5. Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung dengan dapur, kamar
operasi dan ruang khusus lainnya. 6. Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar.
7. Toilet dan kamar mandi harus terpisah antara pria dan wanita, unit rawat inap
dan karyawan, karyawan dan toilet pengunjung.
8. Toilet pengunjung harus terletak di tempat yang mudah dijangkau da nada petunjuk arah, dan toilet untuk pengunjung dengan perbandingan 1 satu toilet
untuk 1 – 20 pengunjung wanita, 1 satu toilet untuk 1 – 30 pengunjung pria. 9. Harus dilengkapi dengan slogan atau peringatan untuk memelihara kebersihan.
10. Tidak terdapat tempat penampungan atau genangan air yang dapat menjadi
perindukkan nyamuk.
Toilet dan kamar mandi di ruang Bedah RSUBT Medan sudah memenuhi persyaratan sesuai dengan KepMenKes RI No. 1204 Tahun 2004.
5.1.6. Pembuangan Sampah
Berdasarkan hasil pengamatan, ruang Bedah RSUBT Medan menyediakan tempat sampah untuk setiap kamar yang memiliki tutup dan kedap air serta dapat
dibuka tanpa mengotori tangan. Sampah dibagi menjadi sampah medis dan non medis yang menggunakan kantong plastik khusus serta tersedia pada setiap ruangan.
Sampah dibuang 2 kali dalam sehari sesuai dengan jadwal petugas kebersihan dan dikumpulkan pada tempat pengumpul sampah sementara yang terlindung dari
serangga, tikus dan hewan lainnya. Seperti tersebut diatas maka pembuangan sampah pada ruangan Bedah
RSUBT Medan sudah memenuhi dengan persyaratan menurut Keputusan Menteri
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204MenkesSKX2004, tempat pembuangan sampah yang memenuhi syarat adalah :
1. Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat dan kedap air serta dapat dibuka tanpa mengotori tangan.
2. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan. 3. Terdapat minimal satu buah untuk setiap kamar atau setiap radius 10 m dan
setiap radius 20 m pada ruang tunggu terbuka. Sampah merupakan salah satu media nperkembanganbiakan bakteri dan
vektor penyebab penyakit. Pengelolaan sampah yang tidak sesuai standar yang sudah ditetapkan dapat menimbulkan resiko terjadinya penyebaran penyakit.
5.1.7. Tata Cara Pembersihan Lantai
Berdasarkan hasil pengamatan, tata cara pembersihan lantai di ruang Bedah RSUBT Medan yaitu dilakukan oleh petuhas kebersihan. Tata cara pengepelan lantai
dilakukan secara horizontal bolak balik dengan menggunakan alat pel dan desinfektan floor cleaner yang berbahan aktif pine oil 2,5. Dosis desinfektan floor cleaner yang
digunakan yaitu sebanyak 2 ml desinfektan dicampur 1 liter air. RSUBT Medan menggunakan perlengkapan pel yangh berbeda pada masing – masing ruangan.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204MenkesSkX2004, tentang persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit
menyebutkan bahwa untuk mengurangi dan mengendalikan kuman pada lantai adalah membersihkan kotoran yang ada dengan menyapunya, kemudian dipel dengan air
atau dengan bahan perbesih lantai. Adapun cara pengendalian kuman pada lantai yang dilakukan oleh petugas kebersihan, sebagai berikut :
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
1. Kegiatan pembersihan ruang minimal dilakukan pagi dan sore hari. 2. Pembersihan
lantai diruang
perawatan pasien
dilakukan setelah
pembenahanmerapikan tempat tidur pasien, jam makan, jam kunjungan dokter, kunjungan keluarga dan sewaktu – waktu bilamana diperlukan.
3. Cara – cara pembersihan yang dapat menebarkan debu harus dihindari. 4. Harus menggunakan cara pembersihan dengan perlengkapan pembersih yang
memenuhi syarat dan bahan antiseptik yang tepat. 5. Pada masing – masing ruang supaya disediakan perlengkapan pel sendiri.
6. Pembersih dinding dilakukan secara periodik minimal 2 dua kali setahun dan dicat ulang apabila sudah kotor atau cat sudah pudar.
7. Setiap percikan ludah, darah atau eksudat lupa pada dinding harus segera dibersihkan dengan menggunakan antiseptik.
Kepmenkes RI Nomor 1204 Tahun 2004 menyebutkan bahwa masing – masing ruang harus memiliki perlengkapan pel sendiri. Hal ini dikarenakan masing –
masing ruangan memiliki angka kuman dan zona resiko yang berbeda – beda. Ruang Bedah yang berada dalam zona dengan resiko sangat tinggi dalam hal resiko
terjadinya penularan penyakit, harus memiliki perlengkapan pel tersendiri yang tidak digunakan untuk ruangan lain.
Dalam hal ini ruang Bedah RSUBT Medan sudah memenuhi standar yang ditetapkan Kepmenkes karena menggunakan peralatan pel tersendiri dan tidak
digunakan untuk ruangan lain.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD
5.2. Hasil Pemeriksaan Kandungan Mikroorganisme di lantai dan udara ruang
Bedah Rumah Sakit Bunda Thamrin Medan .
Berdasarkan hasil pemeriksaan kandungan mikroorganisme di lantai ruang Bedah RSUBT Medan diperoleh angka kuman sebesar 3,23 ~ 3 CFUcm² sebelum
dilakukan pembersihan dan 2,4 ~ 2 CFUcm² sesudah dilakukan pembersihan. Hal ini menunjukkan bahwa angka kuman di lantai di ruang Bedah RSUBT Medan sudah
memenuhi syarat karena masih dalam batas normal yaitu 0 – 5 CFUcm² berdasarkan Kepmenkes 1204 Tahun 2004.
Sementara itu berdasarkan hasil pemeriksaan kandungan mikroorganisme di udara ruang Bedah RSUBT Medan diperoleh angka kuman sebesar 16 CFUm³
sebelum dilakukan pembersihan dan 10 CFUm³ sesudah dilakukan pembersihan. Hal ini menunjukkan bahwa angka kuman diudara menurut standar Kepmenkes yaitu 10
CFUm³. Dalam hal ini RSUBT sudah memenuhi syarat. Karena kegiatan kebersihan ruang sudah dilakukan minimal dua kali yaitu pagi dan sore. Dan untuk mengurangi
kadar kuman dalam udara ruang Bedah dilakukan sebulan sekali dengan cara fooging. Jenis mikroorganisme yang terdapat dialam hanya ada beberapa ratusan yang
bersifat pathogen pada manusia yang sering menyebabkan infeksi nosocomial, diantaranya : Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa,
Klebsiella pneumonia
1. Escherichia coli
Bakteri ini berbentuk batang, Gram negatif, fakultatif aerob, tumbuh baik pada media sederhana. Dapat melakukan fermentasi laktosa dan fermentasi glukosa,
serta menghasilkan gas.
8QLYHUVLWDV6 XPDWHUD8WDUD