Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD 2016 Kabupaten Ogan Komering Ilir 45 yang timbul adalah sebagian besar masyarakat masih memperlakukan sampah dengan pola lama dengan membuang sampah tanpa dilakukan pengelolaan sampah terlebih dahulu. Tabel 2.28. Indikator lingkungan hidup No Indikator Satuan Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 1 Persentase penegakan hukum lingkungan 1 1 2 2

2.2.1.6. Kependudukan dan Catatan Sipil

Rasio penduduk usia lebih dari 17 tahun atau sudah menikah yang berKTP persatuan penduduk pada tahun 2013 sebesar 34,36 dari jumlah 764.894 jiwa dan meningkat pada tahun 2014 sebesar 50,92. Tabel 2.29. Indikator Kependudukan No Indikator Satuan Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 1 Rasio penduduk ber KTP per satuan penduduk 11,75 6,08 8,57 34,36 50,92 2 Rasio bayi berakte kelahiran 4,57 6,19 1,52 1,57 1,73 3 Rasio pasangan berakte nikah 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 4 Kepemilikan KTP 86.648 41.036 64.562 244.331 277.012

2.2.1.7. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Pemberdayaan perempuan hanya dapat dilakukan apabila potensi sumber daya manusia telah berimbang antara pria dan wanita. Dalam pembentukan wanita yang dapat bersaing secara positif dengan pria tentu saja harus merubah pola pikir, dimana pada zaman dahulu pola pikir bahwa wanita hanya menjadi pendamping dan mengurus rumah tangga, tetapi juga harus berpikir maju bahwa wanita juga dapat berprestasi sama bahkan dapat melebihi prestasi pria. Peningkatan potensi sumber daya wanita tentu saja dapat dicapai melalui pendidikan yang cukup dan kesetaraan untuk mendapatkan hak yang sama dalam menuntut ilmu. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK merupakan indikator untuk melihat perbandingan jumlah penduduk yang bekerja terhadap jumlah penduduk usia kerja. Secara umum, apabila tingginya TPAK disebabkan karena tingginya penduduk yang Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD 2016 Kabupaten Ogan Komering Ilir 46 bekerja, maka TPAK tersebut menunjukan kinerja partisipasi angkatan kerja yang baik. Secara umum, TPAK perempuan jauh lebih rendah daripada TPAK laki-laki. Hal ini disebabkan karena TPAK laki-laki bersifat universal karena setiap laki-laki dewasa dituntut untuk mencari nafkah dirinya maupun keluarganya. TPAK perempuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain meningkatnya pendidikan wanita, terbukanya kesempatan kerja bagi wanita, meningkatnya kebutuhan ekonomi keluarga dan kemajuan sosial ekonomi masyarakat seperti pandangan terhadap wanita yang bekerja. Sebaliknya Tingkat Pengangguran Terbuka TPT perempuan cenderung lebih tinggi dibanding dengan laki-laki. Kondisi ini disebabkan karena kesempatan kerja perempuan lebih terbatas dibandingkan dengan laki-laki. Selain itu pada momen-momen tertentu penduduk laki-laki lebih besar peluangnya untuk memasuki pasar kerja dibandingkan dengan perempuan. Tabel 2.31. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK menurut jenis kelamin di Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2010 – 2014 No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Laki-Laki 86,71 88,71 90,79 87,15 89,00 Perempuan 51,81 58,76 58,89 54,64 51,56 2 Tingkat Pengangguran Laki-Laki 7,72 4,63 9,14 5,18 4,38 Perempuan 7,01 4,75 13,85 3,56 1,84

2.2.1.8. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah