b. Mendorong manusia berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. c. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
d. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan guna mencapai tujuan, dengan mengurangi
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Di samping itu motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan
pencapaian prestasi. Seseorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan
hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan
dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar. Motivasi belajar tersebut ada yang intrinsik atau ekstrinsik. Penguatan motivasi-motivasi
belajar tersebut berada di tangan para guru dan anggota masyarakat lain. Dengan diadakan pembuatan persiapan mengajar, pelaksanaan belajar-
mengajar, maka guru menguatkan motivasi belajar siswa. Sebaliknya, dilihat dari segi emansipasi kemandirian siswa, motivasi belajar semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
meningkat pada tercapainya hasil belajar. Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi
fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Dimyati dan Mudjiono 2002:97 mengemukakan unsur-unsur yang
mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut: a. Cita-cita atau aspirasi siswa
Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran,
penguatan dengan hadiah atau juga dengan hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan
menjadi cita-cita. Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang hayat. Cita-cita akan memperkuat motivasi
belajar intrinsik maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.
b. Kemampuan siswa Keinginan seorang anak perlu disertai dengan kemampuan atau
kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
c. Kondisi siswa Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani
mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar.
Sebaliknya, seorang siswa yang sehat, kenyang, dan gembira akan mudah memusatkan perhatian.
d. Kondisi lingkungan siswa Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat
tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Kondisi lingkungan sekolah yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan
perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah
diperkuat.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran Siswa memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran
yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup. Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi dan perilaku
belajar. Lingkungan siswa yang berupa lingkungan alam, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan
budaya siswa yang berupa surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film semakin menjangkau siswa. Kesemua lingkungan tersebut
mendinamiskan motivasi belajar. Guru profesional diharapkan mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memanfaatkan surat kabar, majalah, siaran radio, televisi, dan sumber belajar di sekitar sekolah untuk memotivasi belajar.
f. Upaya guru dalam membelajarkan siswa Upaya guru dalam membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar
sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi: 1 menyelenggarakan tertib sekolah, 2 membina disiplin belajar
dalam tiap kesempatan, 3 membina belajar tertib pergaulan, 4 membina belajar tertib lingkungan sekolah. Upaya pembelajaran guru
di sekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah. Pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarga, lembaga agama, pramuka,
dan pusat pendidikan pemuda yang lain. Guru profesional dituntut menjalin kerjasama pedagogi dengan pusat-pusat pendidikan tersebut
Upaya mendidikkan belajar “tertib hidup” merupakan kerjasama sekolah dan luar sekolah.
Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Anak yang memiliki motivasi yang kuat
akan selalu menampakkan keaktifan pada saat kegiatan pembelajaran di kelas. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya mulai dari kegiatan fisik
sampai kegiatan psikis yang sulit diamati. Contoh kegiatan fisik antara lain membaca, mendengar, menulis, mengerjakan tugas dan sebagainya.
Contoh kegiatan psikis antara lain menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu
konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis lain.
Motivasi dapat dikaitkan dengan minat. Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara
situasi yang dihubungkan dengan kebutuhan-kebutuhan atau keinginan- keinginan sendiri. Oleh karena itu, apa yang dilihat seseorang sudah tentu
akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri. Jadi minat akan selalu berkait
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan soal kebutuhan atau keinginan. Seseorang yang mempunyai motivasi dalam dirinya tentu didasari minat dalam dirinya oleh karena itu
yang terpenting bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu butuh dan ingin terus belajar Sardiman, 2003:76.
Konsentrasi adalah pemusatan tenaga dan energi psikis dalam mengahadapi suatu objek, dalam hal ini peristiwa proses belajar mengajar
di kelas dan apa yang berkaiatan dengan itu. Konsentrasi dalam belajar berkaitan dengan kemauan dan hasrat untuk belajar dan pada dasarnya
sudah terkandung didalam motivasi belajar, lebih-lebih motivasi belajar intrinsik. Namun, konsentrasi dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan
siswa dan minatnya dalam belajar. Siswa yang berperasaan senang dan berminat terhadap materi pelajaran, akan mudah berkonsentrasi dalam
belajar, apalagi bila memiliki motivasi yang kuat Winkel, 1989:100.
4. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar