B. Perlindungan Hukum Terhadap Anak Korban di Tinjau dari UU NO. 23 Tahun 2002
Pada hakikatnya anak tidak dapat melindungi diri sendiri dan berbagai macam tindakan yang menimbulkan kerugian mental, fisik, sosial, dalam berbagai
bidang kehidupan dan penghidupan. Anak harus dibantu oleh orang lain dalam melindungi dirinya, mengingat situasi dan kondisinya dan perlu mendapat
perlindungan dari kesalahan penerapan peraturan perundang-undangan yang diberlakukan pada dirinya, yang menimbulkan kerugian mental, fisik dan sosial.
Perlindungan anak dalam hal ini disebut perlindunga hukum yuridis Legal protection.
37
Kasus pemerkosaan terhadap anak merupakan bagian dan kesusilaan yang diatur dalam KUHP dan UU No. 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak.
Sebagai contoh kasus yang menjadi momok bagi masyarakat dan memasuki tahap yang memperhatinkan, karena setiap harinya kasus pemerkosaan yang melibatkan
anak sebagai korbannya sering kita dapatkan dan kita saksikan diberbagai media masaa, baik di majalah, koran maupun televisi. Dengan adanya UU No. 23 tahun
2002 tentang perlindunga anak maka anak dapat terlindungi dari segala macam marabahaya yang mengancam hidupnya.
Yang dimaksud dengan perlindungan anak di dalam undang-undang ini Pasal 1 angka 2 UU No. 23 tahun 2002 adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal, sesuai harkat dan martabat kemanusiaan, serta
37
HttpwwwGoogle.ComPerlindungan Hukum Terhadap Korban dalam Tindak Pidana Perkosaan, dikutip dari makalah yang berjudul “Tinjauan Yuridis terhadap penerapan Pidana
Penjara dan Denda dalam kasus Perkosaan Anak”, di Akses tanggal 21 Maret 2012.
Universitas Sumatera Utara
mendapat perlindungan dari kekerasan dan deskriminasi. Perlindungan anak dapat juga diartikan sebagai segala upaya yang ditujukan untuk mencegah, rehabilitasi,
dam memberdayakan anak yang mengalami tindak perlakuan salah, eksploitasi dan penelantaran agar dapat menjamin kelangsungan hidup dan tumbuh kembang
anak secara wajar, baik fisik, mental, dan sosialnya. Perlindungan anak tidak boleh dilakukan secara berlebihan dan
memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan maupun didi anak itu sendiri, sehingga usaha perlindungan yang dilakukan tidak berakibat negatif.
Perlindungan anak dilaksanakan rasional, bertanggung jawab, dan bermanfaat yang mencerminkan suatu usaha yang efektif dan efisien. Usaha perlindungan
anak tidak boleh mengakibatkan matinya inisiatif, kreatifitas, dan hal-hal lain yang menyebabkan ketergantungan kepada orang lain dan berperilaku tak
terkendali, sehingga anak tidak memiliki kemampuan dan kemampuan menggunakan hak-haknya dan melaksanakan kewajiban-kewajibannya.
38
Perlindungan anak dapat dibedakan menjadi 2 bagian yaitu, sebagai berikut :
a. Perlindungan anak yang bersifat yuridis, yaitu yang meliputi perlindungan
dalam bidang hukum publik dan dalam bidang hukum keperdataan. b.
Perlindungan anak yang bersifat non yuridis, yaitu yang meliputi perlindungan dalam bidang sosial, bidang kesehatan, dan bidang
pendidikan.
38
HttpwwwGoogle.ComPerlindungan Hukum Terhadap Korban dalam Tindak Pidana Perkosaan, dikutip dari makalah yang berjudul “Tinjauan Yuridis terhadap penerapan Pidana
Penjara dan Denda dalam kasus Perkosaan Anak”, di Akses tanggal 21 Maret 2012.
Universitas Sumatera Utara
Perlindungan anak dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung maksudnya kegiatannya langsung ditujukan kepada
anak yang menjadi sasaran penganganan langsung. Kegiatan seperti ini dapat berupa antara lain dengan cara melindungi anak dari berbagai ancaman dari luar
dan dalam dirinya, mendidik, membina, mendampingi anak dengan berbagai cara, mencegah anak kelaparan dan mengusahakan kesehatannya dengan berbagai cara,
menyediakan sarana pengembangan diri dan sebagainya. Perlindungan anak secara tidak langsung yaitu kegiatan tidak langsung
ditujukan kepada anak, tetapi orang lain yang melakukannyaterlibat dalam usaha perlindungan anak. Usaha perlindungan demikian misalnya dilakukan oleh
orangtua atau yang terlibat dalam usaha-usaha perlindungan anak terhadap berbagai berbagai ancaman dari luar maupun dalam diri anak, mereka yang
bertugas mengasuh, membina, mendampingi anak dengan berbagai cara, mereka yang terlibat mencegah anak kelaparan, mengusahakan kesehatan, dan sebagainya
dengan berbagai cara, mereka yang menyediakan sarana megembangkan diri anak dan sebagainya, mereka yang terlibat dalam pelaksanaan sistem peradilan pidana.
Perlindungan anak diusahakan oleh setiap orang, baik orangtua, keluarga, masyarakat, pemerintah maupun Negara. Pasal 13 UU No. 23 tahun 2002 dan
beserta penjelasannya menyebutkan bahwa setiap anak yang selama dalam pengasuhan orangtua, wali, atau pihak manapun yang bertanggung jawab atas
pengasuhan berhak mendapat perlindungan dari perlakuan :
39
a. Deskriminasi
39
Pasal 13, Undang-undang No. 23 Tahun 2002 Tentang perlindungan Anak.
Universitas Sumatera Utara
Misalnya pelakuan yang membeda-bedakan suku, agama,ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan bahasa, status hukum anak, urutan
kelahiran anak, dan kondisi fisik danatau mental. b.
Eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual Misalnya tindakan atau perbuatan memperalat, memanfaatkan, memeras
anak untuk memperoleh keuntungan pribadi, keluarga mapun golongan. c.
Penelantaran Misalnya tindakan atau perbuatan mengabaikan dengan sengaja kewajiban
untuk memelihara, merawat, mengurus anak sebagaimana mestinya. d.
Kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan Perlakuan yang kejam misalnya tindakan atau perbuatan yang secara
zalim, keji atau tidak menaruh belas kasihan kepada anak. Perlakuan kekerasan dan penganiayaan, misalnya perbuatan melukai dan atau
mencederai anak dan tidak semata-mata fisik, tetapi juga mental dan sosial.
e. Keadilan
Perlakuan ketidak adilan, misalnya tindakan keberpihakan antara anak yang satu dengan yang lainnya, atau kesewenang-wenangan terhadap
anak, dan f.
Perlakukan salah lainnya, misalnya tindakan pelecehan atau perbuatan tidak senonoh kepada anak.
Pasal 20 UU No. 23 tahun 2002 menentukan bahwa Negara, Pemerintah, Masyarakat, Keluarga, dan Orangtua berkewajiban dan bertanggung jawab
Universitas Sumatera Utara
terhadap penyelenggaraan perlindungan anak. Jadi yang mengusahakan perlindungan anak adalah setiap anggota masyarakat sesuai dengan
kemampuannya dengan berbagai macam usaha dalam situasi dan kondisi tertentu. Setiap warga negara ikut bertanggung jawab terhadap dilaksanakannya
perlindungan anak demi kesejahteraan anak. Kewajiban dan tanggung jawab Negara dan Pemerintah dalam usaha
perlindungan anak diatur dalam Undang-undang ini UU No. 23 tahun 2002, yaitu :
a. Menghormati dan menjamin hak asasi anak tanpa membedakan suku,
agama, ras, golongan, jenis kelamin, etik budaya, dan bahasa, status hukum anak, urutan kelahiran anak dan kondisi fisik dan atau mental
Pasal 21. b.
Memberikan dukungan sarana dan prasara dalam penyelenggaraan perlindungan anak Pasal 22
c. Menjamin perlindungan, pemeliharaan, dan kesejahteraan anak dengan
memperhatikan hak dan kewajiban orangtua, wali atau orang lain yang secara umum bertanggung jawab terhadap anak dan mengawasi
penyelenggaraan perlindungan anak Pasal 23. d.
Menjamin anak untuk mempergunakan hakya dalam menyampaikan pendapat sesuai dengan usia dan tingkat kecerdasan anak Pasal 2.
Kewajiban dan tanggung jawab masyarakat terhadap perlindungan anak dilaksanakan melalui kegiatan peran masyarakat dalam penyelenggaraan
Universitas Sumatera Utara
perlindungan anak Pasal 25. Kewajiban dan tanggung jawab keluarga dan orangtua dalam usaha perlindungan anak diatur dalam Pasal 26, yaitu :
a. Mengasuh, memelihara, mendidik, dam melindungi anak.
b. Menumbuh kembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan
minatnya. c.
Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.
Adapun perlindungan yang diberikan bagi korban perkosaan kekerasan seksual berupa perlindungan khusus, dimana dalam Pasal 59 menyebutkan bahwa
pemerintah dan lembaga negara lainnya berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak dalam situasi darurat, anak
yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak tereksploitasi secara ekonomi danatau seksual, anak yang diperdagangkan,
anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya, anak korban penculikan, penjualan dan perdagangan, anak
korban kekerasan baik fisik maupun mental, anak yang menyandang cacat, dan anak korban perlakuan salah dan penelantaran.
Perlindungan khusus bagi anak korban kekerasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 diatas meliputi kekerasan fisik, mental dan seksual dilakukan
melalui upaya : a.
Penyebarluasan dan sosialisasi ketentuan peraturan perundang-undangan yang melindungi anak korban tindak kekerasan, dan
b. Pemantauan, pelaporan, dan pemberian saksi.
Universitas Sumatera Utara
Perlindungan khusus ini juga berlaku bagi setiap orang yang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta
melakukan kekerasan sebagaimana yang dimaksud diatas.
C. Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Pelaku di Tinjau dari KUHP dan UU NO. 23 Tahun 2002