b. Ibu balita pengunjung posyandu 80 tidak tahu tentang pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut, 80 tidak mengajari anaknya menggosok gigi dan baru mengganti sikat gigi bila sikatnya sudah rusak, 90 tidak tahu tentang
jumlah dan pertumbuhan gigi dan 75 membiarkan anak minum susu sambil tidur.
c. Balita 90 giginya banyak plak giginya kotor, 90 menderita gigi berlubang,
early childhood caries karies botol 55. Dari survei pendahuluan dapat diambil kesimpulan bahwa kader dan ibu-ibu
pengunjung posyandu masih kurang memahami tentang pengetahuan dan perilaku tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak balitanya. Hal ini disebabkan
karena kader kurang dibekali pengetahuan sebagai penyuluh tentang kesehatan gigi dan mulut kepada ibu-ibu pengunjung posyandu. Disamping itu, tidak dilakukannya
evaluasi terhadap hasil penyuluhan kader pada ibu-ibu pengunjung posyandu dengan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut anak balita ibu pengunjung posyandu.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas ingin dikembangkan model penyuluhan kepada kader dan kader kepada ibu pengunjung posyandu agar ibu-ibu balita
mengetahui dan mau membantu anaknya menyikat gigi.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mengembangkan model penyuluhan agar pengetahuan dan
kemampuan kader meningkat dalam melakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi
Universitas Sumatera Utara
dan mulut kepada ibu balita pengunjung posyandu dan pengetahuan ibu-ibu meningkat serta mau membantu menyikatkan gigi balitanya.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1.
Melihat apakah ada perbedaan skor pengetahuan kader sebelum dan sesudah penyuluhan oleh dokter gigi antara metode ceramah dengan metode
pengembangan yaitu ceramah yang disertai demonstrasi dan simulasi. 2.
Melihat apakah ada perbedaan skor pengetahuan ibu-ibu balita pengunjung posyandu sebelum dan sesudah penyuluhan oleh kader antara metode ceramah
dengan metode pengembangan. 3.
Melihat apakah ada perbedaan skor plak anak balita sebelum dan seminggu sesudah penyuluhan oleh kader kepada ibu balita antara metode ceramah dengan
metode pengembangan. 4.
Melihat apakah ada perbedaan selisih rata-rata pengetahuan kader sebelum dan sesudah penyuluhan dengan metode ceramah dan metode pengembangan .
5. Melihat apakah ada perbedaan selisih rata-rata pengetahuan ibu balita
pengunjung posyandu sebelum dan sesudah penyuluhan dengan metode ceramah dan metode pengembangan.
6. Melihat apakah ada perbedaan selisih rata-rata skor indeks plak anak balita
sebelum dan seminggu setelah penyuluhan dengan metode ceramah dan metode pengembangan.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1.
Ada perbedaan skor pengetahuan kader sebelum dan sesudah penyuluhan antara metode ceramah dibandingkan dengan metode pengembangan yaitu
penyuluhan dengan ceramah yang disertai dengan demonstrasi dan simulasi. 2.
Ada perbedaan skor pengetahuan ibu balita pengunjung posyandu sebelum dan sesudah penyuluhan oleh kader antara metode ceramah dibandingkan
dengan metode pengembangan yaitu penyuluhan dengan ceramah yang disertai dengan demonstrasi dan simulasi.
3. Ada perbedaan skor plak anak balita sebelum dilakukan penyuluhan dan
seminggu setelah penyuluhan oleh kader pada ibu balita pengunjung posyandu
antara metode caramah
dibandingkan dengan metode pengembangan yaitu penyuluhan dengan ceramah yang disertai dengan
demonstrasi dan simulasi. 4.
Ada perbedaan selisih rata-rata pengetahuan kader sebelum dan setelah penyuluhan dengan metode ceramah dan metode pengembangan.
5. Ada perbedaan selisih rata-rata pengetahuan ibu balita pengunjung posyandu
sebelum dan setelah penyuluhan dengan metode ceramah dan metode pengembangan.
6. Ada perbedaan selisih rata-rata skor indeks plak anak balita sebelum dan
seminggu setelah penyuluhan dengan metode ceramah dan metode pengembangan.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Manfaat Penelitian