Pengaruh Akses Pelayanan Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi

dari program KB menjadi faktor penentu keterbatasan program KB yang dapat dicapai.

5.7. Pengaruh Akses Pelayanan Terhadap Pemakaian Alat Kontrasepsi

Hasil analisis bivariat menunjukkan 3173,8 responden memakai alat kontrasepsi dengan akses pelayanan KB kategori mudah. Sementara diantara responden dengan akses pelayanan KB kategori sulit, diperoleh sebanyak 33 38,4 responden memakai alat kontrasepsi. Berdasarkan hasiluji Chi Square diperoleh nilai p=0,000 p0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara akses pelayanan dengan pemakaian alat kontrasepsi. Dan hasil analisis regresi logistik ganda dibuktikan adanya pengaruh yang bermakna dari akses pelayanan KB terhadap pemakaian alat kontrasepsi dimana p= 0,001 p0,05. Penelitian di atas didukung oleh penelitian Suprihastuti 2000, adanya kemudahan dan ketersediaan sarana pelayanan ternyata berdampak positif terhadap penggunaan sesuatu alat kontrasepsi. Menurut penelitian Adamchak di Nepal dalam Satyavada and Adam 2000, bahwa perbaikan dalam penyampaian pelayanan kontrasepsi dan penyediaan akses yang mudah secara signifikan dapat meningkatkan proporsi pemakaian kontrasepsi yang akhirnya akan memberikan pilihan terhadap pengaturan kelahiran dan ukuran keluarga. Kemudian untuk meningkatkan penerimaan partisipasi pria dalam KB perlu dilakukan Komunikasi Informasi dan Edukasi KIE mengenai jenis metode kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan biaya Pelayanan KB melalui pertemuan kelompok atau paguyuban dengan melibatkan PLKB kecamatan, TOMA, TOGA. Universitas Sumatera Utara Rendahnya partisipasi pria dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi pada dasarnya tidak terlepas dari operasional program KB yang selama ini dilaksanakan mengarah kepada wanita sebagai sasaran. Demikian juga masalah penyediaan alat kontrasepsi yang hampir semuanya untuk wanita, sehingga terbentuk pola pikir bahwa para pengelola dan pelaksana program mempunyai persepsi yang dominan yakni yang hamil dan melahirkan adalah wanita, maka wanitalah yang harus menggunakan alat kontrasepsi Sumadi, 2007. Hasil penelitian Suprihastuti 2000, menyatakan bahwa adanya kemudahan dan ketersediaan sarana pelayanan ternyata berdampak positif terhadap penggunaan sesuatu alat kontrasepsi. Asan 2007, mengatakan bahwa aksesibilitas pria terhadap informasi mengenai KB rendah karena masih terbatasnya informasi tentang peranan pria dalam KB dan KR; dan aksesibilitas pria terhadap sarana pelayanan kontrasepsi rendah. Demikian juga terbatasnya jumlah sarana pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan pria serta waktu buka sarana pelayanan tersebut. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari responden yang tidak menggunakan alat kontrasepsi. Salah satu alasan mereka enggan menggunakan kondom karena jarang tersedia. Sementara jika ada pelayanan KB didaerah mereka. Petugas kesehatan lebih sering hanya membenyediakan alat kontrasepsi bagi wanita saja. Apalagi petugas KB yang seharusnya memberikan informasi mengenai KB kepada mereka sangat jarang sekali melakukan pelayanan dan penyuluhan KB. Peran para TOGA dan TOMA pun dirasa kurang dalam memberikan informasi mengenai KB. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN