LATAR BELAKANG Lap Akhir Kajian Pengembangan Desa Wisata DIY 08092016081709

aporan + , hir - . y 01 2 31 t 4 2 r t 4 5 5 0 1 s 0631 2 7 4 1 2 u 1 tu 1 2 , 0 1 simbiosis mutualisme. Namun, sesuai hukum pasar, suatu destinasi harus mengerti benar kaidah dan permasalahan pasar. Kepercayaan, adalah kata kunci bila akan bergerak dibidang jasa. Berbagai bidang jasa saling berhubungan erat dalam Industri Pariwisata seperti perbankan, money changer, jasa tranportasi, pertanian dan perkebunan agro wisata, dan masih banyak lagi. Persaingan, perjanjian, penghindaran klaim, proteksi, inteljen bisnis dilakukan oleh para pelaku dan pengelola pariwisata. Dia harus mengenal siapa konsumennya, kompetitornya dan potensinya sehingga destinasi tersebut dapat mengerti posisi dan kemampuannya dalam mempengaruhi pasar. Analisa komprehensif terhadap keinginan konsumen diperlukan untuk mengetahui varian dan kualitas produk yang diinginkan atau laku Dijual. Kualitas dan bauran keanekaragaman produk yang dihasilkan, merupakan cermin kemampuan produsen. Kemampuan produsen merupakan output dari proses pembinaan dan pembelajaran. Pemberdayaan masyarakat dengan model atur diri sendiri dibarengi dengan kualitas dan bauran produksi signifikan serta ketergantungan penghidupan pada kelestrian destinasi, merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ekonomi rakyat, utamanya disekitar destinasi. Kualitas, validitas, ketersediaan dan menejemen data merupakan hal terpenting dalam upaya untuk mengerti terhadap kemampuan diri sendiri dan kemampuan pesaing. Output Perencanaan solusi yang tepat hanya akan diperoleh apabila masukan data tentang permasalahan dapat diperoleh dengan cepat dan tepat. Pariwisata sering dipersepsikan sebagai wahana untuk meningkatkan pendapatan, terutama meningkatkan pendapatan pemerintah, khususnya pendapatan devisa, sehingga perkembangannya lebih bersifat ekonomi-sentris dan berorientasi pada pertumbuhan. Karena jumlah pendapatan devisa ditentukan oleh jumlah kunjungan, pengeluaran, dan lama kunjungan wisatawan ke negara destinasi, maka tolok ukur keberhasilan pengembangan pariwisata sering dinilai dengan pencapaian target : a. Jumlah kunjungan wisatawan 8 aporan 9 : hir ; = ? A B CA D u E r E B w F s E t E w E B expenditures c ? 8 am a tinggal w isataw an lengh of stay Renstra Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Nasional tahun 2005 2009 WTO World Tourism Organization memprediksi bahwa pertumbuhan Industri Pariwisata Dunia travel Industry adalah 4,2 pertahun dalam jangka waktu 10 tahun 2000 sd 2010. Tingkat pertumbuhan terbesar akan dimiliki oleh beberapa negara dikawasan Asia. Optimisme yang sama disampaikan oleh World Travel Tourism Council WWTC yang menyatakan bahwa : Disadari atau tidak, Kepariwisataan dunia akan menjelma menjadi Mega Industri dan diperkirakan akan menjadi salah satu penggerak utama perekonomian di abad 21 . WWTC juga memprediksikan Industri pariwisata akan menggerakkan antara 850 juta hingga 1 miliar wisatawan mancanegara di seluruh dunia pada tahun 2005. Bahkan, melihat tren perkembangan pariwisata tahun 2020, perjalanan wisata dunia akan mencapai 1,6 milyar orang, 438 juta orang akan berkunjung ke kawasan Asia-pasifik dan 100 juta ke Cina. Pada tahun 2002, pengeluaran wisatawan internasional di seluruh dunia mencapai US 474 miliar, dimana US 94,7 miliar diantaranya diterima oleh negara-negara di kawasan Asia-Pasifik WTO,2003. Dengan perolehan US 4,496 miliar pada tahun 2002, penerimaan devisa Indonesia baru mewakili 0,95 dari pengeluaran wisatawan dunia. Indonesia diperkirakan akan dikunjungi oleh 10 juta orang wisatawan pada tahun 2009 dengan perolehan devisa diperkirakan sebesar US 10 miliar.

1.1.2. SADAR WISATA DAN PERAN PENTINGNYA DALAM PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA

Dalam pengembangan kepariwisataan, Destinasi Pariwisata merupakan unsur vital sekaligus penggerak utama bagi wisatawan dalam memutuskan perjalanan dan kunjungan ke suatu daerah atau G aporan H I hir J K L M N OP r PQ R N st S MP s S T P r S w S s P t P y P M O U S V NM tu I W XN Y s N r P MO I PS P M I W Z[ WM NM [ r W U u I\ w S X P y P Y U P M citra atau karakter atraksi m enjadi fokus penting dalam pengem bangan kepariw isataan \ khususnya dalam m engem bangkan keunggulan banding dan keunggulan saing dalam berkom petisi u ntuk m enarik pasar w isataw an regional m aupun internasional Q R alam konteks ] ndonesia \ pengem bangan destinasi pariw isata m asih m engalam i sejum lah kendala dan ham batan \ baik dari m anajem en produk w isata yang dikem bangkan didalam nya \ m aupun koordinasi dan dukungan sektoral yang m asih terbatas serta koordinasi lintas w i layah daerah yang belum bisa berjalan efektif karena ego sem angat kedaerahan Q R i lain pihak \ perkem bangan pariw isata dan tren pasar dunia sem akin m enuntut pengem bangan dan pengelolaan destinasi pariw isata yang m am pu m em berikan daya tarik yang atraktif \ m anajem en atraksi yang kreatif dan non kon _ N M s SW M PX \ [ NM OP X P Z PM w S s P t P U PM [ N XP y P MPM y PM O V N r I u PX S t P s s N rt P V N r V P OP S I N Z` U PY P M U P r S s N O S P I s N s S Ma W r ZP s S \ P I s N s S V S X S t P s S M t N r K r N O S WMP X Z P u [ u M I N Z ` U P Y P M U P M I N M y P Z P MPM V N rw S s P t P XP S M M y PQ R P r S U S MP Z S I P [ N r IN Z V P M OP M I N [ P r S w S s P t P P M M P s S W M P X s PM O P t t N r X SY P t V POPS ZPMP S Z [ X S I P s S s N I t W r I N [ P r S w S s P t P P M t N r YP U P [ [ N ZV P M O u M P M NI WMW Z S Q T P r S w S s P t P s P MOP t U S [ NM OP ru YS W XNY s S tu P s S U P M I WMU S s S [ N r NI W M W ZS PMQ R N M OPM N I WM WZ S y PM O Z Pb u [ P r S w S s P t P PI PM V N r I N Z V P M O I P r N MP U S U u I u M O W X NY I N s Nb P Y t N r PPM [ N M U u U u I U P M aP s S X S t P s U P N r P Y tu b u PM w S s P t P y PM O ZNZ P U P S Q Hal sebaliknya juga dapat terjadi yaitu pariwisata dapat mendorong perekonomian regional dan nasional. Kegiatan pariwisata akan menimbulkan demand akan barang dan jasa yang selanjutnya akan merangsang pertumbuhan produksi. Pengembangan destinasi pariwisata memiliki keterkaitan lintas sektor yang mampu membuka peluang investasi sangat luas. Sektor pariwisata bukanlah sektor yang berdiri sendiri, tetapi merupakan industri multi sektor. Karena itu maka dampak ekonomi yang ditimbulkan pariwisata juga berdimensi multi sektor. Dampak ekonomi tersebut dapat berupa pertumbuhan industriusaha yang c aporan d e hir f g h t i r ej k t l im njm o j r k w k s j t j j t j u km l ustr k p us jqj y jm n r i r ej r j e t i r k st k e o j r k w k s j t j s o im km nej t jm o i m l j o j t j m o im l u l u es ei s i t o j t j m ei r u j l j m k m v i st j s kw xi e t y r o j r k w k s j t j r i r ej k t j m s i cara langsung dan tak langsung dengan berbagai sektor perekonom ian yang m em produksi barang g r j r j m n l j m u j s j g u j s j y j mn s i r j nk j m j t j u s i z uru q m y j l k e ym su t {k yzi q w k s j t j w j m s r j k e k tu w k s j t j w jm tj m canegara m aupun w isataw an nusantara w | engan dem ikian berarti pertum buhan sektor pariw isata dapat dianggap sebagai pendorong laju pertum buhan sektor g s i e t y r zj k m t i r tj su e o i rt jm k j m w | j to j e i e ym yt k s o j r k w k s j t j y j mn z km t j s s i e t y r k m k r jq ejm u u nj t i z k m t j s t }z t k s i e t y r l j zj t r i m tu e o i t i r j t j j m o im l j o j t jms ei s i t o j t jm ei r u j l jm k m v i st j s k w x k st it ei t i r ej k t jm o r y l u e l jm u j s j z j y jm jm l j zjt ei n k j t jm ei o j r k w k s j t jjm jejm t i z k r j t ejm u m sur g u m sur u j r kmnjm tj s ej o jk o i mi r r jm njms tr j m o y rt j s ks u j r k m njm q y t i z s r k r y g r k r y o i r u j z j mj m s km l ustr k uj s j r y nj l j m r i r r jn j k u j s j t i r ej k t zjkm m y j l j r k s i z uru q l u m k j w

1.1.3. TUMBUHNYA TREN WISATA MINAT KHUSUS DAN PENGARUHNYA TERHADAP KUNJUNGAN DESA WISATA

~ j r k w k s j t j s i r j njk s jz jq s j tu s i e t y r l j z j t o i tr jm n u mjm m l ym i s kj s t i ru o j ejm s i e t y r y j mn s jm nj t l k m jt k s l k l jzj t tim jnej o r i r r j n j k ei cenderungan perkem bangan global w Hal ini terlihat dari terjadinya pergeseran orientasi motivasi kunjungan wisatawan dari mass tourism kepada suatu bentuk kunjungan individualkelompok kecil yang berminat pada kehidupan keseharian. Disamping itu, pariwisata adalah suatu sektor yang dinamis dan sangat tanggap terhadap berbagai kecenderungan dan perkembangan nilai kehidupan baru Machin, 1986 dan Hughes-Freeland, 1990. Desa wisata merupakan salah satu jawaban dari perkembangan kecenderungan pasar, dimana orientasi pilihan wisatawan pada hotel besar dan modern telah bergeser pada pilihan-pilihan tipe akomodasi atau juga produk yang berskala kecil, tetapi unik. Melalui desa wisata, diharapkan terjadi permerataan yang sesuai dengan konsep pembangunan pariwisata yang berkesinambungan. € aporan  ‚ hir ƒ „ … † ‡ rcerm in kepada pola konsum si w isataw aan terutam a m ancanegara m aka dew asa ini banyak berm unculan w isataw an m inat khusus yang orientasinya tidak lagi terbelenggu oleh keindahan alam sem ata tetapi lebih kepada suatu interaksi baik terhadap budaya ˆ m asyarakat m aupun alam setem pat ‰ Š ‹ ‹ ‡ ‚ t Œ ‹Œ t  s Ž  w u  u Ž Ž  r Œ Œ  t ‡ r  ‚ s Œ y   ‘ ’  ‚ s Œ ’“ Ž ”  t Ž Œ r ‡  “ Œ s  s Œ‚   ’‡ ““ u Œ ‚‡ u  Œ ‚   su  tu ‚  w  s  ‰ •‡ rut ’  Œ ‚  Ž Œ‚ w  s   t ‡ rs ‡ – ut Ž Œ t ‡ ’—Œ ˜ “ ˜  “ y  ‘ t Œ Ž ‚ “  zim dan berbeda dari kesehariam wisatawan tersebut. Keunikan tersebut dapat tertuang dalam suatu bentuk kebiasaan, aktivitas sehari-hari, ritual serta pola hidup yang harmonis dengan alam. Berlandaskan semangat untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat serta menyikapi keinginan wisatawan untuk mencari sesuatu hal yang baru, eksotisme, maka konsep desa wisata merupakan salah satu sarana untuk menyatukan kedua elemen tersebut. Adanya trend atau kecenderungan yang signifikan pada dua dekade terakhir ini, yaitu segmen pasar wisata minat khusus memberikan pengaruh kepada perkembangan desa wisata. Wisatawan dengan berbagai motivasi melakukan perjalanan wisata ke desa wisata untuk bisa menikmati kehidupan masyarakat, berinteraksi secara aktif dalam berbagai aktivitas di lokasi desa wisata dan juga belajar kebudayaan lokal setempat. Atraksi yang ada pada desa wisata akan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi pola kunjungan wisatawan di desa wisata. Beberapa desa wisata seperti Candirejo di kawasan Borobudur dan desa wisata Karangbanjar di Purbalingga menawarkan suasana dan aktivitas pedesaan yang dikemas dalam bentuk paket wisata. Menurut Daldjoeni 1998, setiap desa akan memiliki geographical setting dan human effort yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Hal ini akan mempengaruhi strategi masyarakat sebagai host community dalam memanfaatkan potensi yang ada untuk dikemas sebagai atraksi yang menarik bagi wisatawan. Wisatawan memiliki preferensi tertentu dengan atraksi yang disajikan sehingga atraksi harus dikembangkan dan dikelola sesuai dengan potensi desa sehingga mampu memenuhi apa yang diharapkan oleh wisatawan. ™ aporan š › hir œ  ž Gambar 1.1. Ÿ ¡ t ¢ £ ¤ s ¥ ¦ § s ¥ t ¥ Ÿ ¥ ¡ ¨§ r ¤ © ¨§ ª¥ w ¥ s ¥ ¡ « r ¬ u ¨ ur ­ ®¥ w ¥ ¯¤¡ °¥ ¢

1.1.4. WISATA PEDESAAN SEBAGAI SALAH SATU BENTUK KEGIATAN WISATA ALTERNATIF YANG PROSPEKTIF

± ² ³ tu ›  ´ ²³ tu › ›² µ¶ · t ·³ w ¶ s · t · ·¸ t ² r ³ · t ¶ ¹ º ² r ¸ u » ²³ ¼ ·½ ¶ º ² r ¾· t ¶· ³ º ²³ t ¶³ µ ½ ·¸ · » º ² ³ µ ² » ´ · ³ µ ·³ ½ · y · t · r ¶› w ¶ s · t · ½ ¶ ¿³ ½ À³² s ¶ ·Á › ¾ usus ³ y · t ² r › · ¶ t ½ ² ³ µ ·³ ›² r · µ·» ·³ ´ u ½ · y · ½ · ³ ›² u ³¶› ·³ · ¸ · »Â ò ¼·¸ · ³ ½ ²³µ ·³ º ² » ¶›¶ r ·³ t ² rs ² ´ ut Á » · › · º ² ³ µ ² » ´ · ³ µ ·³ w ¶ s · t · º ²½ ² s · ·³ village tourism atau desa wisata tourism village sebagai aset pariwisata menjadi alternatif yang dipandang sangat strategis untuk menjawab sejumlah agenda dalam pembangunan kepariwisataan. Melalui pengembangan wisata pedesaan atau desa wisata, maka suatu destinasi pariwisata akan memiliki keragaman atau diversifikasi produk yang akan membuka peluang kunjungan ulang bagi wisatawan yang pernah berkunjung ke daerah atau destinasi tersebut. Pengembangan wisata pedesaan atau desa wisata juga Ä aporan Å Æ hir Ç È É Ê Ë Ì Í ÎÎÌÏ ÐÌÐÏ u ÐÑÐ Ë Í Ë Ð ÌÒÆ Ì Í Ï Ó t Ñ Í s Ë ur Ô ÌÍ Ë s Ì s Ë ÐÌ sy Ì r Ì Æ Ì t Ê Ì r Ë Ï Ñ Ê Ñ s Ì ÌÍ Æ Ñ Ï Ñ r ÆÓ t ÌÌ Í Ê ËÆ Ì r Ñ Í ÌÆ Ì Í Ð ÌÐ Ï u Ð ÑÍ ciptakan aktifitas ekonom i di w ilayah pedesaan yang berbasis pada kegiatan pariw isata ekonomi pariwisata. Daya produktif potensi lokal termasuk didalamnya adalah potensi-potensi wilayah pedesaan akan dapat didorong untuk tumbuh dan berkembang dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh desa, sehingga akan dapat menjadi instrumen yang efektif dalam mendorong pengembangan bidang sosial budaya dan ekonomi masyarakat pedesaan. Lebih lanjut, akan dapat didorong berbagai upaya untuk melestarikan dan memberdayakan potensi keunikan berupa budaya lokal dan nilai-nilai kearifan lokal local wisdom yang ada di masyarakat yang cenderung mengalami ancaman kepunahan akibat arus globalisasi yang sangat gencar dan telah memasuki wilayah pedesaan. Sejalan dengan mengemukanya agenda pembangunan pariwisata berkelanjutan sustainable tourism development sebagai respon atas kepedulian yang semakin tinggi akan lingkungan, serta nilai manfaat pariwisata bagi masyarakat, maka dalam konteks pengembangan kepariwisataan muncul konsep wisata alternatif alternative tourism sebagai bentuk penyeimbang atas dominannya perkembangan wisata massal mass tourism dalam ranah pengembangan produk kepariwisataan. Salah satu bentuk wisata alternatif yang menyentuh langsung kepada masyarakat dan secara signifikan dapat mengurangi kecenderungan fenomena urbanisasi masyarakat dari desa ke kota adalah pengembangan wisata pedesaan village tourism yangberbasis pada pemanfaatan potensi desa dengan segala entitas masyarakat, alam, dan budaya yang ada di dalamnya sebagai kekuatan daya tarik wisata. Lebih darisatu dekade terakhir, pengembangan wisata pedesaan dan desa wisata berjalan begitu pesat dan menyebar di hampir seluruh wilayah provinsi di Indonesia, terlebih dengan adanya dorongan program PNPM Mandiri Pariwisata, banyak desa wisata baru bermunculan diberbagai daerah yang mencoba untuk Õ aporan Ö × hir Ø Ù Ú Û ÜÝ Þ Ý ß ×Þ à à Ü á u Þ Ý ß à Ü r × Ü Ûâ Þ Ý ß Þ Ý × Ü à Þ r ã w ã s Þ t ÞÞÝ s Ü rt Þ Û ãÝÞ t à Þ s Þ r u Ý tu × Û Ü Ý cari destinasi w isata alternatif diluar destinasi Ù ä Ü st ã ÝÞ s ã à å à u áÜ r y ÞÝ ß su ä Þ æ â Þ Ý y Þ × ä ã× ÜÝÞ á ä Þ á Þ Û × åÝ t Ü× s w ã s Þ t Þ ÛÞ ss Þ á mass tourism dan wisata konvensional.

1.1.5. NILAI STRATEGIS

KEGIATAN PENYUSUNAN KAJIAN PENGEMBANGAN DESA WISATA Desa wisata dalam konteks produk wisata umumnya memiliki penduduk yang masih memegang teguh tradisi dan budaya yang relatif masih asli, begitu pula halnya dengan alam dan lingkungan yang masih terjaga kelestariannya. Selain keunikan dan kekhasan yang dimilikinya, kawasan desa wisata harus memiliki berbagai fasilitas pendukung untuk menunjang kegiatan kepariwisataan yang berlangsung didalamnya, yang akan memudahkan para pengunjung atau wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata. Desa wisata adalah suatu wilayah dengan luasan tertentu dan memiliki potensi keunikan daya tarik wisata yang khas dengan komunitas masyarakatnya yang mampu menciptakan perpaduan berbagai daya tarik wisata dan fasilitas pendukungnya untuk menarik kunjungan wisatawan termasuk tumbuhnya fasilitas akomodasi yang disediakan oleh masyarakat setempat. Pengembangan desa wisata harus direncanakan secara tepat agar dampak yang timbul dapat dikontrol. Adanya perkembangan desa wisata yang begitu pesat perlu didukung dengan kajian pengembangan desa wisata yang selanjutnya dapat digunakan bagi segenap pemangku kepentingan dalam pengembangan desa wisata yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat setempat melalui pembangunan pariwisata berkelanjutan sustainable tourism development yang berbasis pemberdayaan masyarakat lokal community based tourism. Kajian yang ada diharapkan dapat mendorong terciptanya pengembangan dan pengelolaan desa wisata yang lebih terarah, terencana, dan berkelanjutan. Lebih lanjut, dapat didukung oleh ç aporan è é hir ê ë êì s í î ï ð ñ ò óð é ô s í rt ð î í î õ í r ò îðö ÷ðð t y ð ö ø s ò øö ò ÷ ò éðö õ ð øò s í ù uru ó î ð sy ð r ð éð t ú í s ð î íùð ù u ò tu îõ u ó ú ð ö õ í r é í î õ ð ö øö y ð í éûö û î ò ñ ð r ò w ò s ð t ð õ í r õ ð s ò s ñ í î õ í r ú ð y ð ð ö î ð sy ð r ðé ð t ü ý í ö øí îõ ð ö øð ö s í õ u ð ó ú í s ð w ò s ð t ð î í î í r ù u éð ö éðþòðö s í ó ò ö ø ø ð ú ðî ñ ðé ú ð r ò ñ í ö ø í î õ ðöø ð ö é í øò ð t ð ö é íñ ð r ò w ò s ð t ð ð ö ú ò éð w ð s ð ö ñ í ú í s ð ðö ú ð ñ ð t ú ò éû ö tr û ùô ú ò ð ö t ð r ð ö y ð î í ùðù u ò ñ í ö øí î õ ð ö ø ð ö s éðù ð t í r õ ð t ð s small scale development, dengan memperhatikan faktor daya dukung carrying capacity dan keberlangsungan sustainability serta dapat memberikan manfaat ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat desa. Oleh karenanya, pengembangan suatu desa wisata perlu menitik- beratkan pada pentingnya pemberdayaan masyarakat melalui Community Based Tourism.

1.2. TUJUAN DAN SASARAN

1.2.1. TUJUAN

Tujuan dari kegiatan Kajian Pengembangan Desa Wisata di DIY adalah: 1. Meningkatkan pemberdayaan masyakat lokal dalam pariwisata, khususnya dalam konsep desa wisata berbasis alam dan ekonomi kreatif 2. Membangun sektor pariwisata sebagai salah satu pilar utama pembangunan perekonomian Yogyakarta yang berkelanjutan 3. Memetakan potensi dan permasalahan desa wisata Yogyakarta sebagai media edukasi, pariwisata dan peningkatan sosial ekonomi masyarakat pedesaan. ÿ aporan hir

1.2.2. SASARAN

s r r t Kajian Pengembangan Desa Wisata di DIY : 1. Tersusunnya dokumen pemetaan potensi desa wisata Yogyakarta sebagai media edukasi, pariwisata dan peningkatan sosial ekonomi masyarakat pedesaan 2. Tersusunnya dokumen klasifikasi desa wisata yang sesuai dengan tipologi desa-desa wisata sehingga program pengembangan desa wisata DIY dapat tepat sasaran dan sesuai dengan kondisi desa wisata tersebut 3. Meningkatnya pemberdayaan masyakat lokal dalam pariwisata

1.3. LINGKUP KELUARAN

Kajian Pengembangan Desa Wisata DIY akan menghasilkan: A. Batasan cakupan desa wisata amatan B. Profil dan kondisi desa wisata amatan, yang mencakup di dalamnya: a. Profil dan kondisi daya tarik wisata b. Profil dan kondisi aksesibilitas transportasi c. Profil dan kondisi fasilitas pariwisata d. Profil dan kondisi pemberdayaan masyarakat e. Profil dan kondisi pemasaran dan promosi f. Profil dan kondisi Kelembagaan dan SDM C. Analisis desa wisata amatan yang mencakup analisis lingkungan internal maupun eksternal a. Analisis lingkungan internal yang mencakup analisis kondisi komponen: daya tarik wisata, aksesibilitas, fasilitas, pemberdayaan masyarakat, pemasaran dan promosi, serta kelembagaan dan SDM