ada hubungan antara pelayanan asuhan keperawatan daya tanggap dengan kepuasan pasien rawat inap di RSUD Doloksanggul. Artinya semakin tanggap seorang perawat
melaksanakan tugasnya maka maka pasien akan merasa puas terhadap pelayanan asuhan keperawatana.
Menurut Purwanto 2007 pada tulisannya disebutkan bahwa kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa faktor antara lain Service ability yaitu meliputi kecepatan,
kompetensi, serta penanganan keluhan yang memuaskan untuk pasien. Pelayanan yang diberikan oleh perawat dengan daya tanggap yang baik akan memberikan
penanganan yang cepat pula terhadap keluhan pasien sewaktu-waktu. Menurut Nurachmah 2001, pada seminar di Keperawatan RS Islam
Cempaka Putih Jakarta, disebutkan pasien menghargai perawat sebagai seseorang yang memiliki kualitas diri, sikap, cara dan kepribadian yang spesifik, serta selalu
berada dengan pasien dan bersedia setiap saat menolong pasien. Dalam memberikan aspek daya tanggap pelayanan asuhan keperawatan responden mayoritas menyatakan
baik, sehubungan dengan kesediaan perawat untuk membantu pasien dan merespon permintaan pasien dengan tanggap dan menginformasikan tindakan dengan tepat.
5.1.4. Mutu Pelayanan Asuhan Keperawatan Jaminan
Jaminan asuhan keperawatan meliputi kemampuan pengetahuan perawat terhadap pelayanan asuhan keperawatan, keramahtamahan, perhatian dan kesopanan
dalam memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan di dalam memberikan keamanan di dalam memanfaatkan jasa yang
ditawarkan, dan kemampuan di dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Jaminan asuhan keperawatan dalam penelitian ini adalah perawat ramah
dan sopan, pelayan yang diberikan membuat kesehatan pasien semakin baik, barang pasien tidak pernah hilang, obat yang diberikan perawat dapat mengatasi keluhan
sakit pasien dan pelayanan perawat dapat mengatasi kecemasan pasien rawat inap
RSUD Doloksanggul.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden yang menyatakan jaminan asuhan keperawatan baik 61,4. Dan kurang baik sebesar 38,6. Dari hasil
uji statistik chisquare terdapat jaminan pelayanan asuhan keperawatan baik membuat kepuasan pasien tinggi 59,3 ini lebih kecil dibanding dengan tingkat kepuasan
rendah sebesar 40,7, sedangkan jaminan pelayanan asuhan keperawatan kurang baik membuat kepuasan pasien tinggi sebesar 5,9, ini lebih kecil dibanding tingkat
kepuasan pasien rendah sebesar 94,1, nilai p value lebih kecil dari nilai alpha 0,001 0,05 . Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan jaminan
pelayanan asuhan keperawatan dengan kepuasan pasien rawat inap di RSUD Doloksanggul, yakni semakin baik jaminan asuhan keperawatan yang diberikan
perawat maka kepuasan pasien semakin tinggi. Artinya apabila perawat bersikap lebih ramah, sopan, pelayanan yang diberikan baik, barang pasien terjaga dengan
baik sehingga memberi keamanan pada pasien pada saat jam-jam istirahat, obat yang diberikan perawat segera mengatasi keluhan dan pelayanan perawat dapat mengatasi
kecemasan pasien rawat inap RSUD Doloksanggul dengan cara bertanya setiap makan obat, memberi penjelasan obat yang akan dimakan, menemani sejenak pada
saat istirahat akan memberikan perasaan puas pada pasien.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian mutu pelayanan asuhan keperawatan jaminan di ruang rawat inap RSUD Doloksanggul, responden menyatakan sangat setuju jika perawat ramah
dan komunikatif dalam menjelaskan tindakan keperawatan yang diberikan dengan tepat. Menurut Azwar 2000, mutu asuhan pelayanan rawat inap dikatakan baik
diartikan sebagai petugas menerima pasien harus mampu melayani dengan cepat karena mungkin pasien memerlukan penangan segera dan penanganan pertama dari
perawat harus mampu menaruh kepercayaan bahwa pengobatan yang diterima dimulai secara benar.
Penelitian tersebut di atas sama dengan penelitian Anjaryani 2007, dengan
judul Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Perawat RSUD Tugerejo Semarang dengan hasil penelitian ada hubungan antara mutu pelayanan keperawatan salah
satunya adalah jaminan asuhan keperawatan dengan kepuasan pasien, dimana semakin tinggi mutu pelayanan keperawatan maka semakin tinggi pula kepuasan
pasien. Junadi 1995, juga menyatakan bahwa mutu pelayanan kesehatan bagi seorang pasien tidak lepas dari rasa puas terhadap pelayanan kesehatan yang diterima,
dimana mutu yang baik dikaitkan dengan kesembuhan dari penyakit, peningkatan derajat kesehatan atau kesegaran, lingkungan perawatan yang menyenangkan, dan
keramahan petugas. 5.1.5. Mutu Pelayanan Asuhan Keperawatan Empati
Empati merupakan perhatian yang diberikan suatu layanan usaha kepada pelanggannya. Pasien sebagai orang sakit pada umumnya sangat mengharapkan
perhatian dari orang-orang yang ada di sekitarnya, perawat sebagai karyawan rumah
Universitas Sumatera Utara
sakit yang paling sering berinteraksi dengan pasien maupun keluarga pasien dituntut untuk bisa menunjukkan rasa empatinya. Bahwa beberapa perawat masih ditemukan
tidak pernah memberikan komentar terhadap apa yang dirasakan pasien dan perawat tidak pernah menyebutkan penyebab apa yang pasien rasakan. Empati akan
membantu dalam mempererat hubungan antara perawat dan pasien sehingga menjadikan pasien merasa diperhatikan dan pada akhirnya akan meningkatkan
kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan. Empati asuhan keperawatan dalam
penelitian ini adalah perawat memanggil nama pasien dengan benar, perawat selalu merawat pasien, perawat mendengarkan dengan penuh perhatian keluhan pasien,
perawat memperkenalkan diri setiap pergantian shift dan perawat menanyakan
keluhan sakit yang dirasakan pasien.
Hasil penelitian di RSUD Doloksanggul menunjukkan bahwa jumlah responden yang menyatakan empati perawat dalam pelayanan asuhan keperawatan
pasien rawat inap baik sebanyak 50 dan kurang baik juga 50. Dari hasil uji statistik chisquare diketahui bahwa empati pelayanan asuhan keperawatan pasien
rawat inap baik yang menjadikan kepuasan pasien tinggi sebanyak 54,5, ini lebih besar dibanding dengan pasien yang merasa kepuasannya rendah sebesar 45,5,
sedangkan perawat yang punya rasa empati kurang baik dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang menjadikan kepuasan pasien tinggi sebesar
22,7, ini lebih kecil dibanding pasien yang kepuasanya rendah sebesar 77,3, nilai p value lebih besar dari nilai alpha 0,063 0,005 , artinya tidak ada hubungan yang
Universitas Sumatera Utara
signifikan pelayanan asuhan keperawatan empati dengan kepuasan pasien rawat inap di RSUD Doloksanggul.
Kemampuan empati terkadang memang tidak dapat langsung muncul dari diri seorang perawat begitu saja, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan empati yaitu peduli, perhatian dari perawat kepada pasien, berguru, dengan belajar kepada mereka yang telah nyata dianggap memiliki kemampuan
empati yang tinggi, berlatih, mengasah kemampuan empatinya, berbagi pengalaman dengan sesama rekan sekerja maka diharapkan perawat akan lebih tangguh dan hebat.
Dengan begitu maka perawat dapat meningkatkan kemampuan empatinya agar dapat lebih mengerti, memahami, dan menghayati tidak hanya kondisi fisik namun juga
kondisi psikis pasien.
Pada hasil penelitian mutu pelayanan asuhan keperawatan empati di ruang rawat inap RSUD Doloksanggul tidak mempengaruhi kepuasan pasien secara
signifikan. Hasil tersebut berbeda dengan hasil penelitian Vike Diah Anjaryani tentang kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan perawat di RSUD Semarang,
ada hubungan mutu aspek empati terhadap kepuasan pasien rawat inap RSUD Tugurejo Semarang.
5.2. Pengaruh Mutu Pelayanan Asuhan Keperawatan Bukti langsung, Kehandalan, Daya Tanggap, Jaminan dan Empati Terhadap Kepuasan
Pasien Rawat Inap Setelah dilakukan analisis multivariat dengan uji regresi logistik, ternyata
Mutu pelayanan asuhan keperawatan bukti langsung, kehandalan, daya tanggap, dan
Universitas Sumatera Utara
empati tidak berpengaruh terhadap kepuasan pasien rawat inap, hal ini ditunjukkan dengan hasil dari nilai p value keempat variabel mutu pelayanan asuhan
keperawatan lebih besar dari nilai alpha 0,05. Keempat variabel tersebut di atas tidak berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Walaupun tidak berpengaruh langsung
namun tetap masih banyak responden pada saat menjawab pertanyaan kurang setuju terhadap penampilan, kesigapan, jaminan dan empati perawat, oleh karena itu tetap
mutu pelayanan harus dilaksanakan sesuai dengan tugas dan fungsi perawat. Perawat di rumah sakit adalah tenaga kesehatan yang selama 24 jam berada di
rumah sakit dengan tugas pokok memberikan pelayanan asuhan keperawatan, pasien menginginkan perawat yang melayaninya memiliki sikap baik, murah senyum, sabar,
mampu berbahasa yang mudah dipahami, serta berkeinginan menolong yang tulus dan mampu menghargai pendapat pasien. Mereka mengharapkan perawat memiliki
pengetahuan yang memadai tentang kondisi penyakitnya sehingga perawat mampu mengatasi setiap keluhan yang dialami oleh pasien selama di rawat di rumah sakit dan
memberikan penjelasan yang mudah dimengerti oleh pasien tentang masalah penyakit yang dideritanya.
Dari hasil uji satatistik regresi logistik nilai p value variabel jaminan sebesar 0,011 lebih kecil dari nilai alpha 0,05 artinya jaminan berpengaruh terhadap
kepuasan pasien, besarnya pengaruh jaminan dapat dilihat pada kolom Beta yaitu sebesar 6,526 sekaligus jaminan merupakan variabel yang paling dominan
pengaruhnya terhadap kepuasan pasien karena nilai beta lebih besar dari nilai variabel lainnya. Tingkat kepuasan pasien terhadap aspek dari jaminan seperti
Universitas Sumatera Utara
kenyamanan ruangan perawatan mayotitas 52,3 kurang puas, terhadap keterampilan perawat 59,1 kurang puas, terhadap keramahan perawat 52,3
kurang puas , terhadap kesabaran perawat membantu membersihkan pasien 63,6 kurang puas, tetapi mayoritas 45,5 pasien puas dengan senyum perawat dan
mendengarkan keluhannya. Berdasarkan karakteristik responden dalam penlitian di RSUD Doloksanggul
yang dilihat dari tingkat pendidikan dari 44 responden mayoritas SMA 50 sedangkan tingkat pendidikatan terendah SD sebesar 4,3, mereka lebih luas melihat
kualitas pelayanan asuhan keperawatan yang mereka terima dari aspek jaminan. Dimensi mutu pelayanan asuhan keperawatan jaminan adalah pengetahuan dan
keterampilan perawat, kesopanan dan keramahtamahan, kemampuan perawat dalam berkomunikasi, sifat dapat dipercaya dari perawat serta adanya jaminan keamanan
bagi pasien. Sesuai dengan teori peran dan fungsi perawat dalam melakukan pengkajian pada individu sehat maupun sakit dimana segala aktifitas yang di lakukan
berguna untuk pemulihan kesehatan berdasarkan pengetahuan yang di miliki, aktifitas ini dilakukan dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian
pasien secepat mungkin. Perawat dalam menjalankan tugasnya memberikan pelayanan dengan segala upaya untuk membantu orang sakit maupun sehat dari sejak
lahir sampai meninggal dunia dalam bentuk peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan yang dimiliki sedemikian rupa sehingga pasien tersebut secara
optimal dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri tanpa memerlukan bantuan dan ataupun tergantung pada orang lain.
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini juga sama dengan hasil penelitian Trimumpuni 2009 bahwa mutu pelayanan asuhan keperawatan walaupun tidak terlalu kelihatan
pengaruhnya, namun berperan dalam mempengaruhi kepuasan pasien rawat inap di RSU Puri Asih Salatiga Semarang. Sama juga dengan hasil penelitian Marantika
2008 pada pasien rawat inap Kelas III Rumah sakit Bethesda Yogyakarta, bahwa mutu pelayanan keperawatan asuhan keperawatan khususnya jaminan berpengaruh
terhadap kepuasan pasien. Seorang perawat harus peka dalam memahami alur pikiran dan perasaan
pasien serta bersedia mendengarkan keluhan pasien tentang penyakitnya untuk dapat memberikan pelayanan yang prima. Perawat harus mengerti bahwa yang dikeluhkan
oleh pasien merupakan kondisi yang sebenarnya, sehingga respon yang diberikan terasa tepat dan benar bagi pasien. Potter dan Perry, 2005
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perawat dalam pelayanan kesehatan sangat diperlukan rasa memahami dan memberikan rasa nyaman
pada pasien dalam melaksanakan perawatan. Perawat harus mampu memahami keluhan dari pasien tersebut, dan memiliki kualitas diri, sikap, cara serta kepribadian
yang spesifik, dan juga selalu berada dengan pasien yang bersedia setiap saat menolong pasien sehingga pasien merasa puas terhadap layanan yang diberikan
perawat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan