dihubungkan dengan penurunan resiko kanker epitel ovarium. Diantaranya jumlah kehamilan, penggunaan kontrasepsi oral, menyusui,
usia menarche serta usia pada saat menopause. Selain itu, ligasi tuba dan histerektomi menunjukkan penurunan resiko kanker ovarium.
Terapi hormonal pasca menopause dinyatakan berhubungan dengan meningkatnya resiko kanker ovarium, walaupun data mengenai
hubungan antara terapi pengganti hormonal dengan angka kejadian kanker ovarium tidak konsisten, tetapi penggunaan estrogen yang lama
dapat dihubungkan dengan resiko kanker ovarium.
2,4,6,56
Kanker epitel ovarium tampaknya berasal dari permukaan sel epitel ovarium yang terjadi melalui salah satu dari dua alur:
7,34
1. Tumor tipe I Terjadi melalui perkembangan yang lambat dari lesi prekursor, dari
inklusi kista ke Adenoma jinak atau Cystadenoma dengan petensi keganasan yang rendah melalui metastase adenokarsinoma.
2. Tumor tipe II
6
Timbul secara spontan dan agresif dari epitel permukaan atau inklusi kista tanpa lesi prekursor.
6
2.3. Faktor Resiko
Beberapa faktor resiko pada kanker ovarium: 1. Faktor lingkungan
- Insiden yang tertinggi terjadi di negara-negara industri.
Universitas Sumatera Utara
- Wanita di Amerika utara, Eropa utara atau di negara industri, contohnya Israel, memiliki resiko kanker yang lebih tinggi. Secara
global Jepang memiliki angka resiko yang paling kecil. Pola makan sehari-hari juga berpengaruh terhadap resiko kanker ovarium,
misalnya mengkonsumsi makanan rendah lemak tinggi serat, karoten, dan vitamin juga mempengaruhi.
2. Faktor reproduksi
2,4,6,10
- Meningkatnya siklus ovulatori berhubungan dengan tingginya resiko kanker ovarium, karena diperkirakan terjadinya perbaikan
yang tidak sempurna pada permukaan epitel ovarium. Menarche dini dan menopose lama, juga berhubungan dgn meningkatnya
resiko kanker ovarian. - Induksi ovulasi dengan menggunakan clomiphene sitrat
meningkatkan resiko dua sampai tiga kali. - Terapi pengganti esterogen setelah menopouse meningkatkan
resiko. - Kondisi yang menurunkan frekwensi ovulasi dapat menurunkan
resiko kanker ovarium. - Pemakain pil KB, menurunkan resiko hingga 50 bila dipakai
selama 5 tahun. Pemakaian KB kombinasi dalam jangka panjang dapat mencegah resiko kanker ovarium sebanyak 50. Lama
waktu durasi proteksi bertahan hingga 25 tahun setelah penggunaan terakhir menurut.
4,6
Universitas Sumatera Utara
- Paritas berhubungan dengan periode panjang dari pada ovulasi berulang dan wanita tanpa anak memiliki resiko 2 kali lipat
mengalami kanker ovarium. - Multiparitas
4,6
Resiko menetap pada wanita yg telah melahirkan lebih 5 kali. Satu teori yang menarik menjelaskan efek protektif adalah bahwa
kehamilan menginduksi permukaan dari sel premaligna ovarium. - Kelahiran multipel.
4,6
- Riwayat pemberian ASI. Wanita menyusui memiliki efek protektif amenore yg
berkepanjangan. 3. Faktor genetik
- 5-10 herediter. - Angka resiko 5 pada penderita yang memiliki satu saudara dan
meningkat menjadi 7 bila memiliki dua saudara yang menderita kanker ovarium. Data dari National Cancer Institute tanhun 2007,
Identifikasi pasien resiko tinggi dengan keluarga yang memiliki kanker ovarian, kanker payudara, atau kanker kolon adalah strategi
pencegahan terbaik. 4. Ras
4,6
-
Wanita kulit putih memiliki insidensi tertinggi terhadap kanker ovarium dari seluruh ras dan etnis, dibandingkan dengan wanita
kulit gelap dan hispanik resiko meningkat 30-40.
2,4,6,10
Universitas Sumatera Utara
5. Tipe kanker epitel ovarium yang diturunkan - Site-specifik: hanya gen pembawa kanker ovarium yang di
transmisikan,tetapi jarang terjadi. - Breast ovarian cancer syndrome.
-
Riwayat keluar denagn Sindroma Lynch tipe II yang melibatkan kanker kolorektal nonpolyposis, kanker Endometrium, mammae,
ovarium, dan keganasan gastrointestinari serta genitourinary lainnya. Pasien dgn sindrom ini memiliki faktor resiko sebanyak
85 sepanjang hidupnya dan kanker ovarium sebanyak 10- 12.
2,4,6,10
2.4. Klasifikasi Histologi