Keanekaragaman Hayati 1. Flora profil danau limboto 2009

Profil Danau Limboto Tahun 2009 17

b. Keanekaragaman Hayati

b.1. Flora

Jenis tumbuhan air yang ditemukan pada tahun 2006 di Danau Limboto ada 9 jenis yaitu Enceng gondok Eichhornia crassipes, Kangkung Air Ipomoea Aquatica, Plambungo Ipomoea Crassicaulis, Rumput Panicum Repens, Scirpus Mucronatus, Tumbili Pistia Stratiotesh, Hydrila Hydrilla Ververticalata, Teratai Nelumbium sp dan Kiambang Azolla Pinata. Lihat Tabel 3. Tabel 3. Jenis-jenis tumbuhan air di Danau Limboto. Enceng gondok dan beberapa tumbuhan lainnya seperti rumput dan kangkung air di manfaatkan juga sebagai perangkap ikan yang disebut bibilo. Bibilo merupakan sejenis rumpon yang terbuat dari tumbuhan air seperti enceng gondok dengan luas mencapai sekitar 300 m 2 dipagari dengan bambu. Ikan-ikan akan datang dan berkumpul pada bibilo memanfaatkan enceng gondok sebagai tempat mencari makan dan berlindung. Bibilo di panen setelah 3-4 bulan untuk mengambil ikan yang hidup di dalamnya. Ikan yang biasa ditemukan antara lain gabus, nila, saribusepat, mujair, betok serta udang kecil. Persen Kelimpahan 1 Eceng Gondok Eichhornia crassipes mengapung 2 Bumalo Hydrilla, Ceratophyllum, tenggelam berakar Utricularia 3 Kangkung Ipomoea aquatica mengapung 4 Kiambang Azolla pinata mengapung 5 Plambungo Ipomoea crassicoulis mengapung 6 Rumput Panicum repens muncul di bagian tepi danau 7 Rumput Sciprus mucronatus muncul di bagian tepi danau 8 Teratai Nelumbium mengapung Otellia alismoides 9 Tumbili Pistia mengapung Sumber : LRPSI, 2007 Ket : sedikit sedang banyak No. Nama Lokal Nama Ilmiah Tipe Habitat Profil Danau Limboto Tahun 2009 18 Bentos atau organisme dasar yang ditemukan di Danau Limboto terdiri dari kelas Gastropoda dan Pelecypoda. Kelas Gastropoda yang ditemukan terdiri dari ordo Tarebia, Lymnaca Mangatifera dan Chironomus. Ordo yang paling banyak ditemukan adalah Tarebia. Tanaman air yang paling menonjol menutupi danau Limboto adalah eceng gondok. Jenis gulma ini akan mempercepat pendangkalan danau, rawawaduk, kompetitor tanaman padi, mengganggu transportasi air, sebagai habitat vektor penyakit dan mengurangi estetika perairan. Disamping itu, dengan laju pertumbuhan yang cepat akibat terjadinya eutrofikasi dapat mempercepat penutupan permukaan suatu perairan. Lebih lanjut biomasa dari tumbuhan yang mati akan mengendap sebagai bahan organik dan mempercepat pendangkalan dasar perairan karena sulit terurai akibat terbatasnya zat asam. Apabila suatu saat senyawa-senyawa ini mengalami proses pengangkatan ke permukaan dapat membahayakan organisme perairan di atasnya, seperti perikanan karamba atau jaring apung. Dalam situasi yang demikian kehadiran tumbuhan air tersebut berubah statusnya menjadi gulma perairan yang berbahaya.

b.2. Fauna