Akses Pelayanan Kerangka Konsep Variabel Independen

menentukan tingkat pendapatan seseorang adalah dipandang dari besarnya UMK Ratih. P, 2011

g. Akses Pelayanan

Akses berarti bahwa pelayanan kesehatan tidak terhalang oleh keadaan geografis, sosial, budaya, organisasi atau hambatan bahasa. Menurut BKKBN 2007, keterjangkauan ini dimaksudkan agar pria dapat memperoleh informasi yang memadai dan pelayanan KB yang memuaskan. Keterjangkauan ini dapat meliputi :1 keterjangkauan fisik, yaitu dimaksudkan agar tempat pelayanan lebih mudah menjangkau dan dijangkau oleh masyarakat sasaran, khususnya pria ; dan 2 keterjangkauan ekonomi, yaitu dimaksudkan agar biaya pelayanan dapat dijangkau oleh klien. Biaya untuk memperoleh pelayanan menjadi bagian penting bagi klien. Biaya klien meliputi : uang, waktu, kegiatan kognitif dan upaya perilaku serta nilai yang akan diperoleh klien.

2.5. Kerangka Konsep Variabel Independen

Variabel Dependen Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian 1. Umur 2. Jumlah anak 3. Pendidikan 4. Tingkat Pendapatan 5. Pengetahuan 6. Sikap 7. Akses Pelayanan Pemakaian Kontrasepsi Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan survey. Menurut Kerlinger dalam Riduwan 2008 penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil tetapi data yang dipelajari adalah data dan sampel yang diambil dari populasi tersebut sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan antar variabel. Jenis penelitian adalah deskriftif analitik bertujuan untuk mengetahui pengaruh Umur, jumlah anak, pendidikan, tingkat pendapatan, pengetahuan, sikap, dan akses pelayanan terhadap pemakaian kontrasepsi di Kecamatan STM Hulu tahun 2012.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi Penelitian ini dilakukan di Kecamatan STM Hulu. Alasan pemilihan lokasi

penelitian ini karena Kecamatan STM Hulu merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Deli Serdang yang memiliki jumlah pencapaian peserta KB aktif yang cukup besar, akan tetapi tingkat pemakaian alat kontrasepsi pria di Kecamatan STM Hulu masih sangat sedikit bila dibandingkan dengan jumlah PUS yang ada, yaitu sebanyak 107 4,65 dari 2.300 PUS. Pencapaian tersebut masih cukup jauh bila dibandingkan dengan perkiraan permintaan masyarakat PPM peserta KB aktif tahun 2011 untuk Kecamatan STM Hulu yaitu 8,24. Universitas Sumatera Utara