Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I ‐ 2010
33
BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH
4.1 TARGET APBD TAHUN 2010
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD seluruh kabupaten dan kota di provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2010 ditargetkan sebesar Rp 6,86 triliun, turun 1,5
dibanding total APBD Kepulauan Riau tahun sebelumnya. Di sisi penerimaan, penurunan terbesar terjadi pada pos Pendapatan Asli Daerah PAD yang turun 1,9 menjadi sekitar Rp
1,03 triliun, serta pengurangan alokasi Dana Perimbangan sebesar 0,4 menjadi sekitar Rp 4,07 triliun.
Secara umum, berkurangnya Dana Perimbangan yang dialokasikan pemerintah pusat dilakukan untuk mendorong optimalisasi sumber pembiayaan daerah diluar Dana
Perimbangan sesuai Permendagri Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pedoman penyusunan APBD tahun anggaran 2010, dan meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran di daerah. Di
samping itu, penyebab penurunan juga dipengaruhi oleh adanya Peraturan Daerah Perda terkait penerimaan daerah yang berbenturan dengan kebijakan pemerintah pusat, sehingga
menurunkan potensi penerimaan yang direncanakan sebelumnya.
Tabel 4.1. Perkembangan Total APBD Provinsi Kepulauan Riau
Tahun Anggaran 2007 s.d. 2010 dalam jutaan Rupiah
2007 2008
∆ 2007-2008
2009
∆ 2008-2009
2010
∆ 2009-2010
PENDAPATAN
4,815,445 4,178,569
-13.2
5,336,421
27.7
5,399,234
1.2
BAGIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH
598,897 952,217
59.0
1,050,396
10.3
1,030,742
-1.9
DANA PERIMBANGAN
3,969,281 2,903,001
-26.9
4,089,414
40.9
4,073,660
-0.4
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
247,267 323,351
30.8
196,611
-39.2
294,831
50.0 BELANJA
6,220,533 5,155,325
-17.1
6,973,402
35.3
6,865,662
-1.5
BELANJA TIDAK LANGSUNG
1,687,938 1,959,360
16.1
2,574,573
31.4
2,740,179
6.4
- Belanja subsidi
35,044 79,218
126.1
123,996
56.5
73,490
-40.7
- Belanja hibah
87,153 61,420
-29.5
157,308
156.1
242,361
54.1
- Belanja bantuan sosial
240,368 194,997
-18.9
240,188
23.2
233,971
-2.6
BELANJA LANGSUNG
4,532,595 3,195,965
-29.5
4,398,829
37.6
4,125,483
-6.2
- Belanja pegawai
616,802 400,679
-35.0
607,547
51.6
644,627
6.1
- Belanja barang dan jasa
1,477,486 1,330,753
-9.9
1,617,929
21.6
1,597,660
-1.3
- Belanja modal
2,438,307 1,464,533
-39.9
2,173,353
48.4
1,883,195
-13.4 SURPLUSDEFISIT
1,405,088 976,756
-30.5
1,636,981
67.6
1,466,428
-10.4
Menurunnya anggaran penerimaan tersebut diharapkan tidak mempengaruhi kinerja pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan daerahnya. Kekhawatiran ini
dipengaruhi oleh besarnya penurunan pada pos anggaran belanja barang dan jasa serta belanja modal yang justru memiliki efek multiplier yang besar dalam menstimulus
Sumber : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan DJPK, diolah
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I ‐ 2010
34
perekonomian daerah. Di lain pihak, anggaran belanja pegawai justru mengalami kenaikan sekitar 6 di tengah pemulihan ekonomi yang masih dini serta tingkat inflasi yang rendah.
Penurunan APBD 2010 terjadi pada seluruh anggaran pemerintah baik provinsi, kota, maupun kabupaten di Kepulauan Riau. APBD provinsi Kepulauan Riau tahun 2010
diperkirakan turun Rp 16 miliar 0,87, dari sebelumnya Rp 1,846 triliun menjadi Rp 1.830 triliun. Terjadinya penurunan tersebut disebabkan karena berkurangnya dana perimbangan
dan Dana Bagi Hasil DBH Migas untuk provinsi Kepri pada tahun 2010 mendatang. Sementara itu, APBD kota Batam di tahun 2010 diperkirakan turun Rp 200 miliar dibanding
tahun 2009 yang mencapai Rp 1,024 triliun. Salah satu penyebab penurunan tersebut disebabkan banyaknya Perda yang saat ini belum jelas implementasinya dan berbenturan
dengan kebijakan pemerintah pusat. Sebagai contoh Perda Kepelabuhanan yang ditargetkan menyumbang pendapatan sekitar Rp 31 miliar dan airportax yang harusnya menyumbang kas
daerah puluhan miliar, tapi tidak tercapai secara optimal karena adanya kebijakan pemerintah pusat dalam membatasi pajak dan retribusi daerah berdasarkan Permendagri Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pedoman penyusunan APBD tahun anggaran 2010.
Tabel 4.2. Perkembangan APBD Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Riau T.A. 2010
JENIS PENERIMAAN BELANJA APBD 2010
Prov. Kep.Riau
Kab. Karimun
Kab. Bintan
Kab. Natuna
Kota Batam
Kota Tj.Pinang
Kab. Lingga
Kab.
Kep.
Anambas TOTAL
APBD‐ 2010
PAD 400,884
236,916 119,672
14,344 195,282
46,824 12,021
4,800 1,030,742
Pajak daerah
382,664 193,410
97,124 2,693
144,665 14,944
2,400 4,000
841,900 Retribusi
daerah 1,678
18,735 4,330
1,041 21,854
14,591 2,841
300 65,369
Hasil pengelolaan kekayaan daerah ydp
714 2,320
4,600 4,610
2,000 3,038
‐ ‐
17,282 Lain
‐lain PAD yang sah 15,829
22,450 13,619
6,000 26,763
14,252 6,780
500 106,191
Dana Perimbangan
1,077,079 184,643
258,751 544,621
751,025 375,941
328,170 553,429
4,073,660 DBH
pajakbukan pajak 733,548
104,850 137,834
519,832 481,008
186,844 193,130
316,490 2,673,536
Dana alokasi umum
338,972 77,106
110,235 ‐
230,165 185,956
133,600 213,045
1,289,078 Dana
alokasi khusus 4,559
2,688 10,683
24,789 39,852
3,142 1,440
23,894 111,046
Lain ‐lain Pendapatan yang Sah
20,718 20,747
40,574 17,175
106,488 28,100
46,029 15,000
294,831
Hibah 20,718
‐ 12,000
‐ 3,617
‐ ‐
5,000 41,335
Dana darurat
‐ ‐
‐ ‐
‐ ‐
‐ ‐
‐ DBH
pajak dari Prop.Pemda lainnya ‐
14,225 25,074
12,320 76,011
28,100 12,000
10,000 177,730
Dana penyesuaian dan otonomi khusus
‐ ‐
‐ 4,855
26,860 ‐
34,029 ‐
65,744 Bantuan
keu. dari Prop.Pemda lainnya ‐
‐ 3,500
‐ ‐
‐ ‐
‐ 3,500
Lain ‐lain pendapatan daerah yang sah
‐ 6,522
‐ ‐
‐ ‐
‐ ‐
6,522
Total Pendapatan
1,498,682 442,306
418,997 576,140
1,052,795 450,865
386,220 573,229
5,399,234 Belanja
Tidak Langsung 533,459
344,155 251,998
351,486 554,816
281,500 178,606
244,159 2,740,179
Belanja Pegawai
175,410 273,034
185,190 217,441
482,407 238,450
137,363 189,078
1,898,374 Belanja
Bunga ‐
‐ ‐
‐ ‐
‐ ‐
‐ ‐
Belanja Subsidi
10,000 ‐
‐ 36,966
20,940 ‐
584 5,000
73,490 Belanja
Hibah 107,950
10,420 16,901
55,721 19,483
6,600 17,086
8,200 242,361
Belanja Bantuan sosial
79,832 26,737
24,175 17,402
23,030 31,950
7,149 23,695
233,971 Belanja
Bagi hasil kpd PropKabKota 149,767
‐ ‐
‐ ‐
1,000 14,923
‐ 165,690
Belanja Bantuan keu. kpd PropKabKota
8,500 33,464
23,732 21,956
6,955 2,500
‐ 15,686
112,793 Belanja
tidak terduga 2,000
500 2,000
2,000 2,000
1,000 1,500
2,500 13,500
Belanja Langsung
1,296,541 340,795
224,999 483,799
760,971 289,942
352,939 375,497
4,125,483
Belanja Pegawai
181,775 68,548
51,688 60,137
125,285 37,082
56,575 63,536
644,627 Belanja
Barang dan jasa 355,279
164,986 121,143
260,870 269,970
151,618 141,402
132,392 1,597,660
Belanja Modal
759,487 107,261
52,168 162,791
365,717 101,241
154,962 179,569
1,883,195
Total Belanja
1,830,000 684,951
476,997 835,285
1,315,787 571,442
531,545 619,656
6,865,662 SURPLUS
DEFISIT 331,318
242,644 58,000
259,145 262,992
120,577 145,325
46,427 1,466,428
Pembiayaan Netto
331,318 242,644
58,000 259,145
262,992 120,577
143,500 46,881
1,465,057 Penerimaan
331,318 242,644
62,000 274,145
265,916 120,577
149,000 46,881
1,492,480 SiLPA
TA sebelumnya 331,318
242,644 62,000
274,145 220,000
120,577 149,000
46,881 1,446,565
Sumber : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan DJPK, diolah
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Kepulauan Riau
Triwulan I ‐ 2010
35
Sementara itu, APBD Kota Tanjungpinang tahun 2010 diprakirakan mengalami penurunan hingga 21,6 dibanding tahun 2009 menjadi Rp 542 miliar. Penurunan antara
lain terjadi pada sektor PAD sebesar Rp 40,8 miliar atau mengalami penurunan 1,6 persen dari Rp 41,5 miliar pada APBD 2009. Selain sektor PAD, dana perimbangan juga mengalami
penurunan sekitar 15,35 atau menjadi Rp 375,9 miliar, terutama dana alokasi umum DAU dan dana alokasi khusus DAK, yang masing-masing turun sebesar 18,9 dan 91,19.
Terjadinya penurunan pada pos DAK karena kebijakan pemerintah pusat hanya mengalokasikannya bagi sanitasi dan air bersih.
Kabupaten Natuna sebagai daerah penghasi migas terbesar di Kepulauan Riau bahkan mengalami penurunan anggaran yang jauh lebih besar. Target APBD Natuna tahun
2010 diperkirakan senilai Rp 843 miliar atau menurun sekitar Rp 400 miliar dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,2 triliun. Dalam RAPBD tersebut, pendapatan dari sisi
penerimaan mencapai Rp 576 miliar, yang diantaranya berasal dari Pendapatan Asli Daerah PAD sebesar Rp 14 miliar. Pos PAD tersebut terdiri dari dana Hasil Pajak Daerah Rp 2,6
miliar, retribusi daerah Rp 1 miliar, dan pos Hasil Pengolahan Kekayaan Daerah yang dipisahkan Rp 4,6 miliar. Selain itu, dari pos dana perimbangan yang diproyeksikan Rp 547
miliar dengan sumber pendapatan dari dana perimbangan Bagi Hasil Pajak Rp 94 miliar, Bagi Hasil bukan Pajak sumber daya alam Rp 427 miliar dan pos dari Dana Alokasi Khusus DAK
Rp 24 miliar. Di sisi pembiayaan, anggaran belanja langsung dialokasikan sebesar Rp 481 miliar, dan belanja tidak langsung sekitar Rp 353 miliar. Adapun pembiyaan defisi anggaran
diperoleh dari penerimaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran SILPA tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp 274 miliar.
4.2. REALISASI APBD PROVINSI KEPULAUAN RIAU