konsultasi akhir dengan ahli matematika dan psikolog anak. Setelah desain disetujui oleh ahli selanjutnya desain alat peraga dapat dimasukkan ke tukang
kayu untuk dibuat alat peraga dan juga peneliti mencetak kartu serta album cara penggunaan alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan.
3.3.6 Uji Coba Produk
Uji coba Produk yaitu dengan menguji cobakan prototipe berupa alat peraga papan penjumlahan dan pengurangan yang dilakukan untuk mengetahui
kekurangan dari prototipe tersebut. Setelah prototipe di uji cobakan, peneliti melakukan refleksi untuk mengetahui kekurangan alat peraga selama uji coba.
Selain dari hasil uji coba, peneliti juga mendapatkan data dari validasi prorotipe yang dilakukan oleh para ahli. Dari validasi didapat data kuantitatif dan kualitatif.
Data kuantitatif digunakan untuk mengukur kualitas prototipe sedangkan data kualitatif berupa kritik dan saran yang diberikan validator untuk memperbaiki
kualitas prototipe.
3.3.7 Revisi Produk
Dari hasil uji coba dan validasi, peneliti melakukan revisi produk akhir. Revisi untuk prototipe berdasarkan pertimbangan dari komentar dan saran dari
validator serta permasalahan yang ditemukan peneliti pada saat uji coba. Revisi akhir prototipe akan menghasilkan prototipe yang merupakan hasil dari penelitian.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data sangat penting dalam suatu penelitian. Sugiyono 2015: 137 dalam mengungkapkan jika teknik pengumpulan data secara umum
digolongkan menjadi dua jenis berdasar sumber pengumpul. Dua jenis teknik
pengumpulan data yaitu 1 sumber primer dan 2 sumber sekunder. Sumber primer merupakan pengumpulan data yang langsung diambil dari narasumber atau
subjek sedangkan sumber sekunder merupakan pengumpulan data yang tidak langsung melalui orang yang mengumpulkan data melainkan melalui orang lain
atau dokumen. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, penelitian ini dalam pengumpulan data dilakukan berdasarkan sumber primer sehingga peneliti
langsung mengambil data dari berbagai narasumber yang telah ditetapkan. Berikut adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini.
3.4.1 Wawancara
Menurut Kartono dalam Gunawan 2013: 171 wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini merupakan proses
tanya jawab lisan, di mana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. Sugiyono 2015:137 menjelaskan jika wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Narasumber dalam wawancara yaitu Kepala Sekolah, guru kelas, serta siswa dengan ADHD.
Wawancara dengan kepala sekolah dan guru digunakan untuk mengetahui potensi dan masalah penelitian. Sedangkan wawancara dengan guru kelas dan siswa
dengan ADHD digunakan untuk mengumpulkan data sebagai dasar dalam mengembangkan alat peraga.
Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas di
mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan datanya Sugiyono, 2015: 197.
Menurut Sugiyono 2015:233 pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Tujuan dari
penggunaan wawancara tidak terstruktur dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data yang lebih mendalam dari kepala sekolah, guru, maupun siswa
yang diwawancarai.
3.4.2 Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan perencanaan secara sistematis logis, obyektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam
situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu Arifin, 2009:153. Arikunto menjelaskan bahwa observasi adalah suatu
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti serta mencatat secara sistematis Gunawan,2013: 143. Observasi
dalam penelitian ini digunakan untuk menggali potensi dan masalah serta pengumpulan data untuk mengetahui produk apa yang akan dikembangkan.
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah jenis observasi partisipasi pasif tak berstruktur. Menurut Susan Stainback dalam Sugiyono
2015:225 mengungkapkan bahwa dalam observasi partisi pasif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang mereka ucapkan,
dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka. Sugiyono dalam menjelaskan observasi partisipasi pasif peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati,
tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
Sugiyono 2015:227 menjelaskan menjelaskan observasi tidak terstruktur sebagai berikut
“Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal
ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan
diamati. Dalam
melakukan pengamatan
peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-
rambu pengamatan.” Peneliti selama melakukan observasi mengamati secara langsung proses
belajar mengajar di kelas, akan tetapi peneliti hanya sebatas sebagai observer tanpa ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Selama observasi peneliti
mengamati proses pembelajaran matematika kemudian mencatat, menganalisa dan menyimpulkan apa yang diamati. Dari hasil observasi ini peneliti akan
mengetahui permasalahan serta karakteristik siswa.
3.4.3 Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis
kepada responden untuk diberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Widoyoko, 2016: 33. Sugiyono dalam menjelaskan kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya 2015:2016.
Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang
ia ketahui Arikunto, 1997:128. Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk validasi prototipe.
Menurut Arikunto 1997:128-129 dilihat dari cara menjawab kuesioner dibedakan menjadi dua jenis yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup.
Kuesioner yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah jenis kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup merupakan kuesioner yang sudah disediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Penggunaan kuesioner tertutup akan memudahkan peneliti dalam analisis data hasil validasi. Kuesioner
digunakan untuk memvalidasi prototipe yang dikembangkan. Terdapat 2 kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner validasi alat peraga
dan kuesioner validasi album. Kuesioner tersebur akan diisi oleh validator yaitu wali kelas 2, ahli matematika, dan ahli psikologi anak.
3.5 Instrumen Penelitian