2. Penurunan Kualitas Air Danau

Profil Danau Limboto Tahun 2009 35 peruntukan lainnya 42 hektar. Hal ini menimbulkan kerawanan sosial karena konflik antar masyarakat kemungkinan besar dapat terjadi dalam memperebutkan kawasan danau. Penyusutan luas dan pendangkalan terutama disebabkan kurangnya air yang tertahan dan sedimentasi akibat penggundulan hutan di bagian hulu. Tekanan pertumbuhan penduduk di sekitar danau telah mempercepat penyusutan luas dan pendangkalan, seperti illegal logging, penimbunan sampah, dan illegal fishing. Perkembangan terakhir menunjukkan sebagian wilayah permukaan danau sudah ditempati oleh masyarakat.

a.2. Penurunan Kualitas Air Danau

Berbagai aktivitas masyarakat di sekitar dan di dalam kawasan danau juga mengancam dan memperburuk kelestarian fungsi danau. Saat ini kualitas air Danau Limboto mengalami penurunan akibat limbah domestik, aktivitas budidaya yang dilakukan di dalam danau, dan sedimentasi danau akibat erosi di daerah hulu sungai. Monitoring kualitas air danau menunjukkan beban pencemaran organik yang tinggi dari sumber aliran yang melalui kawasan perkotaan tersebut, seperti terlihat pada kandungan oksigen terlarut di Sungai Alo 0,77 mgl, Sungai Biyonga 0,94 mgl, dan kandungan total nitrogennya adalah 2,69 mgl, sementara total fosfornya 1,44 mgl. Akibat eutrofikasi berbagai tanaman pengganggu tumbuh subur yang banyak menyerap air dan dapat mempercepat pendangkalan danau. Masukan bahan organik dan hara ini menyebabkan kondisi perairan danau menjadi subur, seperti terlihat dari hasil perhitungan Indeks Status Kesuburan yang menunjukkan perairan Danau Limboto termasuk kedalam kategori perairan eutrofik ke hypereutrofik. Hal ini sejalan dengan fakta di lapangan dimana tampak tumbuhan air dan fitoplankton sangat melimpah di Danau Limboto LIPI, 2007. Profil Danau Limboto Tahun 2009 36 Gambar 12. Status Trofik di Danau Limboto Tingkat cemaran organik yang tinggi juga terindikasi dari kelimpahan biota benthik, khususnya dari kelas tubificidae yang tinggi di dasar perairan danau. Kawasan pemukiman juga berkembang di lingkungan sekitar danau, bahkan di beberapa bagian tepian danau, pemukiman penduduk secara langsung bersentuhan dengan badan air danau. Sumber potensial cemaran bahan organik lainnya di Danau Limboto adalah dari budidaya jaring apung dan jaring tancap yang berkembang di badan air danau tersebut. Dari hasil perhitungan Indeks Kimia Kirchoff, perairan Danau Limboto masih termasuk kedalam perairan yang tercemar ringan LIPI, 2007. Meskipun demikian masalah pencemaran ini perlu mendapat perhatian khusus karena terdeteksinya kandungan logam merkuri dalam konsentrasi yang tinggi di badan perairan danau tersebut. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Dem b e Kp g U h u T e nga h H un tul ab oh u P upe lo M Alo Pe da tu m a Lokasi TSI Hypereutrofik dgn scum alga Hypereutrofik ultraoligotrofi eutrofik Profil Danau Limboto Tahun 2009 37 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Emb e Kp g U h u T e nga h Hu nt ul a boh u Pu p e lo M Al o P e da tu ne Bi y o n g a S. A lo S. Bo h o Po h o Ou tle t Lokasi In d e k s Ki mi a Ki rc h o ff Gambar 13. Nilai Indeks Kimia Kirchoff di Danau Limboto

a.3. Perkembangan Eceng Gondok