Laporan Akhir 3 - 4 Secara astronomis Daerah Istimewa Yogyakarta terletak antara 7.33° -
8.12° Lintang Selatan dan 110° - 110.50° Bujur Timur. Adapun batas-batas wilayahnya sebagai berikut :
a. Sebelah Barat Laut berbatasan dengan Kabupaten Magelang b. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia d. Sebelah Tenggara berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri
e. Sebelah Timur Laut berbatasan dengan Kabupaten Klaten Dengan luas wilayah 3.185,80 km² atau 0,17 dari luas wilayah Indonesia,
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan provinsi terkecil setelah Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dan secara administatif meliputi 4 kabupaten dan 1
kota, yaitu :
a. Kota Yogyakarta dengan luas 32,50 Km² 1,02 b. Kabupaten Bantul dengan luas 506,85 Km² 15,91
c. Kabupaten Kulonprogo dengan luas 586,27 Km² 18,40 d. Kabupaten Gunungkidul dengan luas 1.485,36 Km² 46,62
e. Kabupaten Sleman dengan luas 574,82 Km² 18,04
Tabel 3.1. Luas Wilayah, Ketinggian, dan Jarak Lurus ke Ibukota Provinsi menurut
KabupatenKota di Daerah Istimewa Yogyakarta
KabupatenKota Ibukota
Luas Wilayah km²
Luas Persentasi
Ketinggian Jarak
Lurus Kulonprogo
Wates 586,27
18,40 50
22
Bantul Bantul
506,85 15,91
45 12
Gunungkidul Wonosari
1.485,36 46,63
185 30
Sleman Sleman
574,82 18,04
145 9
Yogyakarta Yogyakarta
32,50 1,02
75 2
DIY Yogyakarta
3.185,80 100,00
Laporan Akhir 3 - 5
Gambar 3.2.
Peta Sebaran
Desa Wisata di
DIY
Laporan Akhir 3 - 6
Gambar 3.3.
Peta Sebaran
Desa Wisata Amatan
Laporan Akhir 3 - 7
3.2.1. DESA WISATA BERBASIS KEUNIKAN SUMBER DAYA BUDAYA LOKAL 3.2.1.1. Desa Wisata Kebon Agung
Desa Wisata Kebon Agung terletak di wilayah Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, DI. Yogyakarta. Dengan letak geografis sebagai
berikut :
• 2 Km sebelah selatan Raja-Raja Mataram,
• 15 Km sebelah selatan ibukota DIY,
• 15 Km utara dari Pantai Parang Tritis,
• 1 Km selatan Kantor Kecamatan Imogiri.
Desa Wisata Kebon Agung terbagi menjadi 5 pedukuhan : Kanten, Mandingan, Kalangan, Tlogo. Jumlah RT 23. Jumlah Penduduk 3376
jiwa, dengan jumlah 1368 Kepala Keluarga KK. Luas wilayah 187, 11Ha : Lahan pertanian 117,670 ha, dan 70,435 ha sisanya: lahan
perumahan, dll.
A. Daya Tarik
Beberapa daya tarik yang ada di desa wisata Kebonagung, antara lain:
a. Wisata Tani Desa Wisata Kebon agung memiliki daya tarik sebagai desa wisata
tani, dimana kegiatan wisatawan mengamat dan ikut merasakan cara membajak sawah, menanam padi, menyemprot, memanen,
menumbuk padi dengan lesung, serta menanak nasi secara tradisional. Selain itu, wisatawan juga dapat merasakan meng-
angon atau mengembala bebek dan cara berternak sapi.
Laporan Akhir 3 - 8 b. Wisata Air
Wisata ini merupakan salah satu paket wisata yang dapat dinikmati wisatawan. Keberadaan Bendungan Tegal yang membendung aliran
Kali Opak menjadi daya tarik utama dari wisata ini. Di tempat ini para wisatawan dapat menikmati pemandangan sambil berwisata
air dengan menggunakan perahu naga. Selain itu, wisatawan juga dapat menyaksikan para penggemar olahraga dayung melakukan
latihan serta lomba perahu aga yang sering digelar ditempat ini.
c. Wisata Budaya 1 Kenduri, yaitu suatu kegiatan yang biasa dilakukan
masyarakat setempat untuk merayakan atau memperingati momen-momen tertentu seperti perayaan selamatan
menempati rumah baru, upacara tujuh bulanan bagi ibu hamil, serta doa atau tahlilan kematian.
2 Wiwit atau labuh, yaitu upacara pemberian sesajen berupa hasil pertanian sebagai ungkapan rasa syukur atas segala
karunia yang diberikan Tuhan Yang Mahakuasa kepada seluruh warga sekaligus sebagai pengharapan agar mereka
mendapat keselamatan dan kedamaian dalam melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk permohonan kesuburan atas
tanaman mereka.
3 Wisata kesenian daerah, wisatawan yang berkunjung ke Desa Kebon Agung selain menikmati berbagai pertunjukkan
Laporan Akhir 3 - 9 seni juga dapat belajar cara menabuh gamelan serta
tembang-tembang yang sering dilantunkan oleh masyarakat setempat misalnya :seni karawitangamelan, macapat,
solawatan shalawatan, jathilankuda kepang dan gejok lesung.
d. Wisata Kerajinan Tangan Salah satu paket wisata yang ditawarkan Desa Kebon Agung ini
adalah belajar membuat kerajinan dari desa ini antara lain : tatah sungging, natik tulis, batik keramik, batik topeng kayu dan wisata
kuliner.
Laporan Akhir 3 - 10 e. Wisata Museum
Selain berbagai sajian paket wisata tersebut diatas, wisatawan juga dapat mengunjungi sebuah Museum Tani Jawa yang berlokasi di
Dusun Candran. Di dalam museum ini dipajang berbagai jenis alat pertanian tradisional Jawa misalnya : ani-ani, jodang, luku, ganco,
tlenyem, garu, singkal,kejen, dan gosrok. Selain itu museum ini juga dipamerkan berbagai alat dapur tradisional seperti tungku,
keren, anglo, kendil, telenan potong, sothil, serta pipisan batu untuk membuat jamu.
Museum yang dikepalai oleh Kristya Bintara ini juga kerap menyelenggarakn berbagai festival, seperti Festival Ngliwet dan
Festival Memedi Sawah.
B. Aksesibilitas
Desa Wisata Kebon Agung terletak sekitar 17 kilometer arah selatan Kota Yogyakarta atau sekitar 3 kilometer dari ibu kots Kecamatan
Imogiri. Lokasi ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat maupun roda dua dari arah Kota Yogyakarta dengan
waktu tempuh sekitar 25 menit.
Laporan Akhir 3 - 11
C. Fasilitas
Fasilitas yang tersedia di Desa Wisat Kebon Agung cukup lengkap. Homestay yang tersedia di desa ini ada sekitar 130 buah yang
berada di 60 rumah penduduk. Setiap rumah dapat ditempati sekitar 6 orang dengan biaya sekitar Rp.100.000,00hari untuk satu
orang. Biaya ini termasuk biaya makan tiga kali, yaitu makan pagi, makan siang, dan makan mlam. Fasilitas lainnya yaitu berupa toilet
2 buah, pusat informasi 1 buah, pusat jajanan yang menjual beragam jenis makanan khas Jawa seperti bakpia, kue apem, dan
gula merah. Selian itu, ditempat ini juga tersedia tempat parkir uang luas dengan kapasitas sekitar 50 buah mobil, 200 buah motor,
dan 4 buah untuk bus.
D. Pemberdayaan Masyarakat
Pada tahun 2010 Desa Wisata Kebon Agung dilaksanakan Pencanangan Desa Wisata Kebon Agung sebagai percontohan desa
wisata nasional, untuk mendorong program PNPM Mandiri pariwisata agar lebih fokus dalam memberikan kesejahteraan bagi
masyarakat.Program pemberdayaan masyarakat mandiri pariwisata akan mendapat dana Rp 60 juta untuk menghidupkan kembali
kelompok tari, gejog lesung, kentongan, jathilan, laras madya rebana untuk lansia, serta membeli seragam dan alat-alat yang
diperlukan untuk proses pengembangan.
Laporan Akhir 3 - 12
E. Pemasaran dan Promosi
Strategi pemasaran yang selama ini sudah dilakukan oleh Desa Wisata Kebon Agung adalah pemasaran melalui brosur atau leaflet,
selebihnya pemasaran hanya dilakukan dari mulut ke mulut oleh wisatawan yang pernah berkunjung ke Desa Wisata Kebon Agung,
di dunia mayapun Kebon Agung dipromosikan oleh wisatawan yang pernah berkunjung bukan dari pengelola Desa Wisata Kebon Agung
sendiri, karena pengelola tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan di bidang IT. Dalam hal pelayanan, Desa Wisata Kebon
Agung sudah berusaha memberikan pelayanan yang terbaik, namun ada beberapa pengelola yang terkadang masih terlalu pasif dan
canggung dalam melayani tamu, cara berpakaian dan tingkah lakunya pun terkadang masih kurang dari standar pelayanan yang
baik.
F. Kelembagaan dan SDM
Kualitas SDM pengelola Desa Wisata Kebonagung tergolong rendah dilihat dari latar belakang pendidikan dan pengalaman yang minim,
pekerjaan, serta usia yang sudah tidak muda lagi, kemampuan dan pengetahuan dalam bidang IT pun juga sangat rendah. Kualitas SDM
sangat berpengaruh dalam strategi pemasaran dan pelayanan suatu desa wisata. Kualitas SDM pengelola Desa Wisata Kebon Agung
tergolong rendah sehingga strategi pemasaran dan pelayanannya pun sulit berkembang, karena minimnya pengetahuan yang mereka
miliki, sehingga tidak adanya inovasi yang coba dibuat dalam strategi pemasaran dan pelayanan Desa Wisata Kebonagung sendiri.
Laporan Akhir 3 - 13
3.2.1.2. Desa Wisata Tanjung
Desa wisata Tanjung berada di Jalan Palagan Tentara Pelajar Km. 11, tepatnya di Donoharjo, Ngaglik, Sleman atau 5 km dari
Monumen Yogya Kembali kearah Utara atau 30 menit dari kota Yogyakarta. Desa wisata Tanjung berpenduduk sekitar 1.600 jiwa
yang berprofesi sebagai petani dan terbagi dalam 3 pedukuhan yakni Tanjung, Panasan dan Bantarjo dengan 6 RW dan 11 RT. Desa
ini diresmikan menjadi desa wisata sejak 1 juli 2001.
A. Daya Tarik
Desa wisata tanjung terletak 2 Km dari kota Yogyakarta. Meliputi tiga pedukuhan, yaitu Tanjung, Panasan, dan Bantarjo yang dibagi
dalam 6 RW dan 11 Rt dengan mayoritas penduduk sebagai petani. Wisata pendidikan yang ditawarkan meliputi pertanian, masih
menggunakan peralatan tradisional, seperti kegiatan membajak, membersihkan tanah, menanam, memanen, beternak bebek dan
sebagainya. Home stay yang ditawarkan berupa rumah joglo yang telah berusia ± 200 tahun.
Rumah Joglo atau yang lebih dikenal dengan nama Joglo Tanjung merupakan joglo tertua dan masih memiliki bentuk aslinya
meskipun telah beberapa kali di renovasi. Bahkan beberapa diantaranya masih asli, seperti : sentong, gandok kiwo-tengen, dan
gebyok yang merupakan bangunan 9 X 10 meter dengan rangka dari kayu nangka. Relief gaya kuno menghiasi pada tiang dan dinding
bagian dalam Joglo Tanjung ini.
Laporan Akhir 3 - 14
B. Aksesibilitas
Desa Tanjung Wisata terletak 5 Km sebelah utara Monumen Jogja Kembali Monjali yang terletak di desa Tanjung Donoharjo Ngaglik
Sleman. Setelah melewati tikungan desa Rejodani, terus menuju barat, akan terlihat gapura. Masuk sekitar 3 menit, maka disana
terdapat rumah Joglo di Desa Tanjung Wisata. Untuk memasuki kawasan ini relatif mudah karena jalan sudah bagus dan bisa
dilewati kendaraan baik roda dua maupun roda empat.
C. Fasilitas
Home stay yang ditawarkan berupa rumah joglo yang telah berusia ± 200 tahun. Untuk berkunjung ke desa ini, pengunjung dikenakan
biaya Rp. 40.000,-hari sudah termasuk makan 3 kali sehari. Untuk biaya pelatihan seperti membatik dan kesenian tradisional,
pengunjung dikenakan biaya tambahan masing - masing Rp. 20.000,-orang2 jam untuk belajar membatik dan Rp. 5.000,-
orang2 jam untuk belajar kesenian tari tradisional.
D. Pemberdayaan Masyarakat
Pemerintah sebagai stakeholder memberikan dukungan penuh untuk meningkatkan nilai pariwisata di Desa Tanjung ini. Masyarakat
berperan aktif dalam menyediaan sarana dan prasarana di Desa Wisata Tanjung ini. Baik dari penyediaan homestay, kuliner sampai
atraksi kerajinan dan kesenian merupakan hasil karya masyarakat setempat.
Laporan Akhir 3 - 15
E. Pemasaran dan Promosi
Untuk menarik wisatawan berkunjung ke Desa Wisata Tanjung selain dengan promosi melalui media cetak dan mendia elektronik
masyarakat juga berperan aktif mengikuti perlombaan kesenian dan mengadakan festival pentas kesenian guna meningkatkan daya tarik
kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
F. Kelembagaan dan SDM
Kegiatan peningkatan sumber daya manusia di Desa Tanjung ini sering dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengelolaan desa
wisata. Melalui kerja sama dengan pihak swasta , pemerintah dan masyarakat desa Tanjung saling berperan aktif dalam
pengembangan IPTEK dengan sistem tata kerja dan manajemen yang efektif sehingga dihasilkan sistem yang komprehensif tetapi
efisien.
3.2.1.3. Kampung Wisata Ketandan
Kampung Ketandan merupakan saksi sejarah akulturasi antara budaya Tionghoa, Keraton dan warga Kota Yogyakarta. Terletak di
pusat Kota, tepatnya di Jalan Ahmad Yani, Jalan Suryatmajan,
Laporan Akhir 3 - 16 Jalan Suryotomo dan Jalan Los Pasar Beringharjo. Sejak 200 tahun
yang lalu daerah ini menjadi tempat masyarakat Tionghoa tinggal dan mencari nafkah, sehingga diakui sebagai kawasan Pecinan kota
Jogja. Kampung Ketandan lahir pada akhir abad 19, sebagai pusat permukiman orang Cina pada jaman Belanda. Pemerintah Belanda
kemudian
menerapkan aturan
pembatasan pergerakan
passentelsel serta membatasi wilayah tinggal Tionghoa wijkertelsel. Tetapi dengan izin Sri Sultan Hamengku Buwono II,
warga Tionghoa tersebut tetap dapat menetap di tanah yang terletak di utara Pasar Beringharjo ini, dengan maksud turut
memperkuat aktivitas perdagangan dan perekonomian masyarakat.
Masyarakat Tionghoa sangat berperan dalam penguatan kegiatan perekonomian Jogja semenjak 200 tahun yang lalu. Mereka bisa
membaur dengan pedagang pasar, pedagang Malioboro dan warga Jogja pada umumnya. Sampai sekarang daerah ini masih menjadi
salah satu pusat keramaian yang selalu dikunjungi para penggiat ekonomi.
Pemerintah Kota Yogyakarta kemudian menetapkan Kampung Ketandan sebagai daerah cagar budaya kawasan Pecinan yang akan
dikembangkan terus menerus. Bangunan Tionghoa yang masih ada sudah rapuh, maka Pemkot selalu mendorong agar renovasinya
mempertahankan arsitekstur khas Tionghoa. Bahkan bangunan baru yang akan atau telah dibangun diusulkan kembali berasitektur
Tionghoa.
A. Daya Tarik
Kampung ketandan merupakan saksi sejarah akulturasi antara budaya Tionghoa, keraton dan masyarakat Yogyakarta. Dikawasan
ini banyak masyarakat Tionghoa tinggal dan membangun kehidupan, sehingga akhirnya masyarakat umum mengakui Ketandan sebagai
kawasan pecinan kota Jogja. Akulturasi budaya tersebut juga
Laporan Akhir 3 - 17 tercermin pada arsitektur bangunan akulturasi budaya Cina dengan
kebudayaan Jawa.
B. Aksesibilitas
Akses menuju kawasan Kampung Pecinan Ketandan sangatlah mudah karena sarana dan prasarana yang ada sangat memadai dan
terjangkau. Jika menggunakan kendaraan pribadi, wisatawan bisa masuk ke Jalan Ketandan ke arah Timur dari Jalan Malioboro. Jika
menggunakan angkutan umum, wisatawan akan diantar hingga pintu masuk Jalan Ketandan.
C. Fasilitas
Di Kampung Pecinan Ketandan ini terdapat ornamen-ornamen kuno pada bangunan yang bertingkat. Ciri khas bangunan cina pun bisa
dilihat seperti aksesoris yang terpasang di hampir setiap pintu rumah. Selain itu di kawasan Ketandan ini juga banyak terdapat
toko-toko emas yang merupakan usaha utama para warga Tionghoa yang sudah ada sejak lama. Di Kampung Ketandan ini, juga terdapat
Laporan Akhir 3 - 18 becak yang siap mengantar para wisatawan jalan-jalan melihat
suasana kampung Ketandan dan Malioboro.
D. Pemasaran dan Promosi
Lokasi yang strategis memiliki keunggulan tersendiri dalam hal promosi. Kampung Ketandan ini sudah terlihat menonjol dikawasan
sekitarnya. Selain brosur, leaflet, media cetak dan elektronik bahkan dari wesite juga sudah tersedia sehingga memudahkan
wisatawan untuk mendapatkan informasi. Selain itu sejak tahun 2006 strategi pemasaran yang dilakukan oleh Kampung Ketandan ini
melalui event menyambut Tahun Baru imlek dengan diadakannya Pekan Budaya Tionghoa. Dan kawasan Kampung Ketandan ini dihiasi
dengan ornamen-ornamen dan gapura berarsitektur Tionghoa.
E. Kelembagaan dan SDM
Jejaring dan kerjasama yang sudah ada akan diperkuat. Jejaring tersebut adalah antara kampung wisata dengan pemerintah, biro
perjalanan wisata, serta industri pariwisata lain. Jejaring dengan hotel terdekat atau yang berada di lokasi kampung wisata akan
diperkuat, dan jika memungkinkan bisa dikembangkan skema CSR antara hotel dengan kampung wisata.
Laporan Akhir 3 - 19
3.2.2. DESA WISATA BERBASIS KEUNIKAN SUMBER DAYA ALAM 3.2.2.1. Desa Wisata Nglanggeran
Gunung Nglanggeran terletak di Desa Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, 25 Km dari Kota
Yogyakarta. Gunung purba Nglanggeran pernah aktif puluhan juta tahun yang lalu. Gunung nglanggeran mempunyai 2 puncak yakni
puncak barat dan puncak timur serta kaldera ditengahnya. Gunung Nglanggeran ini merupakan deretan gunung batu yang besar dengan
bentuk dan nama yang unik, seperti Gunung 5 jari, Gunung kelir dan gunung wayang. Disebut gunung wayang karena susunan
bebabtuanh yang mirip tokoh pewayangan dan menurut kepercayaan masyarakat sekitar Gunung ini djaga oleh Kiai Ongko
Wijoyo dan punokawan yakni Kiai Semar, Kiai Gareng, Kiai Petruk dan Kiai Bagong, denikian pula dengan sebutan Gunung Kelir karena
menyerupai kelir dan dipercaya sebagai tempat tinggal Kiai Ongko Wijoyo dan Punokawan, selain itu masih ada sumber air yang ada di
puncak gunung Nglanggeran dan tidak pernah mengalami kekeringan yakni sumber air comberan.
UNESCO menyatakan Gunung NglanggeranGunung Api Purba layak dijadikan Geopark Taman Bumi saat kunjungannya didampingi
Laporan Akhir 3 - 20 pemerintah kabupaten Gunungkidul bersama pihak akademisi pada
tanggal 8 Oktober tahun 2010.
A. Daya Tarik
Terdapat dua daya tarik wisata di Desa Nglanggeran, yakni gunung api purba dan embung besar. Gunung api purba merupakan gunung
batu dari karst atau kapur. Jutaan tahun lalu, gunung itu pernah aktif. Puncak gunung tersebut adalah Gunung Gedhe di ketinggian
sekitar 700 meter dari permukaan laut, dengan luas kawasan pegunungan mencapai 48 hektar.
Embung adalah bangunan berupa kolam seperti telaga di ketinggian sekitar 500 meter dari permukaan laut. Embung dengan luas sekitar
5.000 meter persegi itu berfungsi menampung air hujan untuk mengairi kebun buah kelengkeng, durian, dan rambutan di
sekeliling embung. Pada musim kemarau, para petani bisa memanfaatkan airnya untuk mengairi sawah. Pengunjung dapat
naik ke embung dengan tangga. Sampai di sisi embung, kita bisa melihat matahari terbenam yang indah. Kita juga bisa melihat
gunung api purba di seberang embung.
Laporan Akhir 3 - 21
B. Aksesibilitas
Lokasinya hanya berjarak 22 kilometer km dari Wonosari, ibu kota Kabupaten Gunung Kidul, atau 25 km dari Yogyakarta. Lokasi Desa
Wisata Nglanggeran dapat dicapai melalui jalan raya yang sudah cukup baik. Trayek transportasi lokal seperti bus maupun angkot
banyek menuju Desa Wisata Nglanggeran, sehingga memudahkan pengunjung untuk menuju Desa Wisata Nglanggeran.
C. Fasilitas
Pengelola Desa Wisata Nglanggeran mengembangkan kawasan wisata ini dengan membuat penginapan dan menyiapkan rumah
penduduk untuk tempat live in. Program live in banyak diikuti pelajar dan wisatawan mancanegara.
Lewat program itu, wisatawan bisa berinteraksi dengan penduduk dan belajar budaya Desa Nglanggeran, seperti membatik topeng,
membuat kerajinan dari janur daun kelapa yang masih muda, belajar tari tradisional Jathilan dan Reog, ikut kenduri, menangkap
dan melepas ikan di sungai, menanam padi di sawah, dan belajar memasak kuliner ala Desa Nglanggeran.
Laporan Akhir 3 - 22 Pengunjung dapat menikmati fasilitas berbagai kegiatan luar ruang,
seperti rock climbing dengan 28 jalur, trekking, dan pengenalan budaya daerah Nglanggeran
D. Pemberdayaan Masyarakat
Masyarakat setempat juga turut andil dalam kegiatan pariwisata di Desa Wisata Nglanggeran, Penberdayaan masyarakat berupa antara
lain; penggunaan rumah warga sebagai Home Stay dalam program live in, keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan wisata
nglanggeran baik secara kelembagaan untuk menjadi pengelola kawasan wisata maupun secara individual seperti menjadi guide
bagi pengunjung maupun penyediaan kios kios penjaja makanan maupun souvenir.
E. Pemasaran dan Promosi
Pemasaran Desa Wisata Nglanggeran dilakukan melalui media massa baik secara cetak maupun elektronik, banyaknya media massa yang
melakukan peliputan terhadap kawasan wisata ini membuat sudah dikenal secara nasional dan internasional.
F. Kelembagaan dan SDM
Tahun 1999, Desa Wisata Nglanggeran dikelola Karang Taruna Bukit Putra Mandiri, namun karena keterbatasan dana dan sumber daya
manusia mengakibatkan kawasan ini kekurangan fasilitas penunjang untuk kegiatan berwisata.
Mengingat banyaknya potensi budaya dan ekowisata di situs gunung api tersebut, tahun 2008 Badan Pengelola Desa Wisata Nglanggeran
mengambil alih pengelolaannya. Badan pengelola ini kemudian menambahkan beberapa fasilitas pendukung guna menunjang
kegiatan wisata di Desa Wisata Nglanggeran
Laporan Akhir 3 - 23
3.2.2.2. Desa Wisata Ketingan
Salah satu desa wisata yang ada di Kabupaten Sleman adalah Desa Wisata Ketingan atau sering juga disebut dengan desa wisata
burung kuntul bangau. Desa ini menjadi begitu istimewa karena keberadaan koloni burung kuntul dan burung blekok yangberjumlah
ribuan. Setiap pagi, burung-burung tersebut akan terbang berpencar meninggalkan desa menuju ke persawahan yang banyak
airnya untuk mencari makan. Saat menjelang senja, burung-burung ini akan kembali ke Dusun Ketingan. Mereka akan bertengger dan
bersarang di pepohonan yang memang masih banyak terdapat di Desa Ketingan.
Keberadaan burung kuntul dan bleok di Dusun Ketingan ini sebenarnya sudah berlangsung sejak lama, yakni sekitar tahun
1997. Kala itu, koloni burung kuntul mulai berduyun-duyun datang ke wilayah Ketingan setelah persemian gapura desa oleh Sultan
Hamengku Buwono X.
Pada tahun 2005 digagaslah usaha untuk menjaga keberadaan burung kuntul tersebut. Akhirnya diputuskan bahwa Dusun Ketingan
menjadi sebuah desa wisata yang menawarkan keindahan serta keasrian desa, serta tak ketinggalan koloni burung kuntul. Oleh
karena itu, Desa Wisata Ketingan dikenal sebagai Desa Wisata Fauna Burung Kuntul. Selain pengamatan burung kuntul, Dusun Ketingan
Laporan Akhir 3 - 24 juga menawarkan paket wisata pembuatan jamu, bertani,
menyaksikan upacara daur hidup, serta kesenian gejog lesung.
A. Daya Tarik
Di Dusun Ketingan terdapat banyak gardu yang dapat digunakan sebagai tempat pengamatan burung bird watching. Saat paling
tepat untuk mengamati pola perilaku burung-burung tersebut adalah di pagi hari atau di sore hari. Saat pagi, burung-burung akan
terbang secara berkelompok meninggalkan desa, sedangkan saat sore, koloni burung kuntul akan pulang kembali ke sarangnya. Pagi
dan sore juga merupakan saat yang pas untuk berburu foto burung kuntul.
Burung kuntul yang ada di Dusun Ketingan juga memiliki perilaku yang unik. Setiap malam purnama dan Jumat Kliwon penanggalan
Jawa, mereka memiliki kebiasaan berkumpul. Ribuan burung kuntul akan terbang dan mengepak-kepakkan sayapnya yang putih
bersih di atas desa mulai sore hari hingga malam. Terntu saja kebiasaan berkumpul ini menjadi pemandangan tersendiri dan
momen yang sangat bagus bagi para fotografer.
Selain menyaksikan koloni burung kuntul beserta habitatnya, wisatawan yang berkunjung ke tempat ini juga dapat belajar
Laporan Akhir 3 - 25 bertani, membuat jamu, gejog lesung, serta menyaksikan upacara
daur hidup. Wisatawan yang memilih paket liburan dengan belajar bertani, wisatawan dapat mencoba menggarap tegal ladang,
menanam padi, membajak sawah, atau memanen padi yang sudah menguning.
Ritual khusus Merti Bumi yang digelar setahun sekali. Ritual ini digelar sebagai bentuk ucapan syukur atas hasil bumi yang
melimpah. Dalam kegiatan ini warga Ketingan akan mengenakan pakaian tradisional, kemudian berjalan mengelilingi desa sambil
membawa gunungan hasil bumi.
Laporan Akhir 3 - 26
B. Aksesibilitas
Desa Wisata Ketingan terletak di Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Jarak dari pusat kota Yogyakarta
ke Desa Wisata Ketingan hanya 10 km, sedangkan dari Jalan Magelang hanya berjarak 3 km. Wisatawan yang membawa
kendaraan pribadi dapat menempuh rute Yogyakarta-Jalan Magelang Mlati Desa Wisata Ketingan. Terdapat petunjuk arah
menuju Desa Wisata Ketingan. Jalan menuju Desa Ketingan cukup mudah dan mendatar
Pengelola Desa Wisata Ketingan menyediakan fasilitas penjemputan bagi wisatawan yang akan mengunjungi Desa Ketingan. Akses lain
dapat ditempuh melalui kendaran umum berupa angkot khusus untuk menuju Desa Wisata Ketingan yang tersedia di Terminal
Jombor.
C. Fasilitas
Sebagai Desa Wisata yang terus berbenah diri guna menyambut kedatangan wisatawan, beberapa fasilitas dan akomodasi guna
memudahkan wisatawan mulai dilengkapi. Fasilitas yang ada di Dusun Ketingan antara lain, pemandu lokal, menara pengamatan
burung, tempat menginap ala pedesaan yang mampu menampung sekitar 30 orang, serta kendaraan antar jemput wisatawan bila
diperlukan.
D. Pemberdayaan Masyarakat
Masayarakat Dusun Ketingan terlibat langusng dalam pengelolaan Kawasan Desa Wisata Ketingan, keterlibatan masyarakat berupa
kelembagaan pengelola desa wisata, pelestarian alam sebagai tujuan utama wisata di desa ketingan, penyediaan rumah warga
sebagai home stay bagi wisatawan yang akan menginap, sebagai pemandu wisata maupun pengelola kegiatan kesenian yang ada di
Dusun Ketingan, penyediaan kios maupun warung warung kuliner,
Laporan Akhir 3 - 27 serta berbagai macam kegiatan lain yang menunjang kegiatan
wisata di Dusun Ketingan.
E. Pemasaran dan Promosi
Pemasaran Desa Wisata Ketingan dilakukan melalui media massa cetak maupun elektronik, selain pengelolaan pemasaran secara
swakelola oleh pengelola desa wisata, pemasaran desa wisata juga mendapat bantuan oleh pihak pemerintah melalui website
pemereintah Kabupaten Sleman maupun Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
F. Kelembagaan dan SDM
Kelembagaan dilakukan secara swadaya masyarakat dengan adanya bantuan baik secara financial maupun pelatihan pelatihan oleh
pemerintah.
3.2.2.3. Desa Wisata Nglinggo
Desa Wisata Nglinggo adalah sebuah dusun di Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh di Pegunungan Menoreh. Dusun ini
mempunyai daya tarik alam pegunungan, wisata trekking, air terjun, nuansa pedesaan, perkebunan teh dan kopi.
Laporan Akhir 3 - 28 Masyarakat Nglinggo masih menjaga tradisi kehidupan Jawa dan
kesenian tradisional dalam kehidupan sehari-hari. Para pengunjung bisa tinggal bersama keluarga di rumah pedesaan termasuk terlibat
dalam aktivitas penderesan gula aren, memetik teh, kopi dan memerah susu kambing Peranakan Etawa.
A. Daya Tarik
Desa Wisata Nglinggo memiliki keistimewaan yang disebut puncak Nglinggo. Dari puncak ini, pengunjung dapat merasakan udara yang
sejukdan kesegaran dari hawa perbukitan dan gunung yang berkabut. Pengunjung juga dapat menikmati keindahan hamparan
perkebunan the dan hutan pinus serta air terjun di kaki hutan pinus.
Selain itu, Desa Wisata Nglinggo juga memiliki keistimewaan lain yang terletak pada wilayah desa yang dikelilingi oleh beberapa
gunung, yaitu: Gunung Widosari, Bentarm, Tritisan dan Kukusan. Keunggulan wilayah ini menjadi nilai tersendiri bagi pengunjung
yang juga merencanakan untuk mengadakan paket wisata ke beberapa gunung yang mengelilingi Desa Wisata Nglinggo.
Laporan Akhir 3 - 29 Pesona wisata yang bisa menjadi paket kunjungan di Dusun Nglinggo
antara lain: Wisata trekking pedesaan nuansa pedesaan panorama Menorehsunrise, air terjun Watu Jonggol, Watu Bentar,
Perkebunan teh, Wisata pertanian proses pemetikan teh kopi, pembuatan minyak atsiri, peternakan kambing PE, Wisata budaya
penderesan gula aren, rumah pedesaan joglo, kampung, dan limasan
B. Aksesibilitas
Akses Menuju Lokasi Desa Wisata Nglinggo cukup mudah, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum.
Untuk menggunakan kendaraan umum, dari terminal Giwangan, Yogyakarta, pengunjung dapat menggunakan bus umum jurusan
Kulon Progo dan turun di Terminal Wates, Dari Terminal Wates terdapat kendaraan umum yang menuju arah Dusun Nglinggo dan
turun di jalan desa dan dilanjutkan dengan Ojek menuju Dusun Nglinggo.
C. Fasilitas
Desa Wisata Nglinggo menyediakan berbagai akomodasi dan fasilitas pendukung, antara lain:
a. Home stay sebanyak 5 buah berkapasitas 30 orang b. Satu Buah tempat pertemuan berkapasitas 100 orang
Laporan Akhir 3 - 30 c. Pusat Informasi yang akan melayani wisatawan pengunjung Desa
Wisata Nglinggo setiap hari. d. Kios kios sebagai pusat jajanan yang menawaran makanan dan
minuman khas Kulon Progo e. Area parkir.
D. Pemberdayaan Masyarakat
Dengan bantuan secara financial maupun bimbingan dari Pemerintah Kbupaten kulon Progo, Masyarakat Desa Wisata
Nglinggo mampu melakukan kegiatan pelestarian dan pengelolaan desa untuk tujuan pariwisata
Peran serta masyarakat desa dalam pengelolaan dapat berupa dalam kelembagaan pengelolaan desa wisata maupun dalam sector
informal seperti sebagai penjual di kios kios yang ada di desa wisata.
Kegiatan dalam perkebunan the seperti pemetikan pucuk daun the juga menjadi sebuah daya tarik wisata tersendiri di Kawasan Desa
Wisata Nglinggo
E. Kelembagaan dan SDM
Desa Wisata Nglinggo hingga saat ini dikelola secara sinergis antara Pemerintah Kabupaten Kulon Pemkab Kulon Progo dan masyarakat
desa secara swadaya. Keduanya saling bekerja sama untuk menjaga keasrian dan kelestarian wilayah desa dengan berbagai program
pembangunan berbasis masyarakat, dengan model pengelolaan ini, masyarakat diajak untuk ikut memiliki desa dengan harapan,
mereka akan menjaga keasrian dan kealamian lingkungan Desa Nglinggo dan sekitarnya secara mandiri.
Laporan Akhir 3 - 31
3.2.3. DESA WISATA BERBASIS PERPADUAN KEUNIKAN SUMBER DAYA BUDAYA DAN ALAM
3.2.3.1. Desa Wisata Srowolan
Desa Wisata Pasar Perjuangan Srowolan merupakan gabungan dari Pedukuhan Srowolan Gatep, Pedukuhan Karanggeneng dan
Pedukuhan Gandok Kadilobo, Desa Purwobinangun Kecamatan Pakem,Kabupaten Sleman.
A. Daya Tarik a. Wisata Budaya
Masyarakat ingin mengenalkan wisata dengan nilai sejarah yaitu pasar Srowolan sebagai icon kepariwisataan karena pasar ini selain
merupakan pasar kuno juga jadi saksi bisu perjuangan masyarakat melawan tentara Belanda pada tahun 1948.
Selain dari Pasar dan Gudang Garam terdapat juga rumah kuno berukuran 10 x 12 m berbentuk Sinom yang merupakan bekas
kecamatan Pakem Lama yang berada di sebelah timur pasar. Rumah kuno ini dahulu merupakan pusat Kecamatan.
Laporan Akhir 3 - 32 Selain Bangunan bersejarah, di lokasi ini juga terdapat rumah yang
dahulu ditinggali oleh Sayuti Melik, penulis naskah Proklamasi Kemerdekaan yang berada di dusun Kadisobo untuk mengenang
kembali sejarah perjuangan bangsa pada waktu itu untuk memperoleh kemerdekaan.
Kesenian yang ada di Desa wisata Perjuangan Pasar Srowolan antara lain seni tari, seni suara dan seni. Kesenian tersebut dapat menjadi
alternatif bagi pengunjung apabila ingin menikmati kesenian yang terdapat di Desa Wisat srowolan. Tradisi Pertanian juga masih
dilakukan di Desa wisata ini. Beberapa kegiatan tradisi pertanian yang masih dilaksanakan diantaranya angler, tedun dan wiwit.
Selain itu terdapat juga upacara adatkeagamaan yang masih ada yaitu ruwatan atau membuang sukerto, nyadranngirim leluhur,
bersih desawujud syukur kepada Tuhan atas panen yang melimpah serta midang atau melaksanakan nadar atas cita-citanya yang
berhasil.
Kerajinan yang ditonjoljkan dari desa wisata ini antara lain tunggak bambu berupa kentongan dan bebek-bebekan sedang industri kecil
berupa pembuatan tempe dan slondok.
b. Wisata Alam Bagi anda yang mempunyai hobi memancing, terdapat kolam
pemancingan seluas 2 hektar yang keberadaannya menyebar di Dusun Srowolan Karanggeneng dan Kadilobo dengan fasilitas warung
Laporan Akhir 3 - 33 makan spesial air tawar. Terdapat juga embung yang dapat
dimanfaatkan sebagai wisata tirta.
Srowolan juga mempunyai hamparan sawah dan kebun salak yang dapat menjadi daya tarik tersendiri, selain dapat melakukan
kegiatan persawahan juga dapat melakukan wisata petik salak.
B. Aksesibilitas
Jarak tempuh dari pusat Pemerintahan Kecamatan Pakem sepanjang 4 Km ditempuh selama 10 menit.8 km menuju kota
Kabupaten Sleman dengan jarak tempuh 15 menit. 20 km menuju kota propinsi dengan jarak tempuh kurang lebih 30 menit dengan
kendaraan bermotor.
Laporan Akhir 3 - 34
C. Fasilitas
Desa wisata Srowolan adalah desa yang dikelilingi sawah-sawah dan sungai yang mengalir asri. Hawa sejukpun selalu terasa ketika
memasuki desa wisata srowolan. Untuk resmi dijadikan sebagai desa wisata oleh dinas pariwisata tentu mempunyai sarana dan
keunikan tersendiri. Sarana Desa Wisata Srowolan adalah:
a. Banyu Sumilir
1 Family Gathering Family Gathering merupakan program untuk tamu di pondok makan
Banyu Sumilir. Di tempat ini, wisatawan dapat mengadakan kegiatan, baik perorangan maupun kelompok dari institusi atau
lembaga, dalam skala kecil kurang dari 20 orang, sedang antara 20-100 orang, maupun besar lebih dari 100 orang.
Sedangkan untuk materi kegiatan yang akan diselenggarakan menyesuaikan keinginan tamu. Dalam program Family Gathering
ditawarkan berbagai fasilitas antara lain:
• Area dan fasilitas bermain kolam air, kolam lumpur, kebun
salak,
• pemancingan, sarana outbound
• Area makan keluarga dan kuliner tradisional keluarga
• Pertunjukan kesenian tadisional
• Rumah tinggal sementara homestay
Laporan Akhir 3 - 35 2 Adventure Education Based Outdoor Activity
Program ini dibuat khusus bagi para pelajar mulai dari tingkat SD, SMP, dan SMA yang menginginkan sebuah kegiatan wisata alam
selama sehari semalam dengan berbagai kegiatan outward bound basic level. Program ini dikemas sebagai sarana untuk
meningkatkan komunikasi, toleransi, kerjasama kekompakan
antarteman dalam satu kelompok. Untuk biaya fasilitas program ini tiap orang dikenai biaya Rp150.000. Biaya ini mencakup fasilitator,
makan, minum, dan snack. Dalam program Adventure Education Based Outdoor Activity ditawarkan:
• Tim fasilitator outward bound,
• Camping ground,
• Wisata alam,
• Sarana outward bound, dan
• Wisata kuliner tradisional
Sarana akomodasi bagi pengunjung yang ingin menginap berupa penginapanhome stay siap huni sejumlah 50 buah dengan jumlah
kamar 159 kamar dan dapat menampung 318 orang wisatawan. Yang tersebar di Dusun Srowolan, Karanggeneng dan Kadilobo.
Paket wisata yang disediakan dapat dinikmati pengunjung dengan biaya yang relative murah yaitu untuk Menginap bersama penduduk
hanya dikenakan biaya Rp. 45.000,-orang 3 x makan. Untuk Menyaksikan hiburan cokekan hanya perlu mengeluarkan biaya Rp.
150.000,-. Sementara untuk belajar karawitan cukup membayar Rp. 10.000,-. Pengunjung juga dapat belajar Belajar membajak,
bertanam padi dengan biaya Rp. 10.000,-orang.
Transportasi dan akses menuju Desa wisata Srowolan sangat mudah karena dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda
Laporan Akhir 3 - 36 empat. Hal tersebut dikarenakan jalan menuju lokasi telah diaspal
meskipun transportasi umum tidak tersedia di lokasi ini.
b. Panggung Kesenian Panggung kesenian ini difungsikan untuk menyelenggarakan even-
even kesenian lokal serta acara-acara khusus lainnya
D. Pemasaran dan Promosi
Promosi adalah kegiatan pemasaran produk yang ingin kita tawarkan kepada public dengan tujuan agar lebih dikenal
masyarakat sehingga dapat meningkatkan nilai ekonomis.
Promosi harus dilakukan secara rutin, tidak bisa hanya sekali promosi tetapi harus berulang-ulang. Promosi yang paling baik
adalah promosi melalui media, bisa televisi, radio, surat kabar dan internet. Promosi yang dilakukan oleh karang taruna pengurus desa
wisata adalah melalui kegiatan sosial seperti sepeda santai, dan melalui surat kabar. Tetapi didalam pengembangan desa wisata
berbasis intenasional tidak cukup dengan surat kabar.
Cara yang paling efisien adalah merancangkan sebuah website pribadi yang berisikan tentang semua hal mengenai desa wisata
Srowolan. Memang saat ini Srowolan sudah bisa diexpose melalui media internet, tetapi website itu bukan milik mereka. Saat ini
website biasapun sulit menembus internasional, website yang disajikan harus mempunyai 2 bahasa, yaitu bahasa nasional dengan
Laporan Akhir 3 - 37 bahasa internasional. Masalah promosi ini juga merupakan salah
satu penghambat desa wisata Srowolan untuk mendatangkan tourist dengan skala besar ke dusun tersebut.
E. Kelembagaan dan SDM
Di desa wisata Srowolan memiliki karang taruna yang terorganisir. Banyak aktifitas yang dikerjakan di Srowolan antara lain aktif dalam
sinoman, merti dusun,
pengembangan desa. Tetapi struktur organisasi di Desa Wisata berbeda dengan organisasi dimasyarakat biasa. Di desa wisata ada
sie keamanan, promosi,perlengkapan dan lain-lain yang tidak dimiliki dalam struktur organisasi kemasyarakatan biasa. Aktifitas
karang taruna di desa wisata yaitu mulai dari mempersiapkan sarana dan prasarana, menjadi guide
pemandu wisata wisatawan yang berkunjung, promosi desa wisata, dan juga bekerjasama dalam pembangunan desa wisata.
Guide adalah hal wajib yang harus dilakukan oleh pengurus maupun anggota.
3.2.3.2. Desa Wisata Kembangarum
Desa wisata Kembangarum merupakan desa wisata yang diresmikan pada pertengahan tahun 2005. Desa ini menawarkan edukasi dan
Laporan Akhir 3 - 38 alam sebagai sajian wisata bagi pengunjung. Program-program yang
dirancang dan dibangun di desa wisata ini mengedepankan edukasi atau pendidikan bagi anak-anak khususnya.
A. Daya Tarik
Sebuah desa wisata yang terletak 20 km dari pusat kota Yogyakarta. Desa ini mempunyai pemandangan alam yang menakjubkan. Sawah
yang hijau terbentang, perkebunan salak yang tertata rapi, sungai yang jernih dan jalan yang diperindah dengan tembok terbuat dari
batu membuat desa ini layak mendapat predikat sebagai salah satu desa wisata terindah di Yogyakarta.
Desa wisata yang berawal karena adanya sanggar lukis di Kembang Arum kemudian berkembang menjadi desa wisata pendidikan,
wisata pertanian, perkebunan, wisata air, perikanan, pemukiman, seni budaya, kuliner, dan outbound. Yang tidak kalah menariknya
adalah wisata perfilman. Sudah banyak filmfeature yang dibuat di Desa Wisata Kembang Arum ini seperti Si Bolang, Wisata Kuliner,
Jelang Siang. Sekitar 27 film yang sudah dibuat dan ditayangkan oleh RCTI, TPI, Indosiar, TVRI Jogja, dll. Selain itu ada wisata yang
hanya ada satu di Indonesia yaitu wisata baksos yaitu dengan menggunakan motor trail dan mobil offroad. Tiap motor trail ada
mekanik yang dibekali dengan makanan. Jadi di tengah-tengah perjalanan menuju lereng merapi, peserta baksos akan memberi
makanan pada orang yang membutuhkan yang ditemui di jalan.
Laporan Akhir 3 - 39 Paket paket wisata Desa Wisata Kembangarum antara lain:
a. Paket creative camp, yaitu belajar memainkan gamelan tradisional, melukis dengan media kertas dan kanvas, belajar
membatik, membuat layang-layang, bermain angklung, dan membuat kerajinan janur.
b. Paket wisata outbound dan olahraga tradisional, yaitu balap dinglik, balap egrang, balap bakiak, bambu salak glundong,
tarik tambang lumpur, bambu keseimbangan, bambu pancuran, tampah bola, gebuk bantal di atas air, mencari ikan, sepak bola
lumpur, bola basket lumpur, kenthos keseimbangan, bola volly geber, dan flying fox.
c. Paket wisata petulangan, yaitu tracking menyusuri desa wisata dan perkebunan salak, tracking menyusuri sungai, serta motor
trail, dan off road ke lerang Gunung Merapi.
d. Paket wisata pertunjukan dan hiburan, yaitu wayang kulit pentilan, wayang kulit semalam suntuk, jathilan dan tarian
rampak buto, karawitan atau cokekan, jathilan kelinthing jathilan anak-anak, organ tunggal, campur sari, musik akustik,
dan musik band jazz, blues, reggae.
e. Paket wisata pertanian, yaitu membajak sawah dengan kerbau, nutu menumbuk padi, dan menanam padi.
f. Paket wisata perkebunan, yaitu menanam salak, singkong, dan jagung.
g. Paket wisata peternakan, yaitu memberi makan kambing. h. Paket wisata permukiman tradisional, yaitu Griya Sekar Arum,
Joglo Sempor Sungai, Penginapan Gubug Pereng, Gubug Pereng bawah, Griya Arum Sari, dan Rumah Joglo.
i. Wisata pengambil foto untuk prewedding dan film. j. Paketiwisata aneka kuliner tradisional, jajanan pasar, dan
minuman tradisional. k. Paket pijat di pinggir sungai.
Laporan Akhir 3 - 40
B. Aksesibilitas
Desa Wisata Kembangarum terletak di Desa Donokerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Untuk menuju desa wisata
Kembangarum, wisatawan bisa menggunakan angkutan umum yang tersedia di terminal jombor, dengan jurusan jombor tempel,dan
dilanjutkan dengan jalur D4. Jika membutuhkan privasi dan kenyamanan bersama keluarga atau teman terdekat, bisa dengan
menggunakan jasa sewa mobildari Jogja Empat Roda.
C. Fasilitas
Berbagai fasilitas yang bisa dinikmati di desa wisata kembangarum seperti sanggar lukis, disini wisatawan akan diajari bagaimana
melukis dengan cara yang benar diatas kanvas menggunakan cat minyak, dengan ditemani suasana yang nyaman dan gemericik ari
sungai yang ada disekitar sanggar lukis bersama kicauan burung akan membuat suasana hati semakin nyaman saat melukis. Anak-
anak juga bisa belajar banyak dan membaca diperpustakaan yang ada didesa kembangarum ini. Tak kalah dengan wahan pendidikan
sanggar lukis dan perpustakaan wisata, disini wisatawan bisa menemukan fasilitas pijat, rasa lelah dan beban akan hilang
seketika, saat dipijat wisatawan juga ditemani dengan keindahan alam dan sungai yang jernih, karena fasilitas pijat ini dilakukan
dipinggiran sungai yang ada didesa kembangarum. berbagai fasilitas lain yang bisa wisatawan nikmati disini seperti, mobil untuk jeljah
alam, arena permainan, dan rumah makan tradisonal dengan masakan khasnya nasi takir.
Didesa wisata kembangarum ini wisatawan juga bisa menikmati fasilitas kolam pemancingan dan kolam renang alami, anda bisa
berenang dan memancing bersama keluarga, dengan kegiatan seperti itu tentunya kehangantan keluarga akan di dapatkan.
Wisatawan juga bisa bertempat tinggal sementara disini, disediakan
Laporan Akhir 3 - 41 rumah khusus dengan bangunan unik, dengan suasana udara yang
sejuk dan nyaman. Jadikan desa wisata kembangarum sebagi tempat singgah sementara untuk keluarga, kehangatan,
kebersamaan dan pendidikan.
D. Pemberdayaan Masyarakat
Kegiatan-kegiatan dalam desa wisata ini banyak melibatkan peran masyarakat Kembang Arum sendiri. Misalnya seperti pijat massal,
warga menjadi pemijat dan akan diberi tip dan fee. Wisata kulinernya yang khas melibatkan ibu-ibu PKK, wisata seni dan
budayanya melibatkan bapak-bapak dan pemuda menjadi pemandu outbound. Orang yang umurnya sudah sangat tua pun tidak
ketinggalan, mereka juga mempunyai kontribusi dalam wisata budi pekerti. Contohnya nenek-nenek mengunyah sirih atau menumbuk
padi akan menggugah keingintahuan anak-anak yang datang berkunjung ke desa ini. Pemasaran dan Promosi
E. Pemasaran dan Promosi
Sistem pemasaran desa wisata ini masih dikelola oleh Sanggar Pratista. Awalnya adalah dengan sistem gethok tular yaitu informasi
dari mulut ke mulut. Dengan memanfaatkan koneksi sanggar yang mengajar di 79 sekolah ini, Pratista melakukan sosialisasi kepada
murid dan orang tua murid. Hal ini lalu berkembang sehingga muncul makelar wisata yang menghubungkan antara wisatawan
dengan pengelola Kembang Arum. Untuk mendukung ini, Pratista
Laporan Akhir 3 - 42 juga mencetak brosur kemudian disebarkan pada para tamu atau
koneksi.
F. Kelembagaan dan SDM
lima orang tim kreatif yang terdiri dari Pak Marsaid, Pak Ngatiman, Pak Muji, Pak Yuli dan Bu Jarwati. Tim ini menangani acara-acara
yang diinginkan oleh tamu. Tamu yang ingin beriwisata di desa ini awalnya akan melakukan survey lalu reservasi ke kantor yang ada di
Sanggar Pratista. Dengan reservasi, pengelola Kembang Arum bisa menyiapkan segala hal yang dibutuhkan oleh tamu secara maksimal
dan hampir semua keinginan tamu diakomodasi oleh pengelola. Kemudian Pak Hery akan menyampaikan ini kepada tim kreatif yang
sudah terbentuk. Tim kreatif akan membuat anggaran untuk akomodasi dan lain-lainnya untuk disampaikan kepada ketua RT dan
ibu-ibu PKK. Ketua RT membagi tugas warga untuk menjadi pemandu di acara outbound dan sebagai guide wisata sedangkan
ibu-ibu PKK menyediakan masakan untuk wisata kulinernya. Sistem pembagian keuntungan antara Sanggar Pratista dengan warga sudah
dimusyawarahkan di awal pendirian desa wisata. Jika ada tamu yang datang, uang yang didapat dari tamu tersebut akan digunakan
untuk mengisi kas wisata yaitu sebesar 5000 rupiah per tamu. Kas lain yang juga diisi adalah kas kumpulan bapak-bapak, kas PKK
serta infaq masjid. Warga yang terlibat membantu kegiatan outbound juga akan mendapat fee sesuai dengan jam kerjanya.
3.2.3.3. Desa Wisata Pentingsari
Dusun Pentingsari berbentuk seperti semenanjung dimana sebelah barat terdapat lembah yang sangat curam yaitu kali Kuning dan
sebelah selatan terdapat lebah yang berupak Goa Ledok Ponteng dan Gondoran sebelah timur terdapat lembah yang curam yaitu Kali
Pawon dan sebelah utara merupakan dataran yang dapat
Laporan Akhir 3 - 43 berhubungan langsung dengan tanah di sekeliling kelurahan
Umbulharjo sampai ke pelataran gunung Merapi. Dusun Pentingsari terdiri dari dua dusun yaitu Bonorejo dan Pentingsari. Pentingsari
ditetapkan sebagai desa wisata pada tanggal 15 Mei 2008.
A. Daya Tarik a. Pancuran Suci Sendangsari
Pancuran ini dipercaya oleh masyarakat dusun Pentingsari dan sekitarnya sebagai tempat bertemunya Dewi Nawang Wulan dan
Joko Tarup bisa menyembuhkan berbagai penyakit dan membuat awet muda dengan minum atau cuci muka dengan air ini, lokasi
obyek ini sangat dekat dengan nuansa mistis dan nuansa keindahan lembah sungai kuning.
b. Luweng Luweng merupakan salah satu bukti betapa luasnya perjuangan
Pangeran Diponegoro dalam mengusir penjajah Belanda di Yogyakarta , luweng pada saat itu digunakan sebagai alat masak
warga dusun Pentingsari dalam menyediakan konsumsi bagi tentara Pangeran Diponegoro, disamping sebagai tempat persembunyian
bila dalam posisi terdesak.
Laporan Akhir 3 - 44 c. Rumah Joglo
Rumah ini merupakan rumah adat di DIY dan Jawa Tengah. Rumah Joglo berada di poros Desa Wisata Pentingsari, disamping
menampilkan karakteristik keindahan dan budaya di rumah Joglo ini dapat digunakan sebagai tempat pertemuan, diklat, pentas seni
dan budaya
d. Wisata Alam Kondisi lingkungan di Dewi Peri masih sangat alami hembusan udara
yang sejuk, rindangnya berbagai jenis tanaman, riuhnya suara ocehan burung di alam bebas, ramahnya penduduk desa bisa
dijumpai di sepanjang jalan dusun Pentingsari, sementara di sisi yang lain hamparan sawah, berbagai jenis tamanan sayur-sayuran
yang sudah dikelola dengan system yang baik oleh penduduk memberi warna keindahan tersendiri Desa Wisata Pentingsari.
e. Batu Dakon Batu dakon yang ada di Dewi berbeda dengan batu dakon pada
umunya yang biasa digunanakan untuk bermain anak-anak ,disamping memiliki nilai mistis batu dakon ini konon masih ada
kaitanya dengan obyek Luweng, batu ini dipercaya sebagai tempat mengatur setrategi perang dan meramal nasip pada waktu
perjuangan mengusir penjajah Belanda.
f. Batu Persembahan Batu Persembahan dipercaya digunakan sebagai tempat
persembahan kepada ular besar yang singgah di Ponteng yang dipercaya sebagai anak dari Baru Klinting yang singgah di Gunung
Merapi, bentuk persembahan dipercaya seekor kera yang datang dari Gunung Merapi tiap bulan Suro bulan jawa
Laporan Akhir 3 - 45 g. Ponteng
Tempat pertemuan sungai Kuning dan Sungai Pawon tempuran di Ujung Selatan Dusun Pentingsari di percaya ada sebuah goa sebagai
tempat singgahnya ular besar anak dari baruklinting.
h. Jalur Traking Kondisi alam di Desa Wisata Pentingsari yang diapait oleh Dua
Sungai Sungai Pawon dan Sungai Kuning sangat cocok untuk traking remaja, anak-anak,dewasa dan orang tua dengan melewati
jalur susur sungai, melewati hamparan sawah, naik turun tebing dengan terowongan yang sangat unik dan indah, melewati ditengah
rindangnya berbagai jenis tanaman kehutanan.
B. Aksesibilitas
Untuk saat ini, belum ada transportasi umum yang dapt mencapai kawasan Desa Pentingsari. Oleh karena itu, disarankan bagi para
wisatawan yang berkunjung untuk menggunakan kendaraan sewaan jika ingin menyambangi desa wisata ini. Di Yogyakarta, mobil
sewaan bisa didapat dengan kisaran harga Rp.250.000 hingga Rp.400.000, tergantung jenis mobil yang ingin disewa. Namun, bagi
pengunjung yang datang dari luar Yogyakarta, pengurus Desa Wisata Pentingsari akan menyediakan sarana penjemputan di Bandara Adi
Sutjipto.
C. Fasilitas
Di Desa Pentingsari, wisatawan yang datang akan difasilitasi oleh penginapan berupa rumah-rumah penduduk setempat. Dengan
menginap di rumah penduduk, para wisatawan dapat merasakan kehidupan sehari-hari masyarakat pedesaan. Selain itu, Desa
Pentingsari juga menyediakan beberapa fasilitas, baik tempat maupun jasa, yang diharapkan mampu menambah kenyamanan para
wisatawan.
Laporan Akhir 3 - 46
D. Pemberdayaan Masyarakat
Keberhasilan Pentingsari sebagai desa wisata terbaik tidak lepas dari peran masyarakat penting sari itu sendiri. Saat pentingsari
diresmikan sebagai desa wisata, masyarakat dengan kesadaran diri sendiri mengelola dan mengembangkan desa ini sehingga menjadi
sekarang. Keadaan ekonomi masyarakat penting sari pun ikut terangkat sejalan dengan perkembangan desa mereka. Masyarakat
penting sari benar-benar mengelola desa nya dengan sangat baik. Selain masyarakatnya yang sangat ramah ramah, banyaknya pilihan
wisata, serta keikutsertaan ibu ibu karang taruna dalam pelayanan para wisatawan. Kini masyarakat Pentingsari menggantungkan
hidup dari keberadaan desa wisata.
Masyarakat penting sari hidup dari desa ini, semua masyarakat diikutsertakan kedalam pengelolaan desa. Seperti homestay,
konsumsi untuk wisatawan, paket paket wisata di pentingsari, semua terlibat. Tidak ada yang merasakan sendiri, karna ini dari
desa dan untuk desa.
Pemberdayaan masyarakat sekitar Pemberdayaan masyarakat sekitar dilakukan dengan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi
aktif sebagai pelaku wisata baik homestay, sebagai tempat kunjungan dan pelatihan, penyediaan makanan dan kuliner maupun
sebagai pemandu kegiatan wisata.
Laporan Akhir 3 - 47
E. Pemasaran dan Promosi
Di desa wisata Pentingsari masih menggunakan pemasaran konvensional untuk memasarkan daya tarik yang dimiliki oleh desa
wisata Pentingsari.
Bagi pihak desa wisata permasalahan yang timbul yaitu dalam hal pemasaran produknya ke masyarakat luas yang kurang cepat dan
kurang mudah. Sulitnya pelanggan yang berada diluar daerah dalam melakukan pemesanan, sulitnya pelanggan dalam melihat atraksi
dan keunikan desa wisata menjadi bagian dari permasalahan bagi desa wisata Pentingsari, sehingga dibutuhkan media yang efektif
dan efisien yang bisa menyebarkan informasi secara cepat dan mudah, maka dibuatlah sistem pemasaran dan pemesanan berbasis
internet. Sedangkan untuk menjaring kunjungan tamu selain bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman dan
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, juga dengan media cetak koran dan elektronik televisi, biro perjalanan dan sekolah-
sekolah unggulan baik di Yogyakarta maupun di Kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Kerjasama juga dilakukan dengan kelompok
masyarakat sekitar seperti kelompok ternak sapi perah, kelompok petani jamur, kelompok tani kopi Merapi dan sebagainya yang
berada di sekitar lereng Merapi.
F. Kelembagaan dan SDM
Kelembagaan dan SDM di Desa Wisata Pentingsari dikelola oleh masyarakat, perangkat desa, karang taruna dibantu pihak
pemerintah daerah dan pihak swasta yang memberikan hibah untuk pengembangan Desa Wisata Pentingsari.
Laporan Akhir 3 - 48
3.2.4. DESA WISATA BERBASIS KEUNIKAN AKTIFITAS EKONOMI KREATIF 3.2.4.1. Desa Wisata Bobung
Desa Wisata Bobung terletak di desa Putat, kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul, provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Letaknya sekitar 10 km menuju arah barat Kota Wonosari atau sekitar 30 km menuju arah timur Kota Yogyakarta. Daerah ini
dikenal sebagai sentra kerajinan batik kayu di Yogyakarta.
Sejarah dari kerajinan batik kayu ini dipercaya oleh masyarakat sekitar dimulai oleh Sunan Kalijaga. Awalnya Kerajinan batik kayu
di Bobung berawal dari kebutuhan topeng kayu untuk lakon-lakon dalam seni tari Topeng Panji yang berkembang di dusun ini sejak
sekitar 1960. Tarian Panji itu berkembang yang membuat kebutuhan akan topeng juga bertambah. Tari Panji konon
diciptakan Sunan Kalijaga sebagai media dakwah. Tarian ini juga masih dipentaskan untuk menghibur pengunjung yang datang.
Bentuk topeng sangat khas karena mirip dengan penggambaran tokoh wayang purwa yang matanya tertarik ke atas dengan hidung
lancip, motif batik yang mendasari pewarnaan topeng menambah nilai keindahan topeng. Dari tahun ke tahun akhirnya daerah ini
berkembang sebagai sentra kerajinan batik kayu. Bukan hanya topeng yang diproduksi,tetapi berbagai bentuk kerajinan lain.
Hingga pada akhirnya, saat ini warga yang semua menjadi petani
Laporan Akhir 3 - 49 sejak pertengahan 1980-an masyarakat mulai bergeser menjadi
perajin. Kerajinan batik kayu dari Bobung sudah menembus dunia.
A. Daya Tarik
Desa Bobung merupakan desa wisata yang mempunyai daya tarik utama sebagai sentra kerajinan batik kayu. Beberapa produk
kerajinan seperti topeng dan patung kayu bermotif batik merupakan hasil karya yang unik dan menarik. Kerajinan batik kayu
lainnya adalah berbagai model binatang seperti jerapah, kuda, dan lainnya. Desa Wisata Bobung, hampir semua penduduknya ber-mata
pencaharian sebagai pengrajin topeng, patung kayu serta kerajinan batik kayu lainnya.
Wisatawan yang berkunjung ke sana selain memnikmati aneka kerajinan kayu juga menikmati udara segar lereng bukit pedesaan
dengan pola kehidupan yang khas. Atraksi lain yang juga dapat dinikmati adalah tari topeng, cara bercocok tanam serta menikmati
kehidupan dengan alam pedesaan, karena sudah tersedia beberapa home stay.
Penduduk Desa Wisata Bobung juga menyelenggarakan acara rasulan yang diadakan setiap tahunya. Awalnya, rasulan merupakan
tradisi petani. Namun, ritual di dusun yang mayoritas warganya
Laporan Akhir 3 - 50 bekerja di sektor kerajinan topeng dan batik kayu itu kini bukan
hanya menjadi milik petani. Seiring perjalanan waktu rasulan menjadi syukuran sekitar 250 warga yang bekerja di sektor
kerajinan topeng dan batik kayu
Terdapat 10 gunungan hasil bumi yang dibentuk secara rapi. Pembuatnya adalah tiap RT di Bobung. Roeg, jatilan dan tarian
topeng mengiringi arak-arakan yang menjadi bagian tradisi rasulan atau bersih desa di Dusun Bobung.
B. Aksesibilitas
Desa Wisata Bobung terletak di Desa Putat Kecamatan Patuk 10 Km arah Barat Kota Wonosari atau 30 Km arah Timur Kota Yogyakarta.
Akses menuju lokasi Desa Wisata bobung ini sangatlah mudah. Karena lokasi berdekatan dengan jalan utama Jogja-Wonosari,
maka kondisi jalan telah halus di aspal serta sering dilewati kendaraan umum. Wisatawan dapat memanfaatkan kendaraan
umum tersebut maupun menggunakan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat.
Laporan Akhir 3 - 51
C. Fasilitas
Fasilitas yang dimiliki oleh Desa Wisata Bobung ini juga relatif lengkap. Fasilitas yang ada diantaranya adalah tempat parkir yang
luas dan kamar mandi umum. Wisatawan juga dapat menyaksikan langsung proses pembuatan topeng - topeng kayu di bengkel kerja
para pengerajin. Lokasi tersebut juga dilengkapi dengan t ruang gallery ruang pameran dimana kita bisa melihat produk -produk
hasil kerajinan tangan para pengerajin. Tersedia juga home visit yang diperuntukan bagi wisatawan yg ingin belajar membuat topeng
kayu.
D. Pemberdayaan Masyarakat
Sebagian besar masyarakat Desa Wisata Bobung berprofesi sebagai pengrajin batik kayu, keunikan kegiatan masyarakat ini yang
menjadikan Bobung sebagai sebuah desa wisata yang layak untuk dikembangkan.
Masyarakat juga menjadikan rumahnya sebagai Home stay bagi wisatawan yang ingin berwisata dan menginap di Desa Wisata
Bobung.
E. Kelembagaan dan SDM
Pengelolaan Desa Wisata Bobung dilakukan secara swadaya masyarakat dengan mendapatkan bantuan baik secara financial
maupun bimbingan dan pelatihan pelatihan dari Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul.
Laporan Akhir 3 - 52
3.2.4.2. Desa Wisata Kasongan
Desa Wisata Kasongan merupakan pusat kerajinan gerabah yang berbahan dasar tanah liat atau lempung. Jenis tanah ini memang
mendominasi kontur tanah Desa Kasongan. Jenis Kerajinan gerabah yang diproduksi oleh desa kasongan sangat variatif. Pada jaman
dulu warga Desa Kasongan cenderung hanya membuat perkakas untuk kebutuhan rumah tangga saja, seperti kendi, kendilm
gentong, anglo dan sejenisnya. Namun semakin meningkatnhya nilai ekonomis dan estetis dari gerabah, warga Desa Kasongan juga
memproduksi gerabah sebagai kerajinan.
Asal usul daerah Kasongan menjadi sentra industry gerabah berawal pada masa penjajahan Belanda. Pada masa itu, di salah satu daerah
di sebelah selatan kota Yogyakarta pernah terjadi peristiwa yang mengejutkan warga setempat, seekor kuda milik reserse Belanda
ditemukan mati di atas lahan sawah milik seorang warga. Hal tersebut membuat warga ketakutan. Karena takut akan hukuman,
warga akhirnya melepaskan hak tanahnya dan tidak mengakui kepemilikan atas tanah tersebut. Hal ini diikuti ileh warga lainya.
Tanah yang telah dilepas ini pin kemudian diakui oleh penduduk desa lain. Karena tidak memiliki lahan persawahan lagi, maka untuk
mengisi hari , mereka memanfaatkan apa saja yang ada disekitar. Salah satunya, mereka memanfaatkan tanah yang ada untuk
Laporan Akhir 3 - 53 mebuat gerabah perkakas untuk keperluan dapur ataupun mainan
untuk anak anak. Berawal dari kegiatan seperti itulah kebiasaan membuat gerabah dimulai.
A. Daya Tarik
Di kawasan Kasongan, akan terlihat galeri galeri keramik di
sepanjang jalan yang menjual berbagai barang hiasan dan souvenir, bentuk dan fungsi yang beraneka ragam, mulai dari asbak rokok
kecil atau pot dan vas bunga yang berukuran besar.
Salah satu produk gerabah yang cukup terkenal adalah sepasang patung pengantun dalam posisi duduk berdampingan. Patung ini
dikenal dengan nama loro blonyo. Patung ini diadopsi dari sepasang patung pengantin milik Keraton Yogyakarta, Wisatawan
mancanegara yang menyukai model patung loro blonyo memesan khusus berbagai bentuk seperti penari, pemain gitar, peragawati
dan lain sebagainya.
Saat ini pengunjung dapat menjumpai berbagai macam produk kerajinan selain gerabah. Pendatang yang membuka galeri di
Kasongan turut mempengaruhi berkembangnya berbagai jenis usaha kerajinan. Produk yang dijual masih termasuk kerajinan lokal
seperti kerajinan batok kelapa, kerjainan tumbuhan yang dikeringkan atau kerajinan kerang. Usaha kerajinan Kasongan
berkembang mengikuti arus peluang yang ada. Namun demikian, kerajinan gerabah tetap menjadi tonggak utama mata pencaharian
warga setempat
Laporan Akhir 3 - 54
B. Aksesibilitas
Desa Kasongan terletak di daerah dataran rendah bertanah gamping di Pedukuhan Kajen, Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten
Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Untuk menuju Desa Wisata Kasongan, wisatawan dapat menggunakan moda angkutan umum darat yang tersedia. Dari arah
Kota Yogyakarta, Desa Kasongan dapat dicapai sekitar 8 km ke arah barat daya dari pusat Kota Yogyakarta atau sekitar 15-20 menit
berkendara. Sarana transportasi yang disediakan menuju Desa Kasongan ini antara lain bus antar kota dalam propinsi jurusan
Yogyakarta Bantul dan Taksi.
C. Fasilitas
Di Desa Wisata Kasongan, wisatawan dapat tinggal di home stay di beberapa lokasi yang telah disediakan, berbelanja di toko-toko
kerajinan yang berderet di sepanjang jalan jalan lingkungan, dan melihat langsung proses pembuatan berbagai produk kerajinan dan
seni gerabah di bengkel bengkel kerja.
Di kawasan sentra kerajinan gerabah Kasongan juga terdapat ATM dari berbagai bank yang tersebar di berbagai titik.
Bagi para wisatawan yang ingin secara khusus mempelajari pembuatan kerajinan gerabah disediakan beberapa kursus singkta
yang diselenggarakan oleh rumah rumah atau galeri gerabah.
Laporan Akhir 3 - 55
D. Pemberdayaan Masyarakat
Sebagian penduduk kasongan membuka galeri galeri kerajinan di penggir jalan utama kawasan Desa Wisata Kasongan, sedangkan
sebagian penduduk lainya berprofesi sebagai pengrajin kerajinan gerabah yang akan di jual ke dalam galeri galeri yang ada di sana.
Beberapa profesi penunjang kegiatan wisata di Desa Wisata Kasongan antara lain sebagai tukang parkir, penjaja makanan di
kios kios makanan yang ada di sana dan berbagai macam profesi lain.
E. Pemasaran dan Promosi
Pemasaran Kasongan sebagai desa wisata dilakukan dalam berbagai cara baik secara media cetak maupun media elektronik. Pemasaran
Desa Wisata Kasongan juga tak lepas dari pemasaran produk kerajinan dari Kaosngan yang sudah go internastional dari galeri
galeri kerajinan yang ada.
Pada jaman dahulu pemasaran produk produk kerajinan hanya
dilakukan melalui pemasaran langusng dibawa menggunakan sepeda oleh pengrajin itu sendir ke rumah rumah penduduk di sekitar
Yogyakarta. Namun saat ini kerajinan dari Kasongan telah dikenal dunia Internasional, beberapa produk kerajinan dikirim ke berbagai
kota yang banyak dikunjungi wisatawan asing seperti Bali, sebagian produk lain langsung dikirim ke Negara pemesan produk kerajinan.
F. Kelembagaan dan SDM
Kelembagaan dan SDM di Desa Wisata Kasongan dikelola swadaya oleh masyarakat, perangkat desa, karang taruna dengan dibantu
oleh pemerintah Kabupaten Bantul serta pihak swasta dan stakeholder terkait dengan pengembangan sentra industri gerabah
Kasongan.
Laporan Akhir 3 - 56
3.2.4.3. Kampung Wisata Prawirotaman
Prawirotaman adalah sebuah kampung yang sudah dikenal sejak abad ke-19, saat seorang bangsawan Keraton Yogyakarta bernama
Prawirotomo menerima hadiah sepetak tanah dari keraton. Sejak awal, kamopung ini mempunyai peran yang sangat besar bagi
Yogyakarta, pada masa pra-kemerdekaan, kampung ini menjadi pusat konsentrasi lascar pejuang, hingga kemudian pasca
kemerdekaan, kampung ini dikenal sebagai pusat industry batik cap yang dikelola oleh keturunan Prawirotomo. Sementara sejak tahun
70-an seiring dengan meredupnya industry batik cap, para pengusaha batik cap beralih ke dalam jasa penginapan dan
Prawirotaman pun mulai dikenal sebagai kampung turis. Meski banyak kepemilikan tempat usaha telah berpindah tangan,
kebanyakan penginapan masih dikelola oleh keturunan Prawirotomo, yang terdiri dari tiga keluarga besar Werdoyoprawiro,
Suroprawiro dan Mangunprawiro.
Memasuki kawasan Prawirotaman, pengunjung akan disambut dengan nuansa kampung di tengah kota. Mulai dari lalu lalang
kendaraan hingga sapaan warga yang umumnya menguasai bahasa Inggris. Sederetan penginapan dengan keunikan rancang bangunnya,
mulai Jawa klasik hingga hotel modern ada di kawasan ini.
Laporan Akhir 3 - 57
A. Daya Tarik
Prawirotaman adalah sebuah kawasan yang bias menjadi alternatif untuk mencari penginapan ketika berlibur di Kota Yogyakartam
kawasan Prawirotaman tidak hanya menyediakan penginapan unik dan terjangkau, tetapi juga banyak terdapat artshop, café, toko
buku hingga pasar tradisional
Kampung Prawirotaman mendapat julukan Kampung Turis atau Kampung Bodypacker karena setiap saat banyak dikunjungi para
wisatawan asing yang menginap di hotel hotel di kawasan ini.
Di kawasan Prawirotaman, beberapa artshop juga berjejer menjajakan pernak
pernik seni yang unik, mulai dari patung tradisional, cap batik yang memiliki nilai seni tinggi hingga furnitur
klasik yang berharga jutaan rupiah.
Selain dapat menyaksikan hiruk pikuk warga yang tengah berbelanja, dan juga menyaksikan wisatawan asing, pengunjung
Prawirotaman juga dapat mencicipi penganan khas Yogyakarta yang banyak di jual terutama di dalam Pasar Prawirotaman.
Laporan Akhir 3 - 58
B. Aksesibilitas
Kampung Prawirotaman terletak sekitar lima kilometer dari pusat Kota Yogyakarta. Bagi pengunjung yang ingin dating ke Kampung
Prawirotamanm selain dapat menggunakan kendaraan pribadi, pengunjung juga dapat menggunakan bus umum jurusan Yogya-
Parangtritis ataupun bus kota jalur 12. Jika menggunakan kendaraan pribadi, dari kawasan Pojok Beteng Wetan, Anda bias
menuju kea rah selatan yakni ke Jalan Parangtritis, hingga menemukan sebuah pasar di timur jalan. di kawasan tersebut
Kampung Prawirotaman berada.
C. Fasilitas
Selain penginapan yang banyak terdapat di Prawirotaman, kawasan ini juga terdapat beberapa fasilitas wisata lain seperti agen tour
and travel, warnet dan wartel, money changer, hingga bookshop. Café dan restoran tersedia di sepanjang Jalan Prawirotaman dan
sekitarnya. Berbagai macam makanan seperti masakan khas Jawa, Eropa maupun perpaduan dari keduanya.
D. Pemberdayaan Masyarakat
Peran serta masyarakat lokal, sebagai pemilik usaha penginapan dan perhotelan maupun fasilitas penunjang wisata lain seperti
travef agent, bookshop dan jasa wisata lain.
Dilain pihak keberadaan Kampung Wisata Prawirotaman juga memberikan peluang usaha lain antara lain sebagi penarik becak,
pemandu wisata maupun karyawan hotel dan penginapan yang ada di kawasan Prawirotaman.
Laporan Akhir 3 - 59
E. Pemasaran dan Promosi
Pemasaran dan promosi Kampung Wisata Prawirotaman termasuk cukup baik dikarenakan banyaknya hotel dan penginapan serta
travel agent yang berskala nasional maupun internasional
Pemasaran yang dilakukan baik melalui media cetak maupun elektronik telah dilakukan membuat Kawasan Kampung Wisata
Prawirotaman telah dikenal secara internasional.
F. Kelembagaan dan SDM
Kerjasama antara pihak-pihak terkait membentuk sebuah jejaring sosial antara warga lokal, stakeholder, dukungan pemerintah serta
agen lainnya seperti tukang becak, sopir taksi dan travel agent yang memiliki tugas masing-masing untuk ikut serta membangun dan
mempromosikan baik melalui media cetak dan elektronik bahkan media yang masih tradisional pun seperti mulut ke mulut sebagai
modal dan kemampuan individu sendiri, yang menjadi dasar modal sosial untuk membangun tujuan yang diinginkan bersama.
Laporan Akhir 3 - 60
3.3. ISU-ISU STRATEGIS TERKAIT PENGEMBANGAN DESA WISATA
Dalam upaya pengembangan desa wisata, berikut ini merupakan beberapa isu yang teridentifikasi dari berbagai sumber terutama
terkait dengan tata kelola Desa Wisata. Isu-isu ini masih bersifat secara umum.
A. Penetrasi Modal Luar
Desa wisata yang sudah berkembang mudah terkena penetrasi modal luar , sehingga formatnya berubah dari kegiatan dan modal
berskala kecil ke kegiatan kecil dengan modal berskala menengah- besar . Pada awalnya masyarakat lokal akan mengembangkan
fasilitas dasar di desa, sekaligus menyediakan fasilitas atraksi maupun akomodasi. Namun dalam perkembangan selanjutnya,
penyediaan fasilitas-fasilitas tersebut diambil-alih aleh pemodal besar, misalnya dengan mendirikan akomodasi eksklusif, yang pada
gilirannya mempersempit kesempatan masyarakat lokal untuk mengembangkan usaha. Pola penetrasi modal luar juga dapat
terjadi dalam bentuk jaringan permodalan, di mana pemilik modal berinvestasi di berbagai jenis usaha pariwisata di desa, sementara
masyarakat berperan sebagai mitranya.
B. Stagnasi Pengembangan Daya Tarik
Desa wisata berpotensi terjebak oleh stagnasi. Setelah sekian lama dikunjungi wisatawan, aktivitas pariwisata semakin menurun. Hal
ini muncul akibat terbatasnya inovasi pengembangan atraksi. Sejak dipasarkan sebagai destinasi, desa wisata tetap menawarkan atraksi
yang itu-itu saja , kurang terorganisir atraksi ditata bagus ketika wisatawan menjelang datang, kinerjanya jarang dievaluasi. Kasus
di Tunisia dilaporkan oleh Ludwig 1990 dengan menyebutkan
Laporan Akhir 3 - 61 monotoni atraksi sebagai ancaman serius bagi aktraktivitas desa-
desa wisata negeri tersebut. Pengelola desa wisata terlalu cepat puas ketika rombongan wisatawan berkunjung dalam jumlah besar
dalam jangka pendek, kemudian tidak tahu ingin berbuat apa ketika masa kunjungan berlalu. Hal ini diperburuk oleh program
pemasaran yang tidak tepat membidik sasaran. Tidak jarang juga pengelola desa wisata cenderung menunggu pasar daripada proaktif
menyisir segmen pasar potensial.
C. Daya Saing Desa Wisata yang Lemah
Dalam suatu kawasan destinasi, desa wisata cenderung berkembang secara kuantitatif, tetapi lemah dalam daya saing. Terinspirasi oleh
kesuksesan yang dicapai oleh satu desa wisata, maka desa-desa lain seakan berlomba untuk menjadi destinasi wisata baru. Penataan
fisik dilakukan dengan cara mobilisasi warga desa. Sepintas hal ini tampak sebagai suatu bukti penyiapan diri menyongsong geliat
pariwisata yang menjanjikan keuntungan besar atau sikap respansif desa terhadap induksi perubahan-perubahan sosial; ekonomi dan
budaya di desa. Namun dalam banyak kasus sebenarnya upaya itu lebih dipicu kegairahan memperoleh simbol status baru yang lebih
bergengsi; yakni desa wisata. Tentu patut dibanggakan kalau semakin banyak desa wisata yang layak untuk dijual dan dikunjungi.
Sebaliknya akan sangat kontraproduktif, apabila penamaan desa wisata hanya mengisi kekosongan angka-angka statistik. Faktanya,
tidak sedikit dari desa-desa wisata baru ini mengimitasi atraksi dan produk-produk wisata yang ditawarkan oleh desa wisata
sebelumnya. Akibatnya, bukan daya saingnya yang dibangun, tetapi aura persaingan antar-desa wisata yang semakin tajam dan condong
tidak sehat.