permasalahan yang selalu menarik perhatian para novelis. Masyarakat memiliki dimensi ruang dan waktu. Sebuah masyarakat jelas berhubungan dengan dimensi
tempat, tetapi peranan seseorang baca: tokoh dalam masyarakat berubah dan berkembang dalam waktu. Karena panjangnya, novel memungkinkan untuk itu
Sayuti, 2000: 11. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa novel
adalah sebuah prosa panjang yang tidak dapat selesai dibaca dalam sekali duduk dan memungkinkan untuk menghadirkan dimensi-dimensi ruang, waktu, latar,
penokohan secara panjang lebar.
2. Tokoh dan Penokohan
Karya sastra khususnya yang bergenre prosa seperti cerpen dan novel sosok “tokoh” sangatlah diperlukan. Sosok tokoh sangat berpengaruh terhadap jalan
cerita yang disajikan oleh pengarang. Dalam pembicaraan sebuah fiksi, sering digunakan istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan,
karakter dan karakterisasi secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama. Tokoh adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi,
sedangkan karakter yang dalam bahasa inggris
character
merujuk pada istilah watak dalam bahasa Indonesia yang berarti kondisi jiwa ataupun sifat dari tokoh
tersebut. Abrams via Nurgiyantoro, 2010:165 menjelaskan bahwa tokoh cerita
Character
adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan
tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Penokohan lebih menyaran pada teknik pewujudan dan pengembangan
tokoh dalam sebuah cerita. Walaupun tokoh cerita “hanya” merupakan tokoh ciptaan pengarang, ia haruslah merupakan seorang tokoh yang hidup wajar,
sewajar sebagaimana kehidupan manusia yang terdiri dari darah dan daging, yang mempunyai pikiran dan perasaan. Kehidupan tokoh cerita adalah kehidupan
dalam dunia fiksi, maka ia haruslah bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntutan cerita dan perwatakan yang disandangnya Nurgiyantoro, 2010:167.
Tokoh-tokoh dalam fiksi juga sering dikaitkan dengan kehidupan nyata manusia. Hal tersebut terjadi karena pembaca mencoba mengerti dan memahami
kehidupan tokoh dalam fiksi dengan acuan realitas kehidupan pada dunia nyata. Namun, pembaca juga harus memahami sepenuhnya hubungan antara tokoh dan
manusia sesungguhnya. Menurut Sayuti 2000: 69, hubungan antara tokoh fiksi dan manusia nyata bukan merupakan hubungan yang sederhana melainkan
merupakan hubungan yang kompleks. Oleh karena itu, dalam menghadapi tokoh- tokoh fiksi hal-hal yang harus kita sadari tidak hanya terbatas pada persamaan-
persamaan antara mereka dengan manusia melainkan juga perbedaan- perbedaannya. Dalam kehidupan yang sesungguhnya, manusia dapat menikmati
kebebasan sebanyak-banyaknya. Akan tetapi, tokoh fiksi tidak pernah berada dalam posisi yang benar-benar bebas karena ia merupakan bagian dari sebuah
keseluruhan artistik. Menurut Sayuti 2000: 74, ditinjau dari keseluruhan cerita, tokoh fiksi
dibedakan menjadi dua, yakni
tokoh sentral
atau tokoh utama dan
tokoh pariferal
atau tokoh tambahan bawahan. Tokoh sentral merupakan tokoh yang mengambil bagian terbesar dalam peristiwa dalam cerita. Peristiwa atau kejadian-kejadian itu
menyebabkan terjadinya perubahan sikap dalam diri tokoh dan perubahan pandangan kita terhadap tokoh tersebut. Jelasnya, tokoh sentral suatu fiksi dapat
ditentukan paling tidak dengan tiga cara.
Pertama,
tokoh itu yang paling terlibat dengan makna atau tema.
Kedua
, tokoh itu yang paling banyak berhubungan dengan tokoh lain.
Ketiga
, tokoh itu yang paling banyak memerlukan waktu penceritaan.
Menurut Nurgiyantoro 2010: 176, tokoh-tokoh dalam sebuah fiksi dapat dibedakan dalam beberapa jenis penamaan berdasarkan dari sudut mana
penamaan itu dilakukan. Berdasarkan perbedaan sudut pandang dan tinjauan, seorang tokoh dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis penamaan sekaligus,
misalnya tokoh utama- protagonis-berkembang-tipikal. a tokoh utama dan bawahan. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam
novel yang bersangkutan. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian, tokoh bawahan
adalah tokoh yang kemunculannya dalam cerita sangat sedikit, muncul ketika ada keterkaitannya dengan tokoh utama dan tidak dipentingkan, b tokoh protagonis
dan antagonis. Tokoh protagonis sering disebut hero —tokoh yang merupakan
pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai yang ideal bagi kita. Tokoh antagonis sering dikenal jahat
—tokoh yang menjadi penyebab terjadinya konflik. c tokoh sederhana dan tokoh bulat. Tokoh sederhana dalam bentuknya yang asli, adalah
tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat-watak tertentu saja dan tidak diungkap berbagai sisi kehidupannya. Tokoh bulat adalah tokoh
yang memiliki dan diungkap berbagai sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati