3.
Psikologi Sastra adalah salah satu kajian sastra yang bersifat interdisipliner,
karena memahami dan mengkaji karya sastra dengan menggunakan berbagai konsep dan kerangka teori yang ada dalam psikologi Wiyatmi, 2011: 23.
4.
Tokoh Utama adalah tokoh yang mengambil bagian terbesar dalam peristiwa
sebuah cerita.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoretik
1. Hakikat Novel
Pada hakikatnya sastra merupakan sebuah gambaran dari kehidupan nyata yang sering kita jumpai di tengah-tengah kehidupan masyarakat dan juga
kebudayaan. Sastra memiliki beberapa definisi, seperti yang dikemukakan oleh Wellek Warren via Wiyatmi, 2006: 14 tentang definisi sastra yaitu sebagai
berikut.
Pertama
, sastra adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak. Dengan pengertian yang demikian, maka segala sesuatu yang tertulis adalah sastra.
Kedua
, s astra hanya dibatasi pada “mahakarya”, yaitu buku-buku yang menonjol
karena bentuk dan ekspresi sastranya. Dalam hal ini kriteria yang dipakai adalah segi estetis, atau nilai estetis yang dikombinasikan dengan ilmu ilmiah.
Ketiga
,
sastra diterapkan pada seni sastra, yaitu dipandang sebagai karya yang imajinatif. Di sisi lain, sastra bukanlah Pseudo-religi atau psikologi atau sosiologi
tetapi pengaturan bahasa tertentu. Sastra mempunyai hukum, struktur, alat spesifiknya sendiri yang lebih dipelajari dari dalam dirinya sendiri daripada
direduksi menjadi hal yang lain. Karya sastra bukanlah kendaraan untuk ide, refleksi realitas sosial, maupun pengejawantahan dari kebenaran transendental:
sastra adalah fakta material yang fungsinya dapat dianalisis lebih seperti orang memeriksa sebuah mesin. Sastra terbuat dari kata-kata, bukan objek maupun rasa,
dan salah untuk melihatnya sebagai ekspresi dari pikiran penulisnya Eagleton, 2007: 3.
Wellek dan Warren 1989: 193 menyebutkan bahwa karya sastra muncul sebagai objek pengetahuan
sui generis
, yang mempunyai status ontologis khusus. Karya sastra bukanlah benda nyata seperti patung, mental psikologis seperti
rasa sakit ataupun penglihatan atau ideal seperti segi tiga. Namun, karya sastra adalah sistem norma dari konsep-konsep ideal yang intersubjektif. Konsep-konsep
itu berada dalam ideologi kolektif dan berubah bersama ideologi tersebut. Konsep-konsep itu hanya dapat dicapai melalui pengalaman mental perorangan
yang didasarkan pada struktur bunyi kalimatnya. Karya sastra sendiri menjadi bukti adanya daya cipta manusia yang
mengangkat realitas kehidupan seperti halnya novel. Novel sendiri memiliki arti karangan prosa yang panjang dan mengandung rangkaian cerita manusia satu
dengan manusia lainnya dan menonjolkan watak tiap-tiap tokoh di dalamnya. Terdapat beberapa jenis novel, salah satunya adalah novel psikologi. Sebuah
novel tidak akan dapat selesai dibaca dalam sekali duduk. Karena panjangnya, sebuah
novel secara
khusus memiliki
peluang yang
cukup untuk
mempermasalahkan karakter tokoh dalam sebuah perjalanan waktu, kronologi, dan hal ini tidak mungkin dilakukan pengarang dalam dan melalui cerpen Sayuti,
2000: 10. Novel memiliki arti karangan prosa yang panjang dan mengandung
rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Novel juga memungkinkan adanya
penyajian secara panjang lebar mengenai tempat ruang tertentu. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika posisi manusia dalam masyarakat menjadi pokok