Profil Danau Limboto Tahun 2009
4
10 3000
6970
5 10
15 20
25 30
35
1932 1961
1990-2008 1000
2000 3000
4000 5000
6000 7000
8000
Kedalaman Luas
a.3. Luas, Kedalaman dan Iklim
Pada tahun 1932 rata-rata kedalaman Danau Limboto 30 meter dengan luas 7.000 Ha, dan tahun 1961 rata-rata kedalaman Danau
berkurang menjadi 10 meter dan luas menjadi 4.250 Ha. Sedangkan tahun 1990 - 2008 kedalaman Danau Limboto rata-rata tinggal 2,5
meter dengan luas 3.000 Ha.
Pendangkalan danau terutama diakibatkan adanya erosi dan sedimentasi akibat usaha-usaha pertanian yang tidak mengindahkan
konservasi tanah dan kegiatan pembukaan hutan illegal logging di daerah hulu sungai tangkapan air terutama pada DAS Limboto juga
kegiatan budidaya perikanan yang kurang ramah lingkungan. Kawasan Danau Limboto dan daerah aliran sungainya DAS terletak
pada daerah bayang-bayang hujan selama 44 tahun terakhir 1961-2005 sebesar 1.426 mm per tahun. Curah hujan bulanan lebih kecil dari 100
mm bulan kering terjadi selama 3 bulan yaitu pada bulan Agustus, September dan Oktober. Sedangkan curah hujan di atas 100 mm
bulan basah terjadi selama 9 bulan, yaitu bulan Januari-Juli dan bulan November - Desember. Menurut klasifikasi Iklim Oldeman dan
Darmijati 1977, kawasan Danau Limboto dan sekitarnya termasuk dalam Zona Agroklimat E2. Dengan demikian musim kemarau cukup
Gambar 4. Pendangkalan Danau Limboto
Profil Danau Limboto Tahun 2009
5
panjang, yaitu antara Agustus – Oktober. Jumlah hari hujan dalam setahun berkisar antara 172 - 216 hari, dengan rata - rata hari hujan
sebanyak 194 hari per tahun dan rata hari hujan per bulan selama setahun 16,2 hari. Jumlah hari hujan di atas, rata - rata hari hujan per
bulan selama 9 bulan, pada bulan Januari - Juli dan November – Juni. Nilai Evapotranspirasi rata - rata bulanan di kawasan Danau Limboto
dan sekitarnya, berkisar antara 127 - 145 mm. Sedangkan jumlah rata - rata setahunnya sebesar 1652,8 mm. Keadaan iklim di wilayah Sub
DAS Limboto sebagai berikut : Temperatur rata-rata bulanan : 22,2° C – 31,3° C.
Kelembaban udara relatif tahunan rata-rata : 81. Kelembaban udara rata-rata bulanan: 77 – 83.
Kecepatan angin rata-rata bulanan : 1,17 – 2,48 mdetik. Penyinaran angin rata-rata bulanan : 4,4 – 7,1 jamhari.
Penyinaran tertinggi pada bulan. Penyinaran terendah pada bulan.
Type iklim menurut Schmidt dan Ferguson : C. Type iklim menurut Oldeman termasuk E 1 3 bulan basah, 2
bulan kering, dan D1 3-4 BB, 3-5 BK. Nilai erosifitas hujan R pada berbagai stasiun curah hujan pada
DAS Limboto adalah : Penakar Hujan Biyonga = 889,96. Penakar Hujan BMG Bandara Djalaludin = 665,32
Gambar 5. Kondisi Danau Limboto Tahun 2009
Profil Danau Limboto Tahun 2009
6 a.4. Volume Air dan Debit Air
Volume danau ditunjukkan pada Tabel 1. Dari tabel tersebut
terlihat bahwa volume danau yang diperoleh dari studi ini sedikit lebih besar dibanding volume yang didapat dari hasil studi JICA
tahun 2003. Salah satu penyebab perbedaan volume ini adalah akibat perbedaan kerapatan jarak antara jalur Untuk Danau
Limboto hubungan antara elevasi dengan luas genangan dan sounding yang digunakan. Dalam studi JICA 2003 jarak antar
jalur sounding adalah sekitar 500 meter, sedang dalam studi ini 2008 jarak antar jalur sounding jauh lebih rapat yaitu sekitar 125
meter 4 x lebih rapat.
Gambar 6. Existing Danau Limboto
Profil Danau Limboto Tahun 2009
7
Tabel 1: Luas Genangan dan Volume Danau Limboto
JICA 2003
0.0 19
0.5 159
389 1.0
378 1,693
0.00 1.5
637 4,203
0.37 2.0
1,160 8,633
2.51 2.5
1,557 15,401
7.04 3.0
2,049 24,386
13.90 3.5
2,625 36,041
23.15 4.0
3,125 50,398
34.62 Muka Air Normal Kemarau
4.5 3,630
67,269 47.79
5.0 4,394
87,298 78.83
5.5 4,644
109,890 104.84
6.0 4,991
133,972 132.60
6.5 5,255
159,586
Sumber : Hasil Analisa 2008
Elevasi m
Catatan Volume
Juta m3 Studi Ini 2008
Volume Juta m3
Luas Hectare
Profil Danau Limboto Tahun 2009
8 Gambar 7. Volume Danau Limboto
0. 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
20 40
60 80
10 12
1 40
1 60
180
V ol
um e
J uta
m
3
Elevasi m
S tudi
I ni
2008 S
tudi J
ICA 200
4
Profil Danau Limboto Tahun 2009
9
Danau Limboto adalah bagian dari sistem DAS Limboto yang merupakan sisa dari sebuah laguna yang menghubungkan dengan laut melalui daerah muara sungai
Bolango-Bone. Karena posisinya tersebut, muka air Danau Limboto dapat
dipengaruhi kondisi banjir Sungai Bolango dan bahkan banjir Sungai Bone. Karena sistem sungai yang saling terkait ini, maka dalam analisa hidrologi
danau perlu diperhitungkan bagaimana pengaruh DAS Limboto, DAS Bolango dan DAS Bone terhadap danau. Dengan demikian dalam analisa hidrologi,
yang perlu diperhitungkan adalah pengaruh seluruh sungai di Wilayah Sungai Limboto-Bolango-Bone. Secara singkat gambaran umum masing-masing DAS
adalah sebagai berikut :
DAS Danau Limboto
DAS Danau Limboto memiliki daerah aliran seluas 920 km
2
, termasuk luas permukaan danau yang bervariasi, mulai sekitar 25 km
2
dalam musim kemarau sampai 50 km
2
pada waktu banjir dalam musim hujan. Daerah penutupan hutan yang tidak terganggu saat ini diperkirakan mencakup 20
dari luas total DAS, sementara sekitar 66 dari daerah tersebut terdiri atas penggunaan lahan pertanian. Sekitar 20 anak sungai mengalir ke dalam
danau dari utara, barat, dan selatan.
DAS Sungai Bolango
Sungai Bolango memiliki luas total daerah aliran kurang lebih 520 km
2
. Tutupan hutan mencakup kurang lebih 46 dari luas wilayah sungai. Sungai
Bolango memiliki aliran dasar yang baik. Dimasa lalu, Sungai Bolango mengalir ke Danau Limboto, arah aliran berubah ketika terjadi sesar yang
mengangkat lahan di Limboto. DAS Bolango-Bone juga didominasi 80 oleh wilayah dengan kemiringan lereng lebih dari 40. Artinya, DAS ini juga rentan
terhadap proses degradasi yang cepat jika kawasan hulu dari catchment area- nya tidak dikelola secara tepat. DAS ini sangat rentan terhadap banjir. Ini
terlihat jelas pada frekuensi banjir yang terjadi di Kota Gorontalo.
Profil Danau Limboto Tahun 2009
10 DAS Sungai Bone
Sungai Bone memiliki luas total daerah aliran sebesar 1.331 km
2
. Tutupan lahan utamanya adalah hutan yang tidak terganggu 84. Daerah aliran
sungainya terutama terdiri atas daerah tinggi dan kawasan berpegunungan. Rata-rata ketinggian wilayah sungai ini kurang Iebih 700 m. Pola drainasenya
dipengaruhi oleh kondisi geologi, dengan banyak sesar utama yang berarah timur ke barat maupun utara ke selatan. Semua sungai utama di DAS ini
mengalir sepanjang tahun, dan memiliki aliran dasar yang baik. Limpasan lebih tinggi di wilayah sungai ini dibandingkan di tempat yang lain, karena
lerengnya yang terjal, tempatnya tinggi, dan tanahnya dangkal. Sekitar 23 anak sungai mengalir ke dalam Danau Limboto dari arah utara,
barat, dan selatan. Dari seluruh sungai tersebut hanya satu sungai yang mengalir sepanjang tahun, yaitu sungai Biyonga, dengan daerah aliran yang
cukup kecil seluas 68 km
2
. Sub DAS ini mengalirkan air dari rangkaian pegunungan yang lebih tinggi di sebelah Utara dan memiliki mata air
permanen. Anak Sungai yang terbesar adalah sungai Alo - Molalahu 348 km
2
dan sungai Pohu 156 km
2
. Anak- anak sungai tersebut mengalirkan air hujan dengan cepat, sehingga sangat sedikit air yang ditahan sebagai aliran dasar
tanah. Gambar 8 dan Gambar 9.
Gambar 8. Sistem Daerah Aliran Sungai DAS Limboto
Profil Danau Limboto Tahun 2009
11 Inlets Danau Limboto Berdasarkan pengamatan ada sekitar 23 sungai
dan saluran yang masuk danau Limboto selain saluran kecil lainnya dan drainase sawah di sebelah timur, utara dan barat danau. Disamping itu
yang menjadi sumber air lainnya bagi danau Limboto adalah air hujan yang jatuh langsung ke danau dan air tanah.
Data yang dilaporkan oleh JICA Stusy Team 2001 menunjukan bahwa sungai Biyonga, Meluopo dan Alo – Pohu merupakan sungai -sungai
utama pembawa sedimen ke danau. Dari ketiga sungai tersebut, sungai Biyonga mengkontribusikan 56 dari total sedimen yang masuk ke
danau.
Gambar 9. Peta Inlets Danau Limboto
Profil Danau Limboto Tahun 2009
12 Outlet Danau Limboto. Debit rata-rata outlet danau adalah 8,20 m
3
det dengan maksimal tercatat 39,70 m
3
det dan debit minimal tercatat 0,10 m
3
det.
Gambar 10. Peta Outlet Danau Limboto
b. Fungsi dan Manfaat Danau