1 Membantu murid belajar lebih banyak
2 Membantu murid mengingat lebih lama
3 Memperlengkapi rangsangan yang efektif untuk belajar
4 Menjadikan belajar yang lebih kongkrit nyata
5 Membawa dunia ke dalam kelas
6 Memberikan pendekatan-pendekatan bayangan yang tajam-tajam dari satu
subyek yang sama Fungsi alat peraga yang dikembangkan yaitu memperlengkapi rangsangan
yang efektif untuk belajar, membantu murid mengingat lebih lama, dan menjadikan belajar lebih konkrit.
3. Kriteria Alat Peraga yang Baik
Syarat dan kriteria media alat peraga menurut Sundayana 2015: 8 antara lain:
1. Tahan lama
2. Bentuk dan warnanya menarik
3. Sederhana dan mudah dikelola
4. Ukuran sesuai
5. Dapat menyajikan konsep matematika baik bentuk real, gambar, atau
diagram 6.
Sesuai dengan konsep matematika 7.
Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan sebaliknya 8.
Peragaan itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep abstrak bagi siswa.
9. Menjadikan belajar aktif dan mendiri dengan manipulasi alat peraga
10. Bila mungkin alat peraga tersebut bisa berfaedah lipat banyak
Dari sepuluh kriteria alat peraga yang baik, kriteria yang digunakan peneliti untuk mengembangkan alat peraga yaitu tahan lama, menarik, sederhana,
sesuai dengan konsep matematika, menjadi dasar tumbuhnya konsep abstrak bagi
siswa, derta menjadikan belajar menjadi aktif dan mandiri. 4.
Alat Peraga Montessori
Metode Montessori dikembangkan oleh pendidik asal Italia yaitu Maria Montesori. Maria Montessori merupakan pendidik inovatif yang kemudian
metodenya berkembang dan digunakan dibanyak negara sampai saat ini. Metode pendidikan Montessori didasarkan pada konsepnya tentang ilmu pengetahuan,
pada pengamatan-pengamatanya terhadap anak-anak, dan pedagogi. Dari riset dan pengalaman, dia sampai pada serangkain “penemuan-penemuan” atau asumsi
tentang pertumbuhan, perkembangan, dan pendidikan anak-anak. Alat peraga yang dikembangkan dalam Montessori memiliki ciri-ciri yang sudah disesuaikan
dengan tingkat perkembangan anak. Montessori 2002:171-175 menyebutkan lima ciri alat peraga Montessori
adalah sebagai berikut: 1
Menarik Warna dalam alat dan media montessori disesuaikan dengan
ketertarikan anak pada warna tersebut. Pemilihan warna berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Montessori terhadap anak.
2 Bergradasi
Menurut Montessori ada dua gradasi dalam media dan alat peraganya yaitu gradasi umur dan gradasi rangsangan rasional. Gradasi
rangsangan rasional dapat terlihat pada penggunaan alat yang melibatkan beberapa indera. Gradasi umur dapat dilihat dari penggunaan alat untuk
jenjang kelas sebelumnya maupun untuk jenjang kelas selanjutnya. 3
Memiliki kendali kesalahan Dengan adanya pengendali kesalahan menjadikan siswa tahu
ketika melakukan kesalahan dalam penggunaan alatmedia tanpa ada arahan dari guru.
4 Kemandirian
Kemandirian memungkinkan siswa belajar secara mandiri dalam menggunaan alat tersebut.
5 Kontekstual
Montessori mengisi kelas dengan bahan-bahan pembelajaran yang dekat dengan lingkungan siswa.
Dalam penelitian ini, pengembangan alat peraga mengacu pada prinsip pengembangan metode montessori. Peneliti mencoba untuk memasukkan lima ciri
alat peraga montessori di atas ke dalam alat peraga matematika papan penjumlahan dan pengurangan yang akan dikembangkan. Alat peraga yang
dikembangkan haruslah menarik terutama bagi siswa. Terlebih pengembangan alat peraga ini untuk siswa dengan ADHD, sehingga unsur menarik sangat
diperlukan. Dengan penggunaan alat peraga yang menarik, siswa dengan ADHD diharapkan menjadi tertarik dan memiliki minat untuk belajar penjumlahan dan
pengurangan. Dalam
mengembangkan alat
peraga menarik,
peneliti mempertimbangkan hal-hal yang disukai anak tersebut. Pengembangan alat
peraga dengan menggunakan warna-warna cerah terutama pada kartu. Hal ini berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dengan ADHD yang menjadi subjek
penelitian peneliti yang mengungkapkan jika menyukai warna-warna yang cerah. Selain itu kartu gambar dengan menggunakan karakter kartun yang disukai anak
tersebut. Unsur selanjutnya pada alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan
ini yaitu memiliki kendali kesalahan. Dengan adanya kendali kesalahan, baik guru dan siswa diharapkan mampu mengetahui kesalahan saat penggunaan media.
Adanya kendali masalah juga akan memudahkan siswa dalam menggunakan alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan. Pengendali kesalahan dalam alat
peraga ini yaitu warna pada kartu gambar, kartu angka dan warna pada papan penjumlahan.
Bergradasi dalam alat peraga yang dikembangkan ini yaitu dalam penggunaannya merangsang beberapa indera pada anak. Terutama indra
penglihatan, pendengaran, sensori motor, dan juga merangsang pola pikir yang berkelanjutan. Selain itu alat peraga ini dapat digunakan pada kelas yang berbeda,
yaitu tidak hanya dapat digunakan untuk siswa dengan ADHD kelas II, akan tetapi juga dapat digunakan pada anak kelas I yang belajar penjumlahan dan
pengurangan dasar dan juga dapat digunakan pada anak lainnya yang tidak memiliki gangguan maupun yang memiliki gangguan yang berbeda.
Setelah belajar dari guru, kemungkinan siswa dapat belajar secara mandiri. Setelah berlatih dengan guru cara penggunaan alat peraga, selanjutnya siswa
diberikan soal dan mencoba sendiri menghitung penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan alat peraga. Alat peraga dilengkapi dengan album petunjuk
cara penggunaannya yang akan lebih mudah bagi anak untuk belajar cara penggunaan alat peraga tersebut. Karakteristik selanjutnya yaitu kontekstual.
Pengembangan alat peraga juga mengacu pada hal yang dekat dengan siswa salah satunya dengan penggunaan kartu gambar yang mengunakan gambar kartun yang
disukai siswa serta penggunaan warna cerah yang disukai anak-anak. Selain itu alat peraga dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar terutama oleh tukang kayu.
4.1.1.3 Upin dan Ipin
Upin dan Ipin adalah serial televisi animasi anak-anak yang dirilis pada tahun 2007 di Malaysia yang pada awalnya bertujuan untuk mendidik anak-anak untuk
lebih mengerti tentang Ramadhan. Serial ini juga ditayangkan di beberapa negara salah satunya Indonesia. Upin dan Ipin merupakan sepasang kembar berusia belia
yang tinggal bersama Kak Ros dan Mak Uda biasa dipanggil Opah di Kampung Durian Runtuh setelah kematian kedua orangtua mereka sewaktu masih bayi.
Upin dan Ipin bersekolah di Tadika Mesra yang terletak dalam kawasan kampung bersama teman-teman lainnya. Teman-teman Upin dan Ipin diantaranya Mei Mei
yang imut dan berkepribadian cerdas, Jarjit Singh yang gemar membuat humor dan membuat pantun, Ehsan yang cerewet dan suka makan, Fizi sepupu Ehsan
yang penuh keyakinan diri tetapi suka mengejek orang lain, Mail yang
berkemampuan untuk berjualan dan pandai berhitung, dan Susanti yang merupakan pindahan dari Jakarta, Indonesia.
Dalam penelitian pengembangan menggunakan tokoh dalam serial animasi Upin dan Ipin sebagai gambar dalam kartu. Peneliti menggunakan gambar dalam
animasi Upin dan Ipin dikarenakan siswa dengan ADHD tertarik dengan serial animasi tersebut. Tokoh yang digunakan di antaranya Mei Mei, Upin, Ehsan, dan
Mail.
4.1.1.4 Matematika
1. Pengertian Matematika