BANK PERKREDITAN RAKYAT .1 Perkembangan BPR Konvensional

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau Triwulan I ‐ 2010 31 itu, dana pihak ketiga masih tumbuh sebesar 5,89 yoy, namun secara triwulanan turun sebesar 5,89 menjadi Rp441,71 milyar. Fungsi intermediasi bank umum syariah mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan kenaikan financing to deposit ratio FDR menjadi 109,97 dibanding tahun lalu pada triwulan I yang sebesar 85,91, namun secara triwulanan menurun tipis dibanding akhir tahun 2009 yang sebesar 110,69. 3.2 BANK PERKREDITAN RAKYAT 3.2.1 Perkembangan BPR Konvensional Perkembangan BPR konvensional di Kepulauan Riau pada triwulan I-2010 menunjukkan pertumbuhan yang melambat. Pertumbuhan ini terlihat dari indikator seperti aset, DPK, kredit, dan LDR. Secara tahunan, pertumbuhan aset BPR menurun dari 64,98 y- o-y pada triwulan lalu menjadi 57,92 pada triwulan laporan yang mencapai Rp 1,72 triliun. Demikian juga dengan pertumbuhan DPK yang menurun dari 63,36 menjadi 53,24 atau menjadi sebesar Rp 1,23 triliun. Sebaliknya, penyaluran kredit BPR mengalami peningkatan dari 50,62 menjadi 68,36 atau menjadi sebesar Rp 998,62 milyar. Fungsi intermediasi BPR juga mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan kenaikan LDR dari 78,60 pada akhir tahun 2009 menjadi 81,34 pada triwulan laporan. Sebagian besar kredit yang disalurkan BPR konvensional di Kepulauan Riau merupakan kredit konsumsi, yakni untuk membiayai kendaraan bermotor. Pangsa kredit konsumsi mencapai 63,09 dari total kredit, sedangkan sisanya merupakan kredit modal kerja dan investasi masing-masing sebesar 28,64 dan 8,27. Sementara itu, NPL BPR masih rendah, yakni sebesar 1,23 pada triwulan laporan atau meningkat dibanding triwulan IV-2009 yang mencapai 1,03. 20 40 60 80 100 120 140 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000 TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I 2008 2009 2010 Aset DPK Pembiayaan FDR Rp Juta Grafik 3.8. Perkembangan Indikator Bank Umum Syariah di Kepulauan Riau Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau Triwulan I ‐ 2010 32

3.2.2 Perkembangan BPR Syariah

Pada triwulan I-2010, secara umum, perkembangan BPR Syariah di Kepulauan Riau mengalami sedikit peningkatan. Secara triwulanan, pertumbuhan aset BPRS meningkat dari 31,13 qtq menjadi 38,95 atau mencapai sebesar Rp29,46 milyar. Demikian juga pertumbuhan pembiayaan yang disalurkan BPRS mengalami peningkatan dari 30,09 qtq menjadi 46,79 atau sebesar Rp29,78 milyar. Sementara itu, pertumbuhan DPK yang berhasil dihimpun mengalami peningkatan dari 31,73 qtq menjadi 49,20 atau mencapai Rp12,46 milyar. Dengan kondisi tersebut, Financing to deposit ratio FDR BPRS di Kepulauan Riau mengalami sedikit penurunan dari 242,87 pada triwulan lalu menjadi 238,95 pada triwulan laporan. Tingginya FDR ini disebabkan BPRS di Kepulauan Riau masih sulit untuk melakukan penetrasi pasar dalam menghimpun dana masyarakat sehingga pembiayaan yang disalurkan sebagian besar berasal dari ekuitasnya. Untuk memenuhi kecukupan pendanaan, BPRS dapat memanfaatkan linkage program dengan bank umum. Grafik 3.10. Perkembangan Indikator BPR Syariah di Kepulauan Riau 50 100 150 200 250 300 350 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I 2008 2009 2010 Aset DPK Pembiayaan FDR Rp Juta 20 40 60 80 100 120 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000 1.200.000 1.400.000 1.600.000 1.800.000 2.000.000 TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I 2008 2009 2010 Aset DPK Kredit LDR Rp Juta Sumber : Laporan Bulanan BPR Sumber : Laporan Bulanan BPR Grafik 3.9. Perkembangan Indikator BPR Konvensional di Kepulauan Riau Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau Triwulan I ‐ 2010 33 BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

4.1 TARGET APBD TAHUN 2010