melihat kelompok, orang akan cenderung mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri kelompok.
Pudjijogyanti 1985 menyebutkan ada 4 hal yang dapat mempengaruhi konsep diri seseorang, diantaranya :
a. Citra diri
Citra diri ini terbentuk melalui sebuah refleksi dan tanggapan individu mengenai keadaan fisiknya. Citra fisik ini mencakup keadaan fisik
secara keseluruhan, misalnya, kulit tubuh, bentuk tubuh dan sebagainya. Penilaian positif akan kondisi fisiknya baik itu berasal dari
dirinya sendiri maupun orang lain akan sangat membantu perkembangan konsep diri kearah yang positif.
b. Jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin dapat dilihat dari kondisi biologisnya. Perbedaan peran kedua jenis kelamin menimbulkan adanya perbedaan
dalam memberi perlakuan. Penelitian Douvan Adelson dalam Pudjijogyanti, 1985 menyebutkan bahwa konsep diri laki-laki
dipengaruhi oleh prestasinya sedangkan konsep diri perempuan dipengaruhi oleh daya tarik dan popularitasnya.
c. Perilaku orang tua
Pembetukan konsep diri tentunya tidak lepas dari peran keluarga sebagai lingkungan yang paling terdekat, karena lingkungan keluarga
adalah lingkungan yang pertama kali menanggapi perilaku individu. Pengalaman interaksi antar individu dengan anggota keluarga akan
mempengaruhi interaksinya dengan orang lain. Studi yang dilakukan Coopersmith Burns, dalam Pudjijogyanti, 1985 menyebutkan bahwa
kondisi keluarga yang buruk dapat menyebabkan konsep diri akan cenderung rendah.
d. Faktor sosial
Konsep diri dapat pula dipengaruhi oleh interaksi antar individu dan lingkungan sekitarnya. Individu yang memiliki status sosial yang
tinggi akan cenderung memiliki konsep diri yang positif dibandingkan dengan individu yang berstatus sosial yang rendah hal ini terjadi
karena konsep diri seseorang dipengaruhi oleh persepsi orang lain terhadap individu.
Berdasarkan beberapa faktor yang mempengaruhi terbetuknya konsep diri maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan dari konsep diri
dipengaruhi oleh citra diri yang mencakup penampilan diri, kondisi fisik, jenis kelamin, perilaku orang tua, faktor sosial yang mencakup interaksi
individu dengan lingkungannya.
B PERILAKU KONSUMTIF
1. Pengertian Perilaku Konsumtif
Banyak tokoh yang mencoba menjelaskan tentang pengertian perilaku konsumtif. Luodon and Bitta 1984 menyebutkan perilaku
konsumtif adalah perilaku konsumsi yang dilakukan dengan tidak rasional. Gilarso 1985 menambahkan bahwa perilaku konsumtif adalah perilaku
seseorang yang ditunjukkan dengan kecenderungan membeli, memiliki, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memanfaatkan sesuatu tidak dengan pemikiran, tidak pula dengan pertimbangan rasional maupun tidak dengan rencana. Orang cenderung
membeli, memiliki dan memanfaatkan sesuatu karena keinginan dan bukan karena kebutuhan.
Wilkie Williem 1994 menjelaskan bahwa perilaku konsumtif adalah perilaku konsumsi yang bersifat wasteful. Wasteful dapat berarti
tidak bernilai kebutuhan. Banyak orang cenderung membeli, memiliki dan memanfaatkan sesuatu yang sifatnya tidak bernilai kebutuhan. Orang
cenderung hanya memuaskan keinginan dan kesenangannya dalam melakukan tindakan konsumsi.
Orang yang memiliki kecenderungan konsumtif ini tidak memikirkan jumlah uang yang harus dikeluarkannya, ia hanya ingin
memuaskan keinginannya. Ia menambahkan pada perilaku konsumtif ini orang berusaha untuk memiliki sesuatu yang dapat memberikan dia
perasaan senang, bangga, percaya diri, diterima dan dihargai oleh lingkungan sekitarnya.
Dahlan dalam Lina dan Rosyid,1997 mengartikan konsumtif sebagai kehidupan mewah dan berlebihan, penggunaan segala hal yang
dianggap paling mahal yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya. Sachari dalam Lina dan Rosyid,1997 lebih jauh
menjelaskan bahwa perilaku konsumtif ini terjadi karena masyarakat mempunyai kecenderungan matrealistik, hasrat yang besar untuk memiliki
benda-benda tanpa memperhatikan kebutuhannya. Yayasan Lembaga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Konsumen Indonesia dalam Lina dan Rosyid,1997 memberikan batasan konsumtif, yaitu kecenderungan manusia untuk menggunakan konsumsi
tanpa batas dan manusia lebih mementingkan faktor keinginan daripada kebutuhan.
Dari definisi-definisi perilaku konsumtif diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif adalah perilaku yang ditunjukkan dengan
kecenderungan tindakan membeli, memiliki, memanfaatkan sesuatu tidak dengan pemikiran, tidak pula dengan pertimbangan rasional dan sifatnya
tidak bernilai kebutuhan. Perilaku konsumtif ini dilakukan hanya untuk memuaskan keinginan dan memberikan dia perasaan senang, bangga,
percaya diri, diterima dan dihargai oleh lingkungan sekitarnya tanpa memikirkan jumlah uang yang harus dikeluarkannya.
2. Aspek-Aspek Perilaku Konsumtif
Menurut Lina dan Rosyid 1997 perilaku konsumtif terdiri dari tiga aspek, diantaranya:
a. Impulsive
Perilaku membeli produk yang lebih didasari oleh keinginan yang kuat dan hasrat tiba-tiba, dilakukan tanpa ada pertimbangan lebih dahulu
sehingga tidak memikirkan apa yang akan terjadi kemudian dan biasanya pembelian ini bersifat emosional.