Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I ‐ 2010
40
5.1.2 Penyediaan Uang Kartal Layak Edar
Bank Indonesia senantiasa menjaga kualitas uang kartal yang layak edar dengan menerapkan clean money policy yaitu dengan melakukan pemusnahan atau pemberian tanda
tidak berharga PTTB terhadap uang kartal yang sudah tidak layak edar. Selama triwulan I- 2010, KBI Batam telah melakukan pemusnahan uang kertas sebanyak 3,56 juta lembar atau
Rp 49 Milyar, turun sebesar 30,75. Berdasarkan denominasi yang paling banyak dimusnahkan adalah pecahan Rp 1.000, Rp 5.000, Rp 20.000, Rp 10.000, dan Rp 50.000
masing-masing sebesar 31,89, 19,61, 17,22, 16,34, dan 13,39.
5.1.3 Uang Palsu
Selama triwulan I-2010, uang palsu yang ditemukan oleh Kantor Bank Indonesia Batam relatif sedikit, yakni sebanyak 25 lembar atau secara nominal sebesar Rp 1,45 juta.
Uang kertas pecahan Rp 50.000 merupakan pecahan uang palsu yang paling banyak ditemukan yaitu sebesar 60 dari total lembaran uang palsu yang ditemukan. Untuk
menekan jumlah peredaran uang palsu, KBI Batam senantiasa melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang ciri-ciri keaslian uang rupiah, serta melalui iklan layanan masyarakat di
ruang publik.
5.2 TRANSAKSI PEMBAYARAN NON TUNAI
5.2.1 Kliring Lokal
Selama triwulan I-2010, transaksi pembayaran non tunai melalui kliring di wilayah kerja KBI Batam, baik secara volume maupun nominal mengalami penurunan dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya. Volume transaksi kliring pada triwulan I-2010 adalah sebanyak 107.252 warkat atau turun sebesar 3,3 q-t-q namun secara tahunan naik sebesar 5,49
y-o-y, sementara secara nominal sekitar Rp 2,03 triliun atau turun sebesar 8,38 dan secara tahunan turun sebesar 21,96 y-o-y.
Penurunan jumlah transaksi kliring juga diikuti dengan penurunan jumlah tolakan cek dan BG selama triwulan laporan menjadi sebanyak 2.607 warkat atau turun sebesar 10,63
q-t-q namun secara tahunan naik sebesar 43,87, sementara secara nominal mengalami penurunan sebesar 25,68 menjadi Rp 65 milyar, namun secara tahunan meningkat
14,59.
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I ‐ 2010
41
2010 Tw.1
Tw.2 Tw.3
Tw.4 Tw.1
Tw.2 Tw.3
Tw.4 Tw.1
qtq yoy
Volume Lembar 104.027 108.574
111.429 102.838 101.670 105.943 107.009 110.917 107.252
-3,30 5,49
Nominal Rp miliar 2.456
2.719 2.964
2.742 2.597
2.549 2.677
2.212 2.027
-8,38 -21,96
Volume Lembar 1.873
1.770 1.986
2.160 1.812
2.036 2.923
2.917 2.607
-10,63 43,87
Nominal Rp miliar 47,16
71,27 49,34
56,80 57
56 72
88 65
-25,68 14,59
Pertumbuhan Perputaran Kliring
Penolakan CekBG Kosong Keterangan
2008 2009
5.2.2 Real Time Gross Settlement RTGS
Transaksi masyarakat melalui sarana Bank Indonesia Real Time Gross Settlement BI- RTGS di Provinsi Kepulauan Riau sebagian besar masih terjadi di Kota Batam. Transaksi BI-
RTGS keluar dari Kota Batam selama triwulan I-2010 tercatat sebesar Rp 4,74 triliun atau 86,64 dari seluruh transaksi BI-RTGS dari Provinsi Kepulauan Riau ke wilayah lainnya di
Indonesia. Sedangkan transaksi RTGS dari Kabupaten Tanjung Balai Karimun dan Kota Tanjung Pinang masing-masing tercatat sebesar Rp 380,53 milyar dan Rp 350,53 milyar.
Sementara itu, transaksi BI-RTGS yang masuk ke Kota Batam selama triwulan I-2010 tercatat sebesar Rp 8,01 triliun atau 88,98 dari seluruh transaksi BI-RTGS yang masuk ke
Provinsi Kepulauan Riau. Sedangkan transaksi BI-RTGS yang masuk ke Kota Tanjung Pinang tercatat sebesar Rp 614,24 milyar. Transaksi BI-RTGS yang masuk ke Tanjung Balai Karimun
dan Kabupaten Natuna masing-masing tercatat sebesar Rp 333,31 milyar dan Rp 45,07
milyar.
Tabel 5.1. Perkembangan Transaksi Non Tunai
Tabel 5.2. Transaksi RTGS di Kepulauan Riau Triwulan I-2010
Nilai Nilai
Nilai Miliar Rp
M iliar Rp M iliar Rp
BATAM 4.740,12
7.497,00 8.011,18
13.915,00 3.403,31
4.245,00 NATUNA
- -
45,07 96,00
- -
TANJUNG BALAI 380,53
1.949,00 333,31
996,00 30,79
66,00 TANJUNGPINANG
350,53 880,00
614,24 1.080,00
156,45 472,00
Re gion FROM
TO FROM - TO
Volum e Volum e
Volum e
Sumber : Bank Indonesia Batam Sumber : Bank Indonesia Batam
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I ‐ 2010
42
BAB 6 PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN