Perilaku Konsumtif Pada Remaja

impulsif. Remaja juga cenderung memiliki perhatian khusus terhadap kegiatan kencan, belanja dan penampilan mereka. Pakaian bagi mereka dijadikan sebuah simbol agar mudah dilihat selain itu tujuan remaja memperhatikan penampilan mereka adalah untuk menarik perhatian dari lawan jenisnya.

2. Objek Perilaku Konsumsi Remaja

Syntya 2004 mencoba menjelaskan beberapa objek yang diminati remaja untuk cenderung dikonsumsi, diantaranya: a. Pakaian, sepatu, tas dan perhiasan Model dan cara berpakaian setiap bangsa berbeda sesuai dengan iklim dan mata pencahariannya. Perkembangan zaman menyebabkan pertambahan akan mode dari pakaian, sepatu, tas dan perhiasan. b. Kosmetika Kosmetika merupakan barang yang banyak dipakai oleh manusia terutama wanita, karena kosmetika berguna untuk merawat tubuh dan menambah daya tarik. c. Makanan Makanan semula berfungsi sebagai penambah energi. Menu makanan dibuat sederhana asal memenuhi empat sehat lima sempurna. Namun sekarang fungsi makanan tidak saja berfungsi sebagai penambah energi saja tetapi juga dianggap juga bisa menaikkan gengsi. Dari penjelasan di atas maka dapat dilihat bahwa remaja cenderung menyukai beberapa objek, diantanya pakaian, sepatu, tas dan perhiasan, kosmetika dan makanan. Pakaian menjadi objek yang sangat banyak diminati oleh remaja karena menurut hasil penelitian Kefgen dan Specht 1997 produk pakaian adalah produk yang dapat meningkatkan penampilan diri mereka dibanding produk yang lain E. Hubungan Antara Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif terhadap Pakaian pada Siswi SMU Stella Duce 2 Yogyakarta. Siswi SMU Stella Duce 2 Yogyakarta termasuk dalam kategori usia remaja. Hurlock 1991 menyebutkan bahwa masa remaja ini merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan begitu banyaknya perubahan dalam diri remaja. Perubahan ini terjadi pada semua jenis kelamin baik itu laki-laki maupun perempuan. Masa remaja adalah masa dimana seseorang mencari identitasnya. Remaja berusaha menyesuaikan diri dengan kelompoknya. Hal tersebut ditunjukan dalam hal berpakaian yang sama seperti kelompoknya. Hurlock 1980 menyebutkan salah satu cara untuk mengangkat diri remaja sendiri adalah dengan menggunakan simbol status dalam bentuk pakaian dan barang-barang lainnya yang mudah terlihat. Anggraini 2001 menambahkan bahwa pakaian merupakan hal yang penting bagi remaja karena mereka memiliki keingian untuk selalu tampil menarik. Gunarsa 1986 menambahkan salah satu tujuan remaja berpenampilan menarik adalah ingin menarik perhatian dari lawan jenisnya. Remaja ingin menunjukkan penampilan dirinya yang superior agar diperhatikan dan diakui eksistensinya. Sebagai bagian dari masyarakat yang orientasinya tinggi, remaja putri semakain sadar akan hadirnya produk-produk pakaian baru. Hal ini diperkuat dengan menjamurnya majalah remaja, iklan dan media. Berbagai media mulai menyuguhkan iklan-iklan yang menampilkan produk-roduk yang sedang menjadi trend yang mana secara tidak langsung mengeksploitasi gaya hidup mewah. Keadaan inilah mendorong seseorang untuk membeli dan terus membeli sehingga menyebabkan remaja terjerat dalam perilaku konsumtif. Wahyono dalam Lina dan Rosyid,1997 mencoba menunjukkan kenyataan bahwa gerakan hidup mewah atau konsumtif ini salah satunya dilakukan oleh remaja putri karena mereka mempunyai perhatian yang lebih terhadap kencan, berbelanja dan penampilan mereka dibandingkan remaja putra. Hadipranata dalam Lina dan Rosyid,1997 menambahkan bahwa wanita memiliki kecenderungan lebih besar untuk berperilaku konsumtif dibanding pria, hal ini disebabkan karena konsumen wanita cenderung lebih emosional sedangkan konsumen pria lebih menggunakan nalar. Mahendra 2002 menyebutkan bahwa perilaku konsumtif terhadap pakaian ini berkaitan dengan kecenderungan materialistik, kemewahan dan segala hal yang dianggap paling mahal dan memberikan prestige tersendiri. Orang berusaha untuk memenuhi kesenangan dan keinginan demi gengsi. Orang merasa bangga, percaya diri dan dihargai jika ia telah memiliki sesuatu yang mewah, lebih daripada yang lain. Menurut Wilkie Williem 1994 perilaku konsumtif ini tidak didasari akan kebutuhan tetapi hanya karena keinginan semata yang hanya dapat memberikan dia perasaan senang, bangga, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI Hubungan Antara Harga Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswi.

0 4 13

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Suarakarta.

1 9 12

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI UNIVERSITAS Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Suarakarta.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA DALAM Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kecenderungan Perilaku Konsumtif Pada Mahasiswa dalam Menggunakan Produk Fashion Bermerek.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWA.

0 0 16

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KONFORMITAS KELOMPOK DENGAN PEILAKU KONSUMTIF Hubungan Antara Konsep Diri Dan konformitas kelompok Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI TEMAN SEBAYA DANKONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya dan Konsep Diri dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja Putri.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN PERILAKU KONSUMTIF SISWA KELAS XI SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA.

0 0 142

MINAT SISWI TERHADAP PEMBELAJARAN ANSAMBEL STRING DI SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA.

0 0 78

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN PERILAKU KONSUMTIF TERHADAP PAKAIAN PADA SISWI SMU STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA

0 0 132