2. Kelembagaan profil danau limboto 2009

Profil Danau Limboto Tahun 2009 50 konteks pengelolaan kawasan pedesaan atau kawasan sub DAS, dimana keterlibatan masyaraakat lokal sangat diperlukan sebagai subjek sekaligus juga objek dari pengelolaan itu sendiri mengikuti aturan-aturan pengelolaan yang lebih luas di tingkat DAS secara keseluruhan. Berdasarkan cara pandang perairan danau sebagai sumberdaya yang dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan masyarakat umum secara berkelanjutan menempatkan kepentingan sektor-sektor sebagai matrik sasaran pengelolaan dengan sektor lingkungan sebagai faktor pengikatnya. Dengan demikian pengelolaan perairan danau juga harus meliputi upaya-upaya koordinasi untuk pencapaian sasaran-sasaran sektoral secara optimal dengan memperhatikan batasan daya dukung lingkungan perairan danau. Informasi dan pengetahuan mengenai ekosistem perairan danau, meliputi struktur komponen dan proses ekologi serta sosial ekonomi masyarakat sangat diperlukan, baik untuk menentukan batasan daya dukung lingkungan maupun untuk penetapan nilai kepentingan setiap sektor yang terlibat.

b.2. Kelembagaan

Strategi kelembagaan pada dasarnya untuk mendorong pengembangan kelembagaan pengelolaan perairan danau yang bersifat partisipatif. Peran pemerintah melalui departemen atau dinas, misalnya Dinas Pekerjaan Umum atau Balai Pengelola Wilayah Sungai sangat diharapkan untuk bertindak sebagai fasilitator pengembangan kelembagaan pengelolaan partisipatif tersebut. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:  Pembentukan forum untuk pertemuan-pertemuan koordinatif yang melibatkan semua pemangku kepentingan untuk penyusunan kerangka kelembagaan, meliputi visi, misi, tujuan, sasaran, serta strategi-strategi pengelolaan, termasuk di Profil Danau Limboto Tahun 2009 51 dalamnya program-pogram implementasi kebijakan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Pertemuan demikian juga harus menyepakati bentuk kelembagaan serta yang akan dibentuk beserta struktur organisasi di dalamnya;  Memperjuangkan aspek legal kesepakatan pengelolaan yang telah ditetapkan untuk dijadikan undang-undang, peraturan pemerintah, atau peraturan daerah yang bersifat mengikat;  Untuk implementasi kebijakan serta strategi pencapaian sasaran selanjutnya disusun master plan kawasan perairan danau. Penyusunan master plan juga memerlukan keterlibatan masyarakat, pemangku kepentingan, serta pemerintah, ditambah tenaga-tenaga ahli terkait yang dapat memberikan masukan- masukan informasi untuk pengambilan keputusan yang akurat. Suatu tim ad hoc perlu dibentuk untuk maksud tersebut, dan karena memerlukan dana yang cukup besar kegiatan penyusunan master plan kawasan danau ini sebaiknya difasilitasi oleh pemerintah. Penetapan zona-zona peruntukan yang telah disusun sebagai bagian laporan kegiatan ini diharapkan dapat menjadi acuan utama dalam penyusunan master plan kawasan danau ini. Master plan selanjutnya harus digunakan sebagai dasar pengembangan kawasan perairan danau;  Pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan sosialisasi peraturan-peraturan pengelolaan danau, pencerahan aspek fungsi lingkungan danau, informasi teknolgi penangkapan, pengolahan hasil tangkap, dan status terkini pasar, serta pelaksanaan insentif pembangunan masyarakat berbasis sumberdaya perairan danau yang berkelanjutan;  Pengembangan sistem monitoring dan evaluasi lingkungan danau yang diintegrasikan dengan sistem informasi lingkungan danau. Data dan informasi tentang lingkungan danau, meliputi aspek biofisik dan sosial ekonomi masyarakat sangat penting untuk acuan dalam pengambilan keputusan pengelolaan danau. Profil Danau Limboto Tahun 2009 52 Demikian juga keterbukaan akses data dan informasi tersebut melalui suatu sistem informasi sangat penting untuk pemberdayaan masyarakat serta masukan-masukan ilmiah serta kepemerintahan yang baik.

c. Kelembagaan