yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dimana data penelitiannya berupa angka-angka dan dianalisis menggunakan statistik Sugiyono, 2007: 14. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena hasil penelitian ini banyak menggunakan angka-angka.

B. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen yaitu jenis pra eksperimen. Sugiyono 2007: 109 berpendapat bahwa pra eksperimen belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, karena masih ada variabel luar yang ikut berpengaruh pada variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random.

C. Desain Penelitian

Sukardi 2011: 184 mengemukakan desain penelitian adalah penggambaran secara jelas tentang hubungan antarvariabel, pengumpulan data, dan analisis data, sehingga dengan adanya desain yang baik peneliti 33 maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai gambaran tentang begaimana keterkaitan antara variabel yang ada dalam konteks penelitian dan apa yang hendak dilakukan oleh seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian. Sugiyono 2007: 110 menyebutkan pra eksperimen terdiri dari 3 macam yaitu: One-Shot Case Study , One Group Pretest-Posttest Design , dan Intact- Group Comparison . Penelitian ini menggunakan desain One Group Pretest- Posttest Design yang termasuk dalam penelitian pra eksperimen. Penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok tanpa menggunakan kelompok pembanding. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran variabel dependen dilakukan sebelum perlakuan pada kelompok kontrol dan sesudah perlakuan pada kelompok eksperimen. Dengan demikian dapat diperoleh data yang lebih akurat, karena dapat membandingkan antara hasil sesudah perlakuan dengan sebelum perlakuan. Desain penelitian One Pretest-Posttest Design dapat digambarkan sebagai berikut. Keterangan: O 1 = Nilai sebelum diberi perlakuan O 2 = Nilai sesudah diberi perlakuan X = Perlakuan atau treatmen Pengaruh perlakuan = O 2 – O 1 Tahap-tahap yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. O 1 X O 2