BAB 4 HASIL  PENELITIAN  DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini  memaparkan  mengenai  hasil  penelitian  dan pembahasan  yang diuraikan  sebagai  berikut.
4.1 Hasil Penelitian
Pada  bab  ini  dipaparkan  mengenai  potensi  dan  masalah,  pengumpulan  data, desain  produk,  validasi  desain  produk,  revisi  desain,  uji  coba  produk,  dan  revisi
produk.
4.1.1 Potensi dan  Masalah
Siswa  dengan  ADHD  adalah  siswa  yang  mengalami  gangguan  saraf  yang menyebabkan  kesulitan  dalam  pemusatan  perhatian  dan  cenderung  hiperaktivitas
sehingga  anak  tersebut  memiliki  masalah  dalam  perilaku  dan  sosialnya.  Selain  itu siswa  dengan  ADHD  memiliki  tingkat  kognitif  yang  sama  dengan  anak  pada
umumnya.  Dengan  tingkat  kognitif  tersebut,  siswa  dengan  ADHD  memiliki peluang  untuk  berprestasi  di  sekolah.
Peneliti  melakukan  wawancara  dengan  Kepala  Sekolah  SD  N  Sarikarya untuk  mendapatkan  data  siswa  dengan  kebutuhan  khusus  ADHD  di  SD  tersebut.
Dari  hasil  wawancara  diketahui  jika  di  sekolah  tersebut  ada  seorang  siswa  dengan ADHD  yang  sekarang  duduk  di  kelas  II.  Kepala  Sekolah  mengungkapkan  siswa
tersebut  dinyatakan  ADHD  berdasarkan  hasil  tes  psikologi.  Selanjutnya  peneliti melakukan  wawancara  dengan  guru  kelas  II.  Guru  tersebut  membenarkan  jika  di
kelas  II terdapat siswa  dengan  ADHD.
Tabel  4.1 Hasil  Wawancara  dengan  Kepala Sekolah
Garis besar  pertanyaan Hasil wawanc ara
Data  siswa  berkebutuhan  khusus di sekolah
Sekolah  tidak  memiliki  data  karena  sekolah tersebut bukanlah sekolah inklusi
Data  siswa  dengan  ADHD  di sekolah
Terdapat siswa dengan ADHD di kelas II
Tabel  4.2 Hasil  Wawancara  Guru  Kelas II
Garis besar  pertanyaan Hasil wawanc ara
Tingkah laku siswa dengan ADHD  di kelas
Siswa  tersebut  susah  diam  di  kelas  dan  sering berjalan-jalan  di  kelas  saat  pelajaran.  Tidak  jarang
anak  tersebut  mengganggu  temannya  yang  sedang belajar.
Kesulitan belajar  matematika Siswa  dengan  ADHD  di  kelas  II  masih  belum  bisa
berhitung penjumlahan dan pengurangan. Penggunaan alat peraga
matematika Guru  pernah  menggunakan  alat  peraga  matematika.
Penggunaan alat
peraga untuk
mengajarkan penjumlahan
dan pengurangan
belum pernah
dilakukan.
Dari  hasil  wawancara  dengan  guru  kelas  dapat  diketahui  jika  siswa  dengan ADHD  di  kelas  II  cenderung  susah  diam  dan  mengganggu  teman-temannya.
Selain  itu  siswa  tersebut  dalam  mata  pelajaran  matematika  belum  bisa  berhitung penjumlahan
dan pengurangan.
Dalam mengajar,
guru belum
pernah menggunakan
alat peraga
untuk mengajarkan
materi penjumlahan
dan pengurangan.
Potensi  yang  peneliti  soroti  adalah  siswa  dengan  ADHD  meskipun memiliki  gangguan,  siswa  tersebut  memiliki  peluang  untuk  berprestasi  dengan
tingkat  kecerdasan  yang  dimilikinya.  Masalah  yang  ditemukan  peneliti  di lapangan  menunjukkan  jika  siswa  dengan  ADHD  kelas  II  di  SD  N  Sarikarya
belum bisa
berhitung penjumlahan
dan pengurangan.
Penjumlahan dan
pengurangan  sebelumnya  juga  pernah  diajarkan  pada kelas  I.
4.1.2 Pengumpulan  Data
Pengumpulan  data  dimaksudkan  untuk  dapat  menemukan  dan  memperoleh informasi  tentang  kondisi  siswa  dengan  ADHD  kelas  II  SD  N  Sarikarya.
Pengumpulan  data  dilakukan  dengan  melakukan  observasi,  wawancara  dengan guru  kelas  II, dan wawancara  dengan  siswa  dengan  ADHD.
Peneliti  melakukan  observasi  pada  hari  Rabu  tanggal  16  November  2017. Kegiatan  pembelajaran  yang  berlangsung  saat  peneliti  melakukan  observasi,
mula-mula  guru  meyampaikan  kembali  materi  yang  sudah  dipelajari  sebelumnya. Materi  yang  disampaikan  kembali  antara  lain  mengurutkan  bilangan,  menghitung
penjumlahan  dan  pengurangan  dan  membaca  jam.  Dalam  menyampaikan  materi, guru  memakai  media  pembelajaran  berupa  replika  jam  dinding  yang  dibuat  guru
dengan  menggunakan  kertas  karton.  Replika  jam  dinding  tersebut  digunakan  guru untuk  mengajarkan  siswa  cara  membaca  jam.  Sedangkan  dalam  menyampaikan
materi  mengurutkan  bilangan  dan  menghitung  penjumlahan  dan  pengurangan, guru  tidak  menggunakan  alat  bantu  media  maupun  alat  peraga.  Setelah  guru
mengulas  materi  sebelumnya,  selanjutnya  guru  memberikan  soal  kepada  siswa dengan  jumlah  soal  25.  Dari  soal  yang  diberikan  terdapat  soal  tentang  membaca
jam,  mengurutkan  bilangan,  dan juga  menghitung  penjumlahan  dan  pengurangan. Hasil  observasi  pembelajaran  matematika  yang  telah  dilakukan  peneliti,
siswa  dengan  ADHD  belum  bisa  mengurutkan  bilangan  dan  menghitung penjumlahan  dan  pengurangan.  Hal  tersebut  peneliti  ketahui  saat  melihat  hasil
kerja  siswa  dengan  ADHD  yang  tidak  dapat  menyelesaikan  soal  matematika  yang diberikan.  Siswa  tersebut  menjawab  soal    membaca  jam  dan  soal  penjumlahan
sedangkan  soal  yang  lainnya  belum  dijawab.  Siswa  dengan  ADHD  bisa  menjawab soal  membaca  jam  dengan  benar,  namun  jawaban  dari    soal  penjumlahan  masih
salah.  Soal  penjumlahan  yang  diberikan  yaitu  penjumlahan  tiga  angka  ratusan. Hasil  kerja  anak  tersebut  menunjukkan  jika  anak  belum  menguasai  materi
mengurutkan  bilangan  dan menghitung  penjumlahan  dan pengurangan. Setelah  melakukan  observasi,  peneliti  selanjutnya  melakukan  wawancara
dengan  guru  kelas.  Jenis  wawancara  yang  dilakukan  adalah  jenis  wawancara terbuka  dan  tidak  terstruktur  sehingga  pedoman  wawancara  yang  digunakan
peneliti  berupa  garis  besar  pertangaan.  Berikut  haisl  wawancara  dengan  guru  kelas II yang  disajikan  dalam  tebel  4.3.
Tabel  4.3 Hasil  Wawancara  dengan  Guru  Kelas
Garis besar  pertanyaa Hasil wawanc ara
Karakteristik  ak ADHD Saat  pembelajarna  di  kelas  siswa  mengalami  kesulitan
dalam  berkonsentrasi,  sering  berjalan  keliling  kelas  saat pembelajaran  berlangsung  dan  kadang  mengganggu
teman lainnya.
Informasi  terkait  kesulitan belajar  matematika  siswa
dengan ADHD Siswa  dengan  ADHD  yang  ada  di  kelas  II  masih  belum
bisa  berhitung  penjumlahan  dan  pengurangan  sama sekali
Ketersediaan alat peraga media  pembelajaran  di
sekolah Di  SD  N  Sarikarya  sekolah  tidak  menyediakan  alat
peraga  maupun  media  pembelajaran  untuk  kelas  II.  Jika pembelajaran  menggunakan  alat  peraga  dan  media  guru
harus  membuat  sendiri.  Guru  belum pernah men gajarkan materi  mengurutkan  bilangan  dan  materi  menghitung
penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan alat peraga maupun media  pembelajaran.
Hal-hal  yang menarik perhatian siswa dengan
ADHD Guru  mengaku  tidak  mengetahui  hal-hal  yang  menarik
siswa  dengan  ADHD.  Guru  hanya  mengetahuui  jika siswa tersebut suka menggambar.
Wawancara  kedua  dilakukan  kepada  siswa  dengan  ADHD.  Wawancara dengan  siswa  tersebut  untuk  mengonfirmasi  data  yang  telah  peneliti  dapatkan  dari
hasil  observasi  dan  wawancara  sebelumnya.  Berikut  adalah  tabel  hasil  wawancara dengan  siswa  dengan  ADHD.
Tabel  4.4 Hasil  Wawancara  dengan  Siswa  dengan  ADHD
Garis besar  pertanyaan Hasil wawanc ara
Materi  matematika  yang masih belum  bisa
Masih belum
bisa menghitung
penjumlahan dan
pengurangan Penggunaan  alat  peraga
dan media  pembelajaran Tidak  pernah  menggunakan  alat  peraga  ataupun  media
ketika  diajarkan  penjumlahan dan pengurangan Karakter  kartun  animasi
yang disukai Karakter  kartun animasi  yang disukai yaitu upin-ipin
Warna-warna yang
disukai Menyukai warna-warna  yang cerah
Berdasarkan  hasil  observasi  dan  wawancara  dengan  kedua  sumber  tersebut dapat  disimpulkan  bahwa  siswa  dengan  ADHD  mengalami  kesulitan  dalam  materi
penjumlahan  dan  pengurangan  dan  juga  diketahui  bahwa  ketersediaan  dan penggunaan  alat  peraga  matematika  untuk  materi  penjumlahan  dan  pengurangan
belum  digunakan  di  SD  N  Sarikarya.  Hal  tersebut  terlihat  dari  data  hasil  observasi dan wawancara  yang  ditampilkan  dalam  bagan  4.1.
Bagan  4.1 Triangulasi  Sumber  Data Observasi  dan Wawancara
Observasi
Penggunaan alat
peraga  di  kelas  II masih
terbatas. Siswa  belum  bisa
mengurutkan bilangan
dan menghitung
penjumlahan dan
pengurangan tiga
bilangan
Wawancara  guru
Siswa  belum  bisa menghitung
penjumlahan dan
pengurangan.  Belum pernah  mengajarkan
penjumlahan dan
pengurangan  dengan menggunakan
alat peraga.
Wawancara  Siswa dengan ADHD
Masih belum
bisa menghitung
penjumlahan dan
pengurangan. Guru
tidak mengajarkan
penjumlahan dan
pengurangan  dengan menggunakan
alat peraga pembelajaran.
Materi  matematika  yang  menjadi  kesulitan  siswa  yaitu  materi  penjumlahan dan  pengurangan.  Meskipun  demikian  belum  tersedia  alat  peraga  peraga
untuk membantu siswa belajar penjumlahan  dan pengurangan.
Berdasarkan  hasil  identifikasi  masalah  melalui  observasi  dan  wawancara yang  telah  dilakukan,  dapat  diketahui  bahwa  siswa  masih  kesulitan  dalam  materi
penjumlahan dan
pengurangan. Guru
juga mengalami
kesulitan dalam
mengkondisikan  siswa  dengan  ADHD  yang  sulit  untuk  diam  dan  mendengarkan penjelasan  dari  guru.  Permasalahan  lain  yang  ditemukan  adalah  kurangnya  alat
peraga  yang  yang  digunakan  untuk  mengajarkan  penjumlahan  dan  pengurangan. Penggunaan  alat  peraga  selain  membantu  siswa  untuk  memahami  materi  yang
diberikan  juga  untuk  menarik  minat  siswa  dalam  belajar.  Ketika  wawancara,  guru menuturkan  mencoba  untuk  mengajarkan  penjumlahan  dan  pengurangan  dengan
menggunakan  alat  peraga  namun  bingung  alat  peraga  seperti  apa  yang  bisa digunakan  untuk  mengajarkan  penjumlahan  dan  pengurangan  dan  dapat  menarik
minat  siswa  untuk  belajar.
4.1.3 Desain Produk
Peneliti menyusun
prototipe  alat  peraga  papan  penjumlahan  dan pengurangan  dimulai  dengan  membuat  sketsa  awal  dengan  membuat  gambar  di
kertas  dan  menentukan  gambar  karakter  kartun  yang  akan  digunakan.  Selanjutnya didesain  dengan  menggunakan  microsoft word.
Gambar  4.1 Desain  Papan Penjumlahan  dan Pengurangan  Awal
Gambar  4.2 Kotak dan Kartu Awal Warna  pada  nilai  tempat  satuan,  puluhan,  ratusan,  dan  ribuan  disesuaikan
dengan  warna  pada  kartu  gambar  dan  kartu  angka.  Pemilihan  warna  yang  sama bertujuan  untuk  memudahkan  dalam    meletakkan  kartu  sesuai  tempatnya.  Pada
kartu  gambar,  gambar  dengan  latar  biru  tua  menunjukkan  jika  masing-masing gambar  tersebut  bernilai  satu.  Begitu  juga  dengan  ketiga  kartu  gambar  yang
lainnya.  Kartu  gambar  biru  muda  menunjukkan  jika  setiap  gambar  bernilai sepuluh,  kartu  gambar  kuning  menunjukkan  jika  satu  gambar  benilai  seratus  dan
merah  berarti  bernilai  seribu  untuk  satu  kartunya.  Kartu  angka  diletakkan  pada bagian  bawah  untuk  menunjukkan  jumlah  kartu  gambar  yang  ada  di  atasnya.
Selain  untuk  memudahkan  dalam  menaruh  kartu,  adanya  persamaan  warna  pada kartu  gambar,  kartu  angka,  dan  nilai  angka  pada  papan  juga  sebagai  pengendali
kesalahan.  Jika  salah  dalam  meletakkan  kartu  akan lebih  mudah  terlihat.
4.1.4 Validasi Desain Produk
Desain  alat  peraga  yang  sudah  jadi  kemudian  divalidasikan  melalui konsultasi  dengan  ahli  matematika  dan  ahli  psikologi  anak.  Konsultasi  dilakukan
secara  langsung  tanpa  menggunakan  lembar  instrumen  validasi.  Dari  konsultasi tersebut,  ahli  memberikan  masukan  untuk  mengubah  salah  satu  warna  biru  muda
atau  biru  tua  yang  digunakan  pada  kartu  dan  papan  tempat  puluhan  dan  satuan. Menurut  beliau  warna  tersebut  sama-sama  biru  sehingga  tidak  terlihat  perbedaan
yang  mencolok.  Selain  itu  warna  pada  garis  pinggir  papan  diubah  karena  sama dengan  salah  satu  warna  yang  ada  pada  nilai  tempat.  Selain  itu,  pada  konsultasi  ini
dosen  meminta  untuk  konsultasi  yang  kedua  desain  alat  peraga  dibuat  replika  alat peraga  dengan  menggunakan  kertas.  Berikut  gambar  replika  alat  peraga  dengan
menggunakan  kertas.
Gambar 4.3
Replika Papan
Penjumlahan  dan Pengurangan Gambar  4.4 Kartu Gambar
Gambar  4.5 Kartu angka Pada  konsutasi  yang  kedua  peneliti  melakukan  presentasi  cara  penggunaan
alat  peraga.  Perubahan  pada  desain  semula  yaitu  warna  pada  nilai  angka  puluhan yang  semula  berwarna  biru  muda  diubah  menjadi  warna  hijau  begitu  juga  pada
kartu  gambar  dan  kartu  angka  yang  sebelumnya  berwarna  biru  muda  diganti dengan  warna  hijau.  Sedangkan  untuk  warna  pada tepi  papan  dihilangkan.
Presentasi  kali  ini  ada  beberapa  perubahan  yang  dilakukan  untuk  desain  alat peraga.  Pada  papan  penjumlahan  dan  pengurangan  ahli  memberikan  masukan
supaya  bagian  nilai  angka  puluhan,  ratusan,  dan  ribuan  dan  kotak-kotak
dibawahnya  ditutup.  Hal  ini  bertujuan  supaya  ketika  siswa  tidak  menggunakan, siswa  menjadi  lebih  fokus  dan  tidak  menanyakan  baris  yang  tidak  dipakai.
Selanjutnya  pada  tempat  kartu  angka  yang  sebelumnya,  kartu  angka  tersebut hanya  diletakkan,  untuk  menjadikan  siswa  lebih  aktif  diganti  dengan  memberikan
cantolan.  Sehingga  kartu  gambar  bukan  diletakkan  namun  dicantolkan  di tempatnya.
Perubahan  yang  lain  pada  papan  penjumlahan  dan  pengurangan  adalah tempat  menuliskan  soal  dan  jawaban  sebelumnya  diganti  dengan  cantolan.  Hal  ini
bertujuan  agar  anak  menjadi  tertarik  dan  supaya  banyak  gerakan  yang  dilakukan siswa  sehingga  pembelajaran  tidak  membosankan.  Meskipun  tidak  menuliskan
soal  dan  jawaban  pada  papan  akan  tetapi  siswa  tetap  diminta  untuk  menuliskan soal  dan  jawaban  pada  buku  tulis.  Selain  pada  papan  penjumlahan  dan
pengurangan,  ahli  juga  memberikan  masukan  pada  kartu  gambar.  Masukan  yang diberikan  pada  kartu  gambar  yaitu,  pada  kartu  gambar  puluhan  menggunakan
gambar  Upin  dan  Ipin  yang  digunakan.    Hal  itu  sebaiknya  dihindari  supaya  nanti siswa  tidak  menanyakan  mana  yang  Upin  dan  mana  yang  Ipin.  Selain  itu  masukan
yang  diberikan  supaya  siswa  tertarik  sebaiknya  kartu  gambarnya  tidak  berbentuk persegi  empat  namun  membentuk  karakter  kartun  yang  digunakan  saja.
Dari  masukan  yang  diberikan  ahli  pembimbing  pada  alat  peraga,  ahli  juga menambahkan  untuk  memnggunakan  bilik.  Bilik  berfungsi  untuk  membatasi
penglihatan  siswa  sehingga  perhatian  siswa  tidak  mudah  teralihkan  dan  dapat fokus  ketika  belajar.  Seperti  yang  kita  ketahui  jika  siswa  dengan  ADHD  memiliki
kecenderungan  kurang  fokus  dan perhatiannya  mudah  teralihkan.
4.1.5 Revisi desain
Langkah  pertama  pada  revisi  desain,  peneliti  melakukan  revisi  prototipe dengan  memperbaiki  desain  papan  penjumlahan  dan  pengurangan.  Kedua,  peneliti
memilih  karakter  yang  akan  digunakan  dan  membuat  kartu  gambar.  Peneliti  juga membuat  desain  bilik  dengan  menggunakan  kardus  bekas.  Berikut  gambar  revisi
desain    berdasarkan  masukan  dari  ahli  matematika  dan  ahli  prikoligi  anak  pada saat presentasi  2.
Gambar  4.6  Replika  Papan Penjumlahan  dan Pengurangan
Gambar  4.7 Kartu Gambar
Gambar  4.8  Kartu  Operasi  Penjumlahan dan  Pengurangan,  Kartu  Jawaban,  dan
Kartu Soal Setelah  selesai  melakukan  revisi  desain,  langkah  selanjutnya  yaitu  presentasi
terakhir  dengan  ahli  pembimbing.  Presentasi  ini  tidak  ada  perubahan  desain  alat peraga.  Tahapan  selanjutnya  yaitu  pembuatan  alat  peraga.  Pembuatan  alat  peraga
ini  bekerjasama  dengan  salah  satu  rumah  produksi  yang  ada  di  Bantul.  Peneliti memilih  tempat  produksi  ini  dikarenakan  peralatan  yang  dimiliki  sudah  lengkap,
selain  itu  di  sana  sudah  biasa  mendapatkan  pesanan  alat  peraga.  Pembuatan  alat peraga  memakan  waktu  kurang  lebih  satu  bulan.  Selama  proses  produksi,  peneliti
memantau  perkembangan  pembuatan  alat  peraga.  Pemantauan  dilakukan  agar tetap  terjalin  komunikasi  yang  baik  antara  peneliti  dengan  tukang  kayu  sehingga
apa yang  diharapkan  peneliti  dapat terpenuhi. Selain  memantau  proses  pembuatan  alat  peraga,  peneliti  juga  membuat
desain  album  cara  penggunaan  alat  peraga  papan  penjumlahan  dan  pengurangan. Album  di  dalamnya  memuat  tentang  penjelasan  alat  peraga,  tabel  petunjuk
penggunaan  alat  peraga,  dan  langkah-langkah  cara  penggunaan  alat  peraga. Album  digunakan  untuk  memudahkan  dalam  belajar  cara  penggunaan  alat  peraga
papan  penjumlahan  dan  pengurangan.  Alat  peraga  yang  telah  jadi  terdiri  dari papan  penjumlahan  dan  pengurangan,  kotak  tempat  kartu  gambar  dan  kartu  angka,
kotak  tempat  kartu  soal  kartu  tanda  operasi  bilangan  dan  kartu  jawaban,  dan  bilik. Papan  penjumlahan  dan  pengurangan  pada  bagian  atas  terdapat  judul  nama  papan.
Pada  bagian  bawah  kanan  judul  terdapat  empat  nilai  tempat  yang  dibawah masing-masing  nilai  tempat  digunakan  untuk  meletakkan  kartu  gambar.  Pada
baris  bagian  bawah  terdapat  tempat  yang  digunakan  untuk  mencantolkan  kartu angka.  Sedangkan  pada  papan  bagian  kiri  terdapat  tempat  untuk  mencantolkan
kartu  soal  dan  jawaban.  Berikut  adalah  gambar  papan  pejumlahan  dan pengurangan.
Gambar  4.9 Papan Penjumlahan  dan pengurangan Bagian  alat  peraga  lainnya  yaitu  kotak  tempat  kartu  gambar  dan  kartu
angka.  Kotak  ini  terdapat  delapan  kotakan  di  dalamnya  sebagai  tempat  kartu. Selain  kotak  tempat  kartu  gambar  dan  kartu  angka,  terdapat  satu  kotakan  yang
ukurannya  lebih  kecil  yang  digunakan  sebagai  tempat  kartu  soal,  kartu  tanda operasional,  dan  kartu  jawaban.      Bagian  terakhir  yang  dibuat  dengan  bahan  kayu
yaitu  bilik.  Berikut  gambar  kotak dan bilik  yang  sudah  jadi.
Gambar  4.10 Kotak tempat  Kartu  Gambar  dan Kartu  Angka
Gambar  4.11 Kotak Tempat  Kartu Soal,  Tanda  Operasional,  dan Kartu Jawaban
Gambar  4.12 Bilik
Kartu  yang  digunakan,  peneliti  mendesain  gambar  sendiri  menggunakan microsoft  word  dan  microsoft  publisher  kemudian  mencetak  di  tempat  percetakan
dengan  menggunakan  jenis  kertas  ivory  dengan  berat  310  gram.  Kartu  yang  dibuat terdiri  dari  empat  jenis  kartu  gambar  satuan,  puluhan,  ratusan,  dan  ribuan,  empat
jenis  kartu  angka  satuan,  puluhan,  ratusan,  dan  ribuan,  kartu  angka,  kartu  tanda operasi  + dan
– , dan kartu jawaban.  Berikut  adalah  gambar  kartu.
Gambar  4.13 Kartu Angka Gambar  4.14 Kartu Gambar
4.1.6 Uji Coba Produk
Peneliti  melakukan  uji  coba  prototipe  di  SD  N  Sarikarya,  Condongcatur, Depok,  Sleman.  Uji  coba  dilakukan  pada  seorang  siswa  dengan  ADHD  kelas  II
pada  hari  Jumat  tanggal  31  Maret  2017.  Waktu  uji  coba  yaitu  satu  kali  pertemuan dengan  durasi  selama  50  menit.  Pertemuan  dilakukan  di  ruang  komputer  yang
cukup  kondusif.  Sebelumnya  siswa  dengan  ADHD  yaitu  Z  yang  akan  dilakukan uji  coba  tidak  mau  jika  ke  ruangan  komputer  sendiri  sehingga  selama  proses  uji
coba  siswa  tersebut  ditemani  temannya  A.  Sebelum  memulai  meghitung  dengan papan  penjumlahan  dan  pengurangan,  peneliti  terlebih  dahulu  menanyakan  sudah
sampai  mana  Z  sudah  bisa  berhitung  penjumlahan  dan  pengurangan.  Dari  jawaban yang  diberikan,  Z belum  bisa  berhitung  penjumlahan  dan pengurangan  dampai  50.
Uji  coba  diawali  dengan  mengenalkan  bagian-bagian  pada  papan penjumlahan  dan  pengurangan.  Sebelumnya  siswa  diminta  untuk  menyiapkan
buku  tulis  dan  pensil.  Setelah  pengenalan  bagian-bagian  pada  papan  penjumlahan dan  pengurangan,  peneliti  menjelaskan  kartu-kartu  yang  akan  digunakan.  Peneliti
memberiksn soal
penjumlahan tanpa
menyimpan terlebih
dahulu. Saat
menghitung  soal  nomor  satu  Z  masih  bingung  cara  penggunaannya  kemudian  saat menghitung  soal  nomor  dua  Z  sudah  memulai  memahami  cara  penggunaannya.
Peneliti  memberikan  soal  menghitung  penjumlahan  sebanyak  tiga  soal.  Pada  saat mengerjakan  soal  nomor  tiga  Z  sudah  paham  dalam  meletakkan  kartu-kartu  baik
kartu  gambar  maupun  kartu  angka.  Setelah  diberikan  soal  penjumlahan  tidak menyimpan,  peneliti  selanjutnya  memberikan  soal  pengurangan  tidak  menyimpan.
Soal  pengurangan  yang  diberikan  sebanyak  dua  soal.  Saat  menghitung pengurangan  dengan  menggunakan  papan  penjumlahan  dan  pengurangan  Z
langsung  bisa  mengikuti  apa  yang  dijelaskan  peneliti  dan  bisa  menghitung  soal tersebut  dengan  benar.
Selama  proses  uji  coba  Z  bisa  terfokus  dalam  menghitung  dengan  papan penjumlahan  dan  pengurangan.  Penggunaan  bilik  membantu  selama  proses  uji
coba  karena  membatasi  pandangan  Z  sehingga  perhatian  tidak  mudah  teralihkan. Meskipun  ada  beberapa  siswa  yang  menganggu  ketika  proses  uji  coba,  namun  uji
coba  berjalan  lancar.  Setelah  selesai  uji  coba,  peneliti  menanyakan  kepada  Z bagaimana
menghitung dengan
menggunakan papan
penjumlahan dan
pengurangan.  Dari  pertanyaan  tersebut  Z  mengatakan  jika  menghitung  dengan menggunakan  papan  tersebut  lebih  mudah  dan  menyenangkan.  Z  tertarik  dengan
alat peraga
yang digunakan
terutama penggunaan
kartu gambar  yang
menggunakan  gambar  tokoh dalam  animasi  Upin  dan Ipin. Selain  melakukan  uji  coba,  penliti  juga  melakukan  validasi  dengan  pakar.
Validasi  alat  peraga  papan  penjumlahan  dan  pengurangan  dilakukan  oleh  tiga validator.  Validator  1  merupakan  Pakar  Psikologi  yang  menjadi  salah  satu  dosen
Psikologi  di  Program  Studi  PGSD  Universitas  Sanata  Dharma.  Validator  2  yaitu Pakar  Matematika  yang  selain  dosen  Matematika  ia  juga  sering  melakukan
penelitian  di  SD.  Sehingga  pengetahuan  Validator  2  mengenai  matematika  dan pendidikan  di  SD  sudah  tidak  diragukan  lagi.  Validator  3  merupakan  guru  kelas  II
SD  N  Sarikarya.  Validator  3  adalah  lulusan  PGSD  Universitas    Sanata  Dharma yang  selama  kuliah  sudah  terbiasa  menggunakan  alat  peraga  dan  sudah  pernah
mempelajari  tentang  siswa  berkebutuhan  khusus  terutama  ADHD. Validasi  alat  peraga  pada  validator  1  dilakukan  dengan  cara  presentasi  alat
peraga  mencakup  deskripsi  alat  peraga  dan  cara  penggunaannya.  Validasi  dengan Validator  2  juga  melalui  presentasi,  akan  tetapi  setelah  presentasi  Validator  2
secara  langsung  memberikan  komentar  dan  masukan  tentang  alat  peraga  yang dikembangkan.  Validator  3  memberikan  validasi  dengan  mengamati  secara
langsung  cara  penggunaan  alat  peraga  saat  peneliti  melakukan  uji  coba.  Selain validasi  alat  peraga  papan  penjumlahan  dan  pengurangan,  peneliti  juga  melakukan
validasi  album  cara  penggunaan  alat  peraga  papan  penjumlahan  dan  pengurangan dengan  tiga  validator  yang  sama  dan  waktu  yang  sama.  Validasi  album  bertujuan
untuk  mengetahui  kualitas  album  terutama  bahasa  dan  struktur  kalimat  yang digunakan.  Validasi  alat  peraga  oleh  validator  1  dan  validator  2  dilakukan  satu
kali  sedangkan  validasi  album  dilakukan  dual  kali.  Validasi  album  yang  kedua dilakukan  setelah  album  direvisi  sesuai  komentar  dan  masukan  yang  diberikan
oleh  validator. Rata-rata  hasil  validasi  dihitung  dengan  menggunakan  rumus  pada  gambar
3.1  sehingga  didapatkan  rata-rata  berupa  data  kuantitatif.  Rata-rata  tersebut kemudian  dikonversikan  dari  data  kuantitatif  ke  data  kualitatif  dengan  acuan  yang
ada  pada  tabel  3.8.    Hasil  perhitungan  kuesioner  validasi  alat  peraga  dapat  dilihat pada tabel  4.5 berikut  ini.
Tabel  4.5 Hasil  Kuesioner  Validasi  Alat  Peraga  oleh  Pakar dan Guru
Validator Jumlah skor
Rata-rata Keterangan
skala 4 1
59 3,69
Sangat baik
2
59 3,69
Sangat baik
3
61 3,81
Sangat baik
Rata-rata 3,73
Sangat baik
Berdasarkan  tabel  4.5  rekapitulasi  hasil  validasi  alat  peraga  diketahui  rata- rata  yang  diperoleh  yaitu  3,73.  Menurut  skala  4  rata-rata  tersebut  masuk  dalam
klasifikasi  sangat  baik.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  alat  peraga  sudah  layak  untuk digunakan.  Meskipun  sudah  layak  untuk  digunakan,  Validator  2  memberikan
komentar  secara  lisan  mengenai  alat  peraga  yang  dikembangkan.  Komentar  yang diberikan  yaitu  berkaitan  dengan  warna  untuk  satuan,  puluhan,  ratusan,  dan  ribuan
yang  tidak  sesuai  dengan  warna  dalam  montessori.  Menurut  Validator  2, meskipun  alat  peraga  yang  dikembangkan  bukanlah  alat  peraga  montessori  akan
lebih  baik  jika  warna  yang  digunakan  sesuai  dengan  warna  montessori.  Selain  itu
Validator  2  juga  memberikan  komentar  perlu  untuk  meninjau  lagi  penggunaan bilik  untuk  siswa  dengan  ADHD.    Dalam  pembuatan  alat  peraga  papan
penjumlahan  dan  pengurangan  peneliti  telah  mendapatkan  saran  dari  ahli Matematika  dan  ahli  Psikologi  Anak  dan    sehingga  pembuatan  alat  peraga  benar-
benar  memperhatikan  banyak  hal.  Oleh  karena  itu  dapat  disimpulkan  bahwa  alat peraga  sudah  layak  untuk  digunakan.
Validasi  album  bertujuan  untuk  mengetahui  kualitas  album  baik  sebagai pedoman  cara  penggunaan  alat  peraga  papan  penjumlahan  dan  pengurangan.
Validasi  album  juga  dilakukan  dengan  maksud  membantu  peneliti  dalam menyusun  album  yang  baik  terutama  dalam  susunan  kalimat,  penggunaan    bahasa
dan desain  album.  Berikut  tabel  4.6 hasil  validasi  album  yang  pertama. Tabel  4.6 Hasil  Kuesioner  Validasi  Album  oleh  Pakar dan Guru
Validator Jumlah skor
Rata-rata Keterangan
skala 4 1
31 3,10
Baik
2 34
3,40 Sangat baik
3
38 3,80
Sangat baik
Rata-rata 3,43
Sangat baik
Hasil  validasi  album  alat  peraga  diperoleh  rata-rata  3,43.  Berdasarkan klasifikasi  dalam  skala  4,  rata-rata  3,43  masuk  dalam  kategori  sangat  baik.  Hal  ini
menunjukkan  jika  album  cara  penggunaan  alat  peraga  papan  penjumlahan  dan pengurangan  sudah  layak  digunakan.  Meskipun  rata-rata  validasi  masuk  dalam
kategori  sangat  baik,  hasil  validasi  dari  validator  2  diperoleh  hasil  jika  kualitas album  baik.  Validator  1  dalam  kesimpulan  dengan  melingkari  poin  kedua  yaitu
jika  album  dapat  digunakan  dengan  revisi  sesuai  saran.  Saran  yang  diberikan Validator  antara  lain  berkaitan  dengan  susunan  kalimat,  penggunaan  bahasa,
desain  album,  serta  kualitas  gambar  alat  peraga  digunakan  belum  baik.  Masukan yang  diberikan  terkait  beberapa  kalimat  dalam  langkah-langkah  cara  penggunaan
alat  peraga  yang  susunan  kalimatnya  belum  memperhatikan  S-P-O-K.    Sedangkan dalam  penggunaan  bahasa,  ada  beberapa  bahasa  yang  digunakan  belum  baku  serta
kesalahan  dalam  penulisan.  Desain  media  yang  digunakan  terlalu  ramai  dan berlebihan  sehingga  ada  beberapa  gambar  yang  harus  dihilangkan.  Masukan  yang
lain  berkaitan  dengan  kualitas  album.  Ada  beberapa  gambar  yang  pecah.  Selain gambar  yang  pecah,  pengambilan  gambar  yang  kurang  pencahayaan  menjadikan
kualitas  gambar  tidak  baik  dan  kurang  menarik.  Selain  saran  dari  validator  1, validator  2  juga  memberikan  masukan  yaitu  pemilihan  jenis  huruf  jangan  terlalu
formal  serta  kualitas  foto  alat  peraga  diperperbaiki.  Pada  saat  revisi  album,  revisi selain  dari  saran  validator  peneliti  juga  menambahkan  gambar  berupa  penjelasan
bagian-bagian  pada  alat  peraga.  Berikut  revisi  album  berdasarkan  saran  dari validator.
Tabel  4.7 Perbandingan  Revisi  Album  Berdasarkan  hasil  Validasi
No Nama
Sebelum  revisi Tindak  lanjut
Sesudah  revisi
1 Sampul
album Back gorund
diganti dengan yang
lebih sederhana
2 Pengenalan
alat peraga
papan penjumlahan
dan pengurangan
halaman
1 dan 2
Tata letak
gambar di buat rapi,
setiap gambar  diberi
keterangan, gambar  yang
mengganggu dihilangkan
serta mengganti
gambar  yang pecah.
3. Langkah-
langkah  cara penggunaan
alat peraga Penggantian
gambar alat
peraga dan
menghilang- kan
gambar- gambar  yang
mengganggu.
Setelah  selesai  revisi  alat  peraga  dan  album  peneliti  melakukan  validasi  2. Dalam  validasi  2  album  peneliti  melakukan  validasi  dengan  validator  1  dan
validator  2. Berikut  tabel  4.8 hasil  validasi  revisi  album  oleh  ahli. Tabel  4.8 Hasil  Validasi  revisi  Album
Validator Jumlah  skor
Rata-rata Keterangan
skala 4
1 38
3,80 Sangat baik
2 37
3,70 Sangat baik
Rata-rata 3,75
Sangat  baik
Hasil  validasi  1  album  pada  tabel  4.6  secara  umum  menunjukkan  kualitas album  sangat  baik.  Meskipun  demikian,  validator  1  memberikan  kesimpulan  jika
album  bisa  digunakan  setelah  dilakukan  revisi  sesuai  dengan  saran.  Hasil  validasi 1  oleh  validator  1  sebelumnya  mendapatkan  rata-rata  3,1  yang  berdasarkan  skala  4
masuk  dalam  klasifikasi  baik.  Tabel  4.8  hasil  validasi  2  album  oleh  validator  1 menunjukkan  kualitas  album  yang  meningkat    dengan  rata-rata  3,80.  Dengan  rata-
rata  3,80  berdasarkan  skala  4  menunjukkan  jika  kualitas  album  masuk  dalam klasifikasi  sangat  baik.  Validasi  1  oleh  validator  2  mendapatkan  rata  3,40  dan
hasil  validasi  album  setelah  direvisi  naik  menjadi  3,70.
4.1.7 Revisi Produk
Dari  analisis  hasil  validasi  alat  peraga  oleh  pakar  dan  guru  terdapat beberapa  yang  akan  ditindak  lanjuti  peneliti  sebagai  dasar  perevisian  prototipe.
Perevisian  pada  alat  peraga  adalah  dengan  mengganti  warna  pada  nilai  satuan, puluhan,  dan  satuan  disesuaikan  dengan  warna  dalam  alat  peraga  montessori.
Warna  satuan  menggunakaan  warna  hijau,  puluhan  warna  biru,  dan  ratusan  warna merah.  Pada  montessori  warna  dalam  nilai  angka  hanya  ada  tiga  yaitu  sampai
ratusan  saja.  sedangkan  untuk  nilai  angka  lebih  dari  ratusan  memutar  lagi  dimulai
dengan warna
hijau  dan  seterusnya. Untuk  memudahkan  siswa  dalam
membedakan  nilai  tempat  angka  pada  papan  penjumlahan,  peneliti  tidak menggunakan  warna  sesuai  montessori.  Dikarenakan  warna  dalam  montessori
untuk  ribuan  warna  hijau  sesuai  dengan  warna  pada  satuan.  Peneliti  memilih menggunakan  warna  kuning  untuk  warna  pada  ribuan.  Peneliti  dalam  memilih
warna  kuning  untuk  ribuan  tidak  memutuskan  sendiri  namun  sudah  berkonsultasi dengan  Validator  2.  Berikut  adalah    perbandingan  revisi  alat  peraga  yang
disajikan  dalam  tabel  4.9. Tabel  4.9 Perbandingan  Revisi  Alat  Peraga  Berdasarkan
hasil  Validasi
No Nama
Sebelum  revisi Tindak
lanjut Sesudah  revisi
1 Papan
penjumlahan dan
pengurangan Mengubah
warna  sesuai warna
alat peraga
montessori
2 Kartu
gambar Mengubah
warna  sesuai warna
alat peraga
montessori
3 Kartu angka
Mengubah warna  sesuai
warna alat
peraga montessori
Revisi  album  selain  seperti  yang  dijelaskan  pada  tabel  4.7,  revisi  album juga  meliputi  kesalahan  dalam  penulisan  serta  susunan  kalimat  yang  belum  baik.
Selain  itu  peneliti  mengganti  jenis  huruf  yang  sebelumnya  Times  New  Roman menjadi  Arial Unicode MS.
4.2 Pembahasan