Hulu belum menjadi prioritas, sehingga puskesmas tidak memiliki strategi khusus untuk mempromosikan dan meningkatkan layanan KB di puskesmas. Hal ini ditandai
dengan jumlah petugas KB di Kecamatan STM Hulu masing sangat kurang. Dengan kurangnya sosialisasi dari pemerintah tentang program KB melalui pemakaian
kondom, dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan suami tentang KB. Sehingga hal tersebut membuat suami masih ada yang merasa bahwa KB merupakan urusan
para istri. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul faktor-faktor yang memengaruhi pemakaian alat kontrasepsi pada pria di Kecamatan STM Hulu.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya keikutsertaan suami didalam
pemakaian alat kontrasepsi di Kecamatan STM Hulu.
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pemakaian alat kontrasepsi pada pria di Kecamatan STM Hulu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012.
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengaruh umur suami terhadap pemakaian alat kontrasepsi. b. Untuk mengetahui pengaruh jumlah anak terhadap pemakaian alat kontrasepsi.
Universitas Sumatera Utara
c. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan suami terhadap pemakaian alat kontrasepsi.
d. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendapatan terhadap pemakaian alat kontrasepsi.
e. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan suami terhadap pemakaian alat kontrasepsi.
f. Untuk mengetahui pengaruh sikap suami terhadap pemakaian alat kontrasepsi. g. Untuk mengetahui pengaruh akses pelayanan terhadap pemakaian alat
kontrasepsi.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan informasi bagi penduduk di Kecamatan STM Hulu terhadap penggunaan alat kontrasepsi pria, sehingga meningkatkan jumlah pemakaian alat
kontrasepsi pada pria. 2. Sebagai bahan masukan bagi Badan Kependudukan, Catatan Sipil, KB dan
Keluarga Sejahtera Kabupaten Deli Serdang untuk perencanaan Program Keluarga Berencana KB.
3. Sebagai referensi dan bahan masukan bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan STM Hulu dan PLKB petugas lapangan keluarga berencana untuk
upaya peningkatan jumlah pemakaian alat kontrasepsi pada pria.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Keluarga Berencana
Keluarga Berencana family planning adalah kegiatan untuk melakukan pembatasan kelahiran baik untuk sementara agar dapat dicapai jarak antara dua
kelahiran, maupun untuk selamanya agar dapat dicegah bertambahnya anak. Paradigma baru program Keluarga Berencana telah diubah visinya selain untuk
mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera juga untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas tahun 2015, dimana keluarga yang berkualitas adalah
keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Dalam paradigma baru program Keluarga Berencana ini, misinya sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai
upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga DepKes RI, 2003.
2.2. Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata: Kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan sel telur sel wanita yang matang dengan sel
sperma sel pria yang mengakibatkan kehamilan. Tujuan dari kontrasepsi adalah untuk menghindarimencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan sel
telur dengan sel sperma tersebut Sou,yb, J, 1989. Cara kerja kontrasepsi bermacam- macam tetapi pada umumnya:
Universitas Sumatera Utara