Pencitraan Desa Wisata dan Media Komunikasi Pemasaran a. Slogan Branding

Laporan Akhir 2 - 30 Gambar 2.4. S kema Proses Pembentukan Branding Sumber: Tourist Destination Image, Risk De Keyser, 1993

b. Media Komunikasi Pemasaran

Berbagai program termasuk slogan tidak akan mampu menjamin keberhasilan tanpa adanya strategi komunikasi yang tepat. Salah satu cara menentukan strategi komunikasi yang baik adalah dengan memiliki media komunikasi pemasaran yang relevan, dan prosesnya disebut dengan promosi. Promosi promotion itu sendiri, adalah suatu cara menginformasikan atau memberitahukan kepada calon wisatawan tentang produk yang ditawarkan dengan memberitahukan tempat-tempat dimana orang dapat melihat atau melakukan kunjungan ke suatu destinasi wisata secara tepat. Cara berpromosi akan berbeda-beda, tergantung dimana akan berpromosi, target promosi, dan media promosi yang digunakan. Laporan Akhir 2 - 31

2.6.6. KELEMBAGAAN DAN SDM A. Aspek Kelembagaan

Berdasarkan UU No 102009, ruang lingkup organisasi kepariwisataan meliputi: Organisasi Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, dan Masyarakat

a. Organisasi Pemerintah

Merupakan unsur pelaksana Pemerintah, dipimpin oleh Menteri yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dan mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang kepariwisataan. Urusan Pemerintahan bidang Pariwisata merupakan urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah.

b. Organisasi Pemerintah Daerah

Merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah dalam rangka penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah. Pembagian urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah KabupatenKota, urusan pemerintahan bidang pariwisata merupakan urusan pilihan.

c. Organisasi Swasta

Merupakan orang atau sekelompok orang pengusaha yang menyediakan barang dan atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.

d. Organisasi Masyarakat

Merupakan masyarakat yang mengorganisir dan bertempat tinggal di dalam wilayah destinasi pariwisata dan diprioritaskan untuk mendapatkan manfaat dari penyelenggaraan kegiatan pariwisata di tempat tersebut.