- Gigi yang hilang tidak diperiksa.
Cara menghitung skor : Untuk satu gigi = Jumlah seluruh skor dari empat permukaan
4 Untuk keseluruhan gigi = Jumlah skor indeks plak
6 gigi
Sampai saat ini kontrol plak masih mengandalkan pada pembersihan secara mekanis. Meskipun telah dikembangkan bahan-bahan kimia yang bersifat anti plak.
Sikat gigi merupakan alat utama dalam melaksanakan kontrol plak secara mekanis. Sikat gigi yang digunakan untuk program kontrol plak biasanya berupa sikat gigi
manual yang konvensional.
2.6. Landasan Teori
Keterbatasan petugas yang mempunyai fungsi rangkap dalam melakukan tugasnya di puskesmas menyebabkan puskesmas sangat memerlukan partisipasi para
kader dalam membantu petugas puskesmas dalam penyuluhan. Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat
untuk dapat lebih mandiri dallam mencapai tujuan hidup sehat Herawani, 2001. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bersifat menetap daripada
perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Perilaku diukur dari pengetahuan, sikap,
Universitas Sumatera Utara
dan tindakan. Seseorang yang mempunyai peningkatan pengetahuan akan bersikap mendukung dan akan tercermin dalam bentuk tindakan atau tingkah laku yang lebih
baik Notoadmodjo, 2007. Menurut Maulana 2009 untuk membentuk suatu perilaku dapat dilakukan
dengan pembiasaan, pengertian dan menggunakan model. Teori Belajar Conditioning yang dikemukakan oleh Pavlon, Thorndike, dan Skinner mengatakan untuk
membentuk perilaku dilakukan pembiasaan atau conditioning, dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku sesuai harapan, sebagai contoh membiasakan diri
untuk menggosok gigi sebelum tidur. Perilaku dengan pengertian didasarkan pada teori kognitif yaitu belajar disertai pengertian, sedangkan perilaku dengan
penggunaan model didasarkan pada Teori Belajar Sosial atau Observational Learning Theory yang dikemukakan oleh Bandura 1977 sebagai contoh orangtua adalah
model bagi anak-anaknya. Menurut Lawrence W.Green 1980 ada tiga faktor penyebab perilaku
kesehatan baik individu maupun masyarakat yakni : 1.
Predisposing adalah faktor yang mendahului perilaku yang menjelaskan alasan atau motivasi untuk berperilaku, yang termasuk didalamnya adalah pengetahuan,
sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya. Seorang ibu mau membawa anaknya ke posyandu, karena tahu bahwa di posyandu akan
dilakukan penimbangan anak untuk mengetahui pertumbuhan anaknya. Tanpa adanya pengetahuan-pengetahuan ini, ibu tersebut mungkin tidak akan
membawa anaknya ke posyandu.
Universitas Sumatera Utara
2. Enabling adalah faktor pendukung yang memungkinkan atau yang memfasilitasi
perilaku atau tindakan, yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan, misalnya
puskesmas, posyandu. 3.
Reinforcing adalah faktor penguat yang mendorong atau memperkuat terjadinya perubahan perilaku seseorang di bidang kesehatan. Beberapa faktor penguat ini
antara lain penyangkut sikap petugas, tokoh masyarakat, teman sebaya dan lain- lain.
Perilaku masyarakat dapat menjadi lebih baik bila masyarakat diberi pengetahuan tentang kesehatan termasuk juga tentang kesehatan gigi dan mulut. Oleh
karena keterbatasan petugas kesehatan dalam hal ini dokter gigi maka dilakukan pelatihan oleh dokter gigi pada kader agar nantinya kader dapat sebagai penyuluh
tentang kesehatan gigi dan mulut. Pada penelitian ini diharapkan adanya peningkatan pengetahuan kader,
perubahan perilaku orangtua terutama ibu untuk merawat kesehatan gigi dan mulut balitanya.
Universitas Sumatera Utara
2.7. Kerangka Konsep Penelitian