Pembangunan Berwawasan Lingkungan profil danau limboto 2009

Profil Danau Limboto Tahun 2009 29  Sinergitas program penanganan danau Limboto melalui koordinasi antar instansi  Menyusun perda pengelolaan ekosistem danau  Pembentukan kawasan lestari  Mengurangi interaksi intensif antara masyarakat dan hutan  Sosialisasi pemanfaatan danau dengan asas lestari dan berkesinambungan yang terus menerus kepada masyarakat  Pemberdayaan masyarakat pesisir danau Limboto  Penyelematan danau Limboto sebagai program prioritas tahun 2006  Melibatkan negaralembaga donor dalam mendukung penanganan dan penyelamatan danau

b. Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Pengelolaan sumberdaya alam merupakan salah satu program strategi pembangunan berkelanjutan di Indonesia, sebagaimana dirumuskan dalam salah satu agenda program strateginya, yaitu; penanganan pada konservasi keanekaragaman hayati, pengembangan bioteknologi dan pengelolaan terpadu wilayah pesisir dan lautan. Ketiga aspek tersebut diarahkan pada upaya-upaya pelestarian dan perlindungan keanekaragaman biologi pada tingkat genetik, spesies dan ekosistem serta menjamin kekayaan alam, fauna dan flora di seluruh kepulauan Indonesia. Kesadaran akan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati ini sangat diperlukan tidak saja untuk kepentingan bangsa Indonesia, melainkan juga untuk kepentingan secara global. Dengan demikian, upaya-upaya pengelolaan sumberdaya alam harus diarahkan tidak saja untuk kepentingan jangka pendek nasional tapi juga untuk kepentingan jangka panjang dalam skala yang lebih luas. Dalam konteks ini, sebagaimana upaya pengelolaan sumberdaya tanah, aspek penataan ruang menjadi penting untuk memfasilitasi proses-proses pemanfaatan dan pelestarian fungsi-fungsi lingkungan. Selanjutnya, Profil Danau Limboto Tahun 2009 30 pengembangan sistem pendataan dan informasi sumberdaya alam menjadi syarat mutlak berbagai upaya pengelolaan sumberdaya alam. Pokok bahasan konsep pembangunan yang berkelanjutan dalam banyak hal membantu kita mengarahkan pada tujuan akhir pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Pendekatan ekosistem dapat dilihat sebagai salah satu cara untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan, Secara umum, konsep ekosistem ditandai dengan studi tentang jenis-jenis mahluk hidup dan lingkungan fisiknya sebagai satu kesatuan terintegrasi. Dalam pengelolaan lingkungan, kepentingan pendekatan ekosistem adalah pada pendekatan yang komprehensif, menyeluruh dan terpadu. Konsep ini diyakini sebagai suatu konsep sistem, termasuk pula bagian-bagian yang menyusunnya serta hubungan atau keterkaitan antar bagian tersebut yang dapat diartikan sebagai komponen abiotik, biotik dan budaya culture yaitu bahwa manusia juga merupakan bagian dari ekosistem. Kepulauan Indonesia yang luas memberikan kekayaan ekosistem terestrial yang terbentang dari pantai hingga pegunungan tinggi termasuk didalamnya ekosistem perairan darat, seperti sungai, danau, situ dan rawa yang kemudian dibedakan menjadi ekosistem alami seperti hutan alam dan ekosistem binaan seperti hutan tanaman, perkebunan, sawah dan pemukiman. Keragaman ekosistem tersebut merupakan modal dasar dalam melaksanakan pembangunan, namun seiring dengan bertambahnya populasi penduduk yang merupakan salah satu komponen ekosistem yang bersifat dinamis maka perubahan kondisi ekosistem akibat perubahan fungsi lahan yang semakin meningkat. Perubahan tersebut akan mempengaruhi kondisi ekosistem baik di lokasi tempat terjadinya perubahan maupun di sekitarnya dan mengakibatkan posisi ekosistem tersebut menjadi rentan. Mengingat hal tersebut perlu adanya penataan ekosistem yang dapat membantu dalam usaha pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup sehingga kekayaan ekosistem dapat terus terjaga seiring dengan meningkatnya pembangunan dengan konsep pembangunan yang bekrelanjutan. Profil Danau Limboto Tahun 2009 31 Dasar legalitas dalam kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan ekosistem adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Alam Hayati dan Ekosistemnya. Dalam undang-undang tersebut diamanatkan bahwa konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Sedangkan batasan sumber daya alam hayati adalah sistem hubungan timbal balik antara unsur dalam alam, baik hayati maupun nonhayati yang saling tergantung dan mempengaruhi satu sama lain, dalam hal ini sumber daya alam hayati sendiri adalah unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sumber daya alam nabati tumbuhan dan sumber daya alam hewani satwa yang bersama unsur hayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem. Unsur ekosistem lain di luar faktor biotik dan abiotik adalah culture budaya yaitu sebaran penduduk, mata pencaharian dan pola hidup masyarakat, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dan juga akan mempengaruhi tatanan ekosistem dalam posisi yang rentan pada suatu daerah aliran sungai. Struktur dan kedinamisan ekosistem merupakan akibat dari proses perubahan. Banyak pergeseran tajam yang seringkali terjadi sangat berpengaruh terhadap struktur ekosistem. Akibat perubahan ini dapat menghambat pengelolaan yang telah ditentukan atau kebijakan pada level perencanaan. Prinsip ini memerlukan pengelolaan ekosistem dan perencanaan yang fleksibel terutama apabila timbul kejadian-kejadian yang tidak diperkirakan akibat perubahan komponen dan struktur ekosistem sehingga ekosistem berada dalam posisi yang rentan pada suatu daerah aliran sungai DAS yang merupakan satuan unit pengelolaan ekosistem. Dalam konteks DAS, pembangunan yang berkelanjutan dapat dicapai apabila perangkat kebijaksanaan yang akan diterapkan pada pengelolaan DAS dengan mempertimbangkan bahwa kebijakan pengelolaan DAS perlu Profil Danau Limboto Tahun 2009 32 dibuat dan dilaksanakan oleh semua aktor yang terlibat dalam aktivitas pengelolaan sumber daya alam pada skala DAS dan saling menyadari dampak apa yang akan ditimbulkan oleh aktivitas yang akan dilakukannya. Dengan demikian, dapat dilakukan evaluasi dini terhadap gejalagejala terjadinya degradasi lingkungan dan tindakan perbaikan yang diperlukan dapat segera dilaksanakan. Pengelolaan DAS dalam imbangannya dengan pengelolaan ekosistem adalah suatu formulasi kegiatan atau program yang bersifat manipulasi terhadap sumberdaya alam dan manusia yang terdapat pada daerah aliran sungai untuk memperoleh manfaat produksi dan jasa tanpa menyebabkan kerusakan sumberdaya air dan tanah. Termasuk dalam pengelolaan DAS identifikasi keterkaitan antara tata guna lahan, tanah dan air dan keterkaitan antara daerah hulu dan hilir suatu DAS yang perlu mempertimbangkan aspek-aspek sosial, ekonomi, budaya dan kelembagaan pada dan di luar daerah aliran sungai.

c. Analisis SWOT