Kesehatan Gigi dan Mulut

4. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah disusun. Hal ini akan mengakibatkan komponen atau perilaku tersebut cenderung akan sering dilakukan. Sebagai ilustrasi, misalnya dikehendaki agar anak mempunyai kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur. Untuk berperilaku seperti ini maka anak tersebut harus : a. Pergi ke kamar mandi sebelum tidur b. Mengambil sikat dan odol c. Mengambil air dan berkumur d. Melaksanakan gosok gigi e. Menyimpan sikat gigi dan odol f. Pergi ke kamar tidur. Perilaku orangtua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak Ambarwati 2010.

2.4. Kesehatan Gigi dan Mulut

Penyakit gigi dan mulut yang sering di jumpai yaitu gigi berlubang karies. Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan sementum, yang disebabkan oleh aktifitas suatu jasad renik dalam plak. Karies gigi disebabkan oleh host tuan rumah dalam hal ini gigi dan saliva, agent mikroorganismebakteri mulut yang kariogenik, environment lingkungan yaitu makanan dan diet, waktu Panjaitan, 1997; Harris Christen, 1995. Universitas Sumatera Utara Menurut Notoatmodjo 2004 bahwa penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut. Menurut Antara News dalam Maulani dan Jubilee 2005 jumlah balita di Indonesia mencapai 30 dari 250 juta penduduk Indonesia, sehingga diperkirakan balita yang mengalami kerusakan gigi mencapai 75 juta lebih. Jumlah itu sangat mungkin bertambah terus, karena pada Survei Kesehatan Rumah Tangga SKRT Nasional pada tahun 1990 hanya 70 tetapi pada tahun 2003 mencapai 90. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti Taverud 2009 menunjukkan bahwa prevalensi karies gigi pada anak sangat bervariasi jika didasarkan atas golongan umur anak berusia 1 tahun 5, anak usia 2 tahun 10, anak usia 3 tahun 40, anak usia 4 tahun 55, dan anak usia 5 tahun 75. Dengan demikian golongan umur balita merupakan golongan rawan terjadinya karies gigi tantursyah.blogspot.com. Efrinda menyatakan bahwa memasuki usia pra sekolah resiko anak mengalami karies cukup tinggi. Pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua terutama ibu dalam pemeliharaan gigi memberi pengaruh cukup signifikan terhadap sikap dan perilaku anak dalam pemeliharaan kesehatan gigi. Disamping itu perilaku anak sendiri menentukan status kesehatan gigi mereka, termasuk pola makan dan kebutuhan membersihkan gigi. Pada umumnya anak sangat menggemari makanan manis seperti gulali, permen dan coklat yang diketahui sebagai substrat dan disukai oleh bakteri yang selanjutnya dapat melarutkan struktur. Dengan keadaan ini Universitas Sumatera Utara diperburuk dengan kemalasan anak dalam membersihkan giginya www.rumahsorgaku.com. Menurut Hariadi ada beberapa faktor memiliki kontribusi dalam menyebabkan terjadinya karies gigi pada anak. Faktor kejadian karies gigi antara lain insiden disebabkan faktor makanan, kebersihan gigi dan mulut, kebiasaan- kebiasaan yang tidak sesuai dengan kesehatan seperti mengemut makanan dan pemberian makanan melalui botol. Faktor lain yang diduga menimbulkan terjadinya gigi berlubang adalah perilaku orang tua terutama karena kurangnya pengetahuan orang tua mengenai kesehatan gigi yang benar www.kalbe.co.id. Penelitian Holt RD et al melaporkan 69 dari anak yang ibunya memberikan pendidikan tentang kesehatan gigi dan mulut di rumah ternyata memperlihatkan bebas gigi berlubang dan angka penyakit gusi lebih rendah dibandingkan anak yang tidak menerima pendidikan kesehatan gigi dan mulut dari ibunya. Ibu harus membiasakan pada anak mereka untuk mengubah kepribadian yang dibutuhkan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut. Anak masih sangat tergantung pada orang dewasa dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan gigi karena kurangnya pengetahuan anak mengenai kesehatan gigi dan mulut.

2.5. Indeks Plak