metode KB dari petugas KB, 53,1 responden tidak mendapatkan informasi tentang metode KB dari tenaga kesehatan dokter atau bidan, dan sebesar 78,1 responden
tidak mendapatkan informasi tentang metode KB pria dari tokoh agama atau tokoh masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian juga dapat diketahui sebesar 61,7 responden tidak mendapatkan informasi tentang tempat pelayanan KB dan biaya pelayanan KB
dari petugas KB, 46,9 responden tidak mendapatkan informasi tentang tempat pelayanan KB dan biaya pelayanan KB dari tenaga kesehatan,
Kategori akses pelayanan KB dapat dilihat pada Tabel 4.12 di bawah ini.
Tabel 4.12. Akses Pelayanan KB di Kecamatan STM Hulu Tahun 2012 No.
Akses Pelayanan KB Frekuensi
Persentase
1. Mudah mengakses
42 32,8
2. Sulit mengakses
86 67,2
Total 128
100,0
Dari Tabel 4.12. diketahui bahwa sebagian besar responden 67,2 memiliki akses pelayanan KB kategori sulit.
4.3. Analisis Bivariat
4.3.1. Hubungan Umur dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Tabel 4.13. Hubungan Umur dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi di
Kecamatan STM Hulu Tahun 2012 Umur
Pemakaian alat kontrasepsi Jumlah
p value Mema
kai Tidak
Memakai n
n n
0,478
Median 36 Tahun 33
47.1 37
52.9
70 100,0
≥ Median ≥ 36 Tahun 31
53.4 27
46.6 58
100,0
Berdasarkan Tabel 4.13. diperoleh sebanyak 33 47,1 dari 70 responden berumur 36 tahun memakai alat kontrasepsi. Sementara diantara responden yang
Universitas Sumatera Utara
berumur ≥ 36 Tahun, diperoleh sebanyak 31 53,4 dari 58 responden memakai
alat kontrasepsi. Hasil chi-square diperoleh nilai p = 0,478, maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan secara signifikan antara umur dengan pemakaian alat
kontrasepsi.
4.3.2. Hubungan Jumlah Anak dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Tabel 4.14. Hubungan Jumlah Anak dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi di
Kecamatan STM Hulu Tahun 2012 Jumlah Anak
Pemakaian alat kontrasepsi Jumlah
p value Mema
kai Tidak
Memakai n
n n
0,032
≤ 2 orang 21
38.9 33
61.1 54
100,0
2 orang 43
58.1 31
41.9
74 100,0
Berdasarkan Tabel 4.14. diketahui sebanyak 21 38,9 dari 54 responden
memakai alat kontrasepsi dengan jumlah anak ≤ 2 orang . Sementara diantara
responden yang memiliki jumlah anak 2 orang, diperoleh sebanyak 43 58,1 dari 74 responden memakai alat kontrasepsi. Hasil chi-square diperoleh nilai p = 0,032
maka dapat disimpulkan ada hubungan secara signifikan antara jumlah anak dengan pemakaian alat kontrasepsi.
4.3.3. Hubungan Pendidikan dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Tabel 4.15. Hubungan Pendidikan dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi di
Kecamatan STM Hulu Tahun 2012 Pendidikan
Pemakaian alat kontrasepsi Jumlah
p value Mema
kai Tidak
Memakai n
n n
0,003 Tinggi
50 59,5
34 40,5
84 100,0
Rendah 14
31,8 30
68,2
44 100,0
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.15. diperoleh bahwa ada sebanyak 50 59,5 dari 84 responden yang memiliki pendidikan tinggi memakai alat kontrasepsi. Sementara responden yang
memiliki pendidikan rendah, diperoleh sebanyak 14 31,8 yang memakai alat kontrasepsi. Hasil chi-square diperoleh nilai p = 0,003 maka dapat disimpulkan ada
hubungan secara signifikan antara pendidikan dengan pemakaian alat kontrasepsi.
4.3.4. Hubungan Pendapatan dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Tabel 4.16. Hubungan Pendapatan dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi di
Kecamatan STM Hulu Tahun 2012 Pendapatan
Pemakaian alat kontrasepsi Jumlah
p value Mema
kai Tidak
Memakai n
n n
0,020 Tinggi
55 55.6
44 44.4
99 100,0
Rendah 9
31.0 20
69.0
29 100,0
Berdasarkan Tabel 4.16. diperoleh sebanyak 55 55,6 dari 9 responden yang berpendapatan tinggi memakai alat kontrasepsi. Sementara diantara responden
yang berpendapatan rendah, diperoleh sebanyak 9 31,0 dari 29 responden memakai alat kontrasepsi. Hasil chi-square diperoleh nilai p = 0,020, maka dapat
disimpulkan ada hubungan secara signifikan antara pendapatan dengan pemakaian alat kontrasepsi.
4.3.5. Hubungan Pengetahuan dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Tabel 4.17. Hubungan Pengetahuan dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi di
Kecamatan STM Hulu Tahun 2012 Pengetahuan
Pemakaian alat kontrasepsi Jumlah
p value Mema
kai Tidak
Memakai n
n n
0,002 Baik
55 57.9
40 42.1
95 100,0
Tidak baik 9
27.3 24
72.7
33 100,0
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.17. diperoleh sebanyak 55 57,9 dari 95 responden memakai alat kontrasepsi dengan pengetahuan kategori baik. Dan responden dengan
pengetahuan kategori tidak baik, diperoleh sebanyak 9 27,3 dari 33 responden memakai alat kontrasepsi. Hasil chi-square diperoleh nilai p = 0,002 maka dapat
disimpulkan ada hubungan secara signifikan antara pengetahuan dengan pemakaian alat kontrasepsi.
4.3.6. Hubungan Sikap dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Tabel 4.18. Hubungan Sikap dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi di
Kecamatan STM Hulu taun 2012 Sikap
Pemakaian alat kontrasepsi Jumlah
p value Mema
kai Tidak
Memakai n
n n
0,014 Baik
50 59.5
34 40.5
84 100,0
Tidak baik 14
31.8 30
68.2
44 100,0
Berdasarkan Tabel 4.18. diperoleh sebanyak 50 59,5 dari 84 responden memakai alat kontrasepsi dengan sikap kategori baik. Dan responden dengan sikap
kategori tidak baik, diperoleh sebanyak 14 31,8 dari 44 responden memakai alat kontrasepsi. Hasil chi-square diperoleh nilai p = 0,014 maka dapat disimpulkan ada
hubungan secara signifikan antara sikap dengan pemakaian alat kontrasepsi.
4.3.7. Hubungan Akses Pelayanan dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi Tabel 4.19. Hubungan Akses Pelayanan dengan Pemakaian Alat Kontrasepsi di
Kecamatan STM Hulu tahun 2012 Akses Pelayanan
Pemakaian alat kontrasepsi Jumlah
p value Mema
kai Tidak
Memakai n
n n
0,000
Mudah mengakses 31
73.8 11
26.2
42 100,0
Sulit mengakses 33
38.4 53
61.6
86 100,0
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.19. diperoleh sebanyak 31 73,8 dari 42 responden memakai alat kontrasepsi dengan akses pelayanan KB kategori mudah. Sementara
diantara responden dengan akses pelayanan KB kategori sulit, diperoleh sebanyak
33 38,4 dari 95 responden memakai alat kontrasepsi. Hasil chi-square diperoleh nilai p = 0,000 maka dapat disimpulkan ada hubungan secara signifikan antara akses
pelayanan KB dengan pemakaian alat kontrasepsi.
4.4. Analisis Multivariat