Penentuan Besar Tarif Sewa Bis Pariwisata

menyulitkan perusahaan dalam menyusun laporan rugi laba, karena laporan rugi laba yang disusun dengan metode full costing menitikberatkan pada penyajian unsur-unsur biaya menurut hubungan biaya dengan fungsi- fungsi pokok yang ada dalam perusahaan. Karena perusahaan tidak memisahkan bukan biaya yang berpengaruh langsung dan yang tidak berpengaruh langsung pada produksinya, maka prosedur tersebut kurang tepat menurut teori. Sedangkan untuk prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata yang interpretasinya tepat menurut teori dapat membantu perusahaan agar lebih baik lagi dalam menetapkan prosedur- prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata. Jadi prosedur yang dijalankan oleh perusahaan dalam menentukan harga jualnya kurang tepat, karena perusahaan tidak memisahkan taksiran biaya-biaya ke dalam biaya produksi dan non produksi. Maka dapat disimpulkan prosedur penentuan tarif sewa bis pariwisata yang dilaksanakan oleh Po BIMO kurang tepat menurut teori.

B. Penentuan Besar Tarif Sewa Bis Pariwisata

1. Penentuan besar tarif sewa bis pariwisata menurut Po BIMO. a. Membuat taksiran biaya-biaya yang akan terjadi dalam satu tahun. Tabel 5.1. Taksiran biaya-biaya pada Po BIMO Yogyakarta Tahun 2005 Elemen Biaya Bis Besar 40 km Rp Bis mikro 16-20 km Rp Bi administrasi kantor 649,11 649,11 Bi peny. Inventaris 24,96 24,96 Bi BBMsolar 119,75 7,98 Bi gaji pegawai 72,54 72,54 Bi gaji awak bis 103,73 103,73 Bi telepon, air dan listrik 425,33 425,33 Bi operasional 940,91 940,91 Bi peny. kendaraan bis 545,72 87,30 Bi peny. kend. kantor 307,54 307,54 Bi peny. Bangunan 494,19 32,95 Bi peny. peralt. Bengkel 73,17 73,17 Bi lain-lain 100,00 100,00 Bi ban 122,82 42,16 Bi electrical 6,98 4,83 Biaya air accu 0,34 0,17 Bi STNK dan Jasa Raharja 27,23 12,62 Biaya oli mesin 19,97 7,08 Biaya oli gardan 2,52 0,57 Bi sparepart mesin 50,43 142,76 Bi sparepart understeel dan kampas rem 23,41 23,58 Bi jasa 1,23 1,31 Bi perbaikan interior dan body repair 10,64 87,65 Bi pemeliharaan AC 15,31 16,37 Bi pajak KIR 3,01 1,11 Bi pemeliharaan mesin 2,04 1,83 Bi Audio 16,07 1,87 Bi sparepart porsneling 1,08 0,54 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Memisahkan taksiran biaya ke dalam biaya kantor dan armada. Taksiran biaya-biaya yang digunakan dalam penentuan tarif sewa bis pariwisata pada Po BIMO dipisahkan ke dalam biaya kantor dan armada oleh perusahaan, dapat dilihat pada tabel 5.2. Tabel 5.2. Taksiran biaya kantor dan armada km Tahun 2005 Elemen Biaya Bis Besar 40 km Rp Bis mikro 16-20 km Rp Biaya Kantor : Bi administrasi kantor 649,11 649,11 Bi peny. Inventaris 24,96 24,96 Bi BBMsolar 119,75 7,98 Bi gaji pegawai 72,54 72,54 Bi gaji awak bis 103,73 103,73 Bi telepon, air dan listrik 425,33 425,33 Bi operasional 940,91 940,91 Bi peny. kendaraan bis 545,72 87,30 Bi peny. kend. kantor 307,54 307,54 Bi peny. bangunan 494,19 32,95 Bi peny. peralt. bengkel 73,17 73,17 Bi lain-lain 100,00 100,00 Biaya armada : Bi ban 122,82 42,16 Bi electrical 6,98 4,83 Bi air accu 0,34 0,17 Bi STNK dan Jasa Raharja 27,23 12,62 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bi oli mesin 19,97 7,08 Bi oli gardan 2,52 0,57 Bi sparepart mesin 50,43 142,76 Bi sparepart understeel dan kampas rem 23,41 23,58 Bi jasa 1,23 1,31 Bi perbaikan interior dan body repair 10,64 87,65 Bi pemeliharaan AC 15,31 16,37 Bi pajak KIR 3,01 1,11 Bi pemeliharaan mesin 2,04 1,83 Bi Audio 16,07 1,87 Bi sparepart porsneling 1,08 0,54 Total Biaya 4160,03 3169,97 c. Menentukan laba yang diharapkan bagi perusahaan, yaitu sebesar 20 dari total biaya yang ditaksir. d. Menentukan besar tarif sewa bis pariwisata dengan cara menjumlahkan seluruh taksiran biaya-biaya untuk setiap jenis bis ditambah keuntungan dalam satuan km kilometer, kemudian hasilnya dikalikan dengan standar km perusahaan yaitu 350 km. Perhitungan tarif sewa untuk kedua bis ini dapat dilihat di dalam tabel 5.3 dan 5.4. Tabel 5.3. Penentua n Besar Tarif Sewa Bis Pariwisata Po BIMO Pada Bis Besar 40 km Tahun 2006 Total biaya taksiran = 4160,04 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Laba 20 = 832,00 + Harga Jual tarif per km = 4992,05 Standar km 1 hari = 350 km Tarif sewa 1 hari = 350 km x 4992,05 = Rp. 1.747.217,- dibulatkan menjadi Rp. 1.750.000,- Maka tarif sewa bis besar 40 hari adalah Rp. 1.750.000,- Tabel 5.4. Penentuan Besar Tarif Sewa Bis Pariwisata Po BIMO Pada Bis Mikro 16-20 km Tahun 2006 Total biaya taksiran = 3169,97 Laba 20 = 633,99 + Harga Jual tarif per km = 3803,96 Standar km 1 hari = 350 km Tarif sewa 1 hari = 350 km x 3803,96 = Rp. 1.331.387,- dibulatkan menjadi Rp. 1.350.000,- Maka tarif sewa bis mikro 16-20 hari adalah Rp. 1.350.000,- Di dalam tabel tersebut telah dijabarkan bagaimana perhitungan penentuan besar tarif sewa bis pariwisata pada Po BIMO di mana perusahaan dalam menentukan tarif dengan cara menjumlahkan seluruh taksiran biaya-biaya ditambah keuntungan dalam satuan km kilometer. Kemudian hasilnya dikalikan dengan standar km perusahaan, yaitu 350 km. Angka ini didasarkan rata-rata jarak tempuh yang dijalankan bis-bis dalam 1 harinya sebesar 350 km. Po BIMO menentukan tarif sewa bis pariwisata untuk tahun 2006 netto sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 5.5. Tarif Sewa Bis Pariwisata Po BIMO netto Destination Bis 40 Seater AC Bis 16-20 Seater AC Full Day 12 hours Rp. 1.750.000,- Rp. 1.350.000,- Full Day 12 hours in town Rp. 1.150.000,- Rp. 1.050.000,- Extra Hours Rp. 100.000,- Rp. 50.000,- Tarif yang ditampilkan di atas merupakan tarif sewa netto yang dibuat dan diterima oleh perusahaan. Po BIMO melaksanakan penyusunan tarif sewa bis pariwisata rata-rata setiap 1 tahun sekali. Namun hal ini juga tergantung kondisi atau keadaan yang berlangsung. Apabila dalam kondisi perekonomian yang tidak stabil maka sewaktu-waktu perusahaan menaikkan atau menurunkan besar tarif sewa bis pariwisata. e. Mempertimbangkan keadaan perekonomian dan kepariwisataan. Apabila daya beli konsumen tinggi maka perusahaan akan menaikkan tarif sewa bis pariwisata, dan bila daya beli konsumen rendah maka perusahaan akan menurunkan tarif sewa bis pariwisata. f. Mempertimbangkan standar tarif sewa bis pariwisata pesaing agar tarif yang ditentukan tidak terlalu tinggi ataupun tidak terlalu rendah. 2. Penentuan besar tarif sewa bis pariwisata menurut teori. a. Membuat taksiran biaya-biaya yang akan terjadi dalam satu tahun. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Taksiran biaya yang disajikan ini berdasarkan data taksiran yang dibuat perusahaan berdasarkan teori. Untuk lebih jelasnya akan dirinci pada tabel 5.6. Berikut ini taksiran biaya-biaya yang akan terjadi dalam satu tahun. Tabel 5.6. Taksiran biaya-biaya pada Po BIMO Yogyakarta Tahun 2005 Elemen Biaya Bis Besar 40 km Rp Bis mikro 16-20 km Rp Biadministrasi kantor 649,11 649,11 Bi peny. Inventaris 24,96 24,96 Bi BBMsolar 119,75 7,98 Bi gaji pegawai 72,54 72,54 Bi gaji awak bis 103,73 103,73 Bi telepon, air dan listrik 425,33 425,33 Bi operasional 940,91 940,91 Bi peny. kendaraan bis 545,72 87,30 Bi peny. kend. kantor 307,54 307,54 Bi peny. bangunan 494,19 32,95 Bi peny. peralt. bengkel 73,17 73,17 Bi lain-lain 100,00 100,00 Bi ban 122,82 42,16 Bi electrical 6,98 4,83 Bi air accu 0,34 0,17 Bi STNK dan Jasa Raharja 27,23 12,62 Bi oli mesin 19,97 7,08 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Bi oli gardan 2,52 0,57 Bi sparepart mesin 50,43 142,76 Bi sparepart understeel dan kampas rem 23,41 23,58 Bi jasa 1,23 1,31 Bi perbaikan interior dan body repair 10,64 87,65 Bi pemeliharaan AC 15,31 16,37 Bi pajak KIR 3,01 1,11 Bi pemeliharaan mesin 2,04 1,83 Bi Audio 16,07 1,87 Bi sparepart porsneling 1,08 0,54 b. Memisahkan taksiran biaya ke dalam biaya produksi dan non produksi, kemudian menghitung total biaya produksi dan non produksi untuk mendapatkan biaya penuh untuk setiap jenis bis. Darimana taksiran biaya-biaya tersebut penulis tidak dapat menjabarkannya, karena penulis hanya berdasarkan data yang telah disusun oleh perusahaan dan menuangkan biaya-biaya tersebut menurut teori. Tabel 5.7. Taksiran Biaya Produksi dan Non Produksi km Tahun 2006 Nama Biaya Bis Besar 40 km Rp Bis mikro 16-20 km Rp Biaya Produksi : Bi BBMsolar 119,75 7,98 Bi gaji awak bis 103,73 103,73 Bi peny. kend. Bis 545,72 87,30 Bi ban 122,82 42,16 Bi electrical 6,98 4,83 Bi STNK dan Jasa Raharja 27,23 12,62 Bi oli mesin 19,97 7,08 Bi sparepart mesin 50,43 142,76 Bi pemeliharaan AC 15,31 16,37 Bi interior dan body repair 10,64 87,37 Bi pajak KIR 3,01 1,11 Bi sparepart understeel dan kampas rem 23,41 23,58 Bi air accu 0,34 0,17 Bi pemeliharaan mesin 2,04 1,83 Bi oli garden 2,52 0,57 Bi sparepart porsneling 1,08 0,54 Bi audio 16,07 1,87 Bi jasa 1,23 1,31 Bi operasional 940,91 940,91 Bi peralatan bengkel 73,17 73,17 Total Biaya Produksi 2086,36 1557,26 Biaya Non Produksi : Bi peny. inventaris 24,96 24,96 Bi gaji pegawai 72,54 72,54 Bi telepon, listik dan air 425,33 425,33 Bi peny. kend. kantor 307,54 307,54 Bi peny. bangunan 494,19 32,95 Bi Adm kantor 649,11 649,11 Bi lain-lain 100,00 100,00 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI To. Biaya non Produksi 2073,67 1612,43 Tabel 5.8. Perhitungan biaya penuh untuk setiap jenis bis Jenis Bis Bi produksi per km Rp Bi non produksi per km Rp Bi penuh per km Rp 1.Bis Besar 40 2.086,36 2073,67 4160,04 2.Bis Mikro 16-20 1.557,26 1612,43 2015,97 c. Menentukan mark-up dengan cara: 1 Menentukan laba yang diharapkan. Persentase laba yang diharapkan dari laba bersih dibagi total aktiva perusahaan adalah sebesar 18. Laba yang diharapkan dari masing- masing bis adalah sebagai berikut. Tabel 5.9. Laba yang diharapkan Po BIMO km 2006 No. Jenis Bis Aktiva Penuhkm Rp Profit Laba yang diharapkanRp 1. Bis Besar 40 4797,78 18 863,60 2. Bis Mikro 16-20 4797,78 18 863,60 Besarnya aktiva penuh investasi masing- masing bis diatas secara kasar dapat dilihat dari data jumlah aktiva yang tercantum dalam neraca 31 Desember 2005 yang merupakan neraca awal tahun anggaran 2006. Jumlah aktiva penuh investasi tersebut dialokasikan untuk tiap-tiap jenis bis. Neraca dan perhitungan aktiva penuh untuk tiap jenis bis dapat dilihat pada lampiran. 2 Menghitung persentase mark-up yang diperoleh dari biaya non produksi ditambah dengan laba diharapkan dibagi dengan biaya produksi dan dikali 100. Persentase Mark-up: Tabel 5.10. Perhitungan Mark-up Jenis Bis Laba yang diharapkan = 18 x aktiva penuh Rp Mark-up 1. Bis Besar 40 863,60 140,78 2. Bis MIkro 16-20 863,60 159,99 3 Menghitung mark-up dalam rupiah dapat dihitung dengan mengalikan persentase mark-up dengan total biaya produksi. Tabel 5.11. Perhitungan mark-up dalam satuan rupiah 100 produksi biaya produksi non biaya diharapkan yang Laba × + Tipe Bis Biaya produksi per km Rp Mark-up Mark-up Rp 1. Bis besar 40 2.086,36 140,78 2937,17 2. Bis mikro 16-20 1.557,26 159,99 2491,46 • Mark-up = Mark-up x Biaya produksi d. Menentukan besar tarif menurut harga jual normal dengan cara menambahkan mark-up pada biaya produksi. Harga jual normal menurut pendekatan full costing per unit dirumuskan: Harga Jual per unit = Biaya Produksi per unit + mark-up per unit Sebelum menentukan tarif sewa maka terlebih dahulu menentukan persentase mark-up dapat dilihat pada tabel 5.10. Tarif Sewa bis pariwisata per hari untuk tahun 2006 dapat dilihat pada tabel 5.12. Tabel 5.12. Perhitungan tarif sewa bis pariwiasata Biaya produksi + mark-up Rp Km per hari Tarif sewa per hari Rp 5023,53 350 1.758.235 4048,72 350 1.417.052 e. Mempertimbangkan keadaan perekonomian. Apabila makin besar daya beli konsumen, semakin besar pula kemungkinan bagi penjual untuk menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi Basu Swastha, 2002:148. f. Mempertimbangkan harga jual atau tarif yang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada. Perusahaan otobis tidak dapat menentukan harga tanpa melihat harga dari pesaing Basu Swastha dan Irawan, 2005:244. 3. Perbandingan besar tarif sewa bis pariwisata yang berlaku di Po BIMO dengan besar tarif sewa bis pariwisata berdasarkan teori. Tabel 5.13. Besar tarif sewa bis pariwisata Po BIMO dengan teori Tahun 2006 Tipe Bis Tarif menurut Po BIMO per km Tarif cost plus Pricing per km 1. Bis Besar 40 Rp 1.750.000 Rp 1.758.235 2. Bis Mikro 16-20 Rp 1.350.000 Rp 1.417.052 Tarif sewa bis pariwisata menurut Po BIMO dengan tarif menurut teori dibandingkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan signifikan antara kedua tarif tersebut. Tabel 5.14. Perbandingan tarif sewa bis pariwisata Po BIMO dengan teori Tahun 2006 Tipe Bis Tarif menurut perusahaan per km Tarif cost plus pricing per km Selisih Rp Selisih 1. Bis Besar 40 Rp 1.750.000 Rp 1.758.235 8.235 0,46 2. Bis Mikro 16-20 Rp 1.350.000 Rp 1.417.052 67.052 4,73 Perhitungan persentase selisih tarif sewa bis pariwisata menurut metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing, dapat di hitung dengan cara: selisih tarif = Keterangan A = Tarif sewa bis pariwisata menurut teori. B = Tarif sewa bis pariwisata menurut Po BIMO Po BIMO dalam menentukan besar tarif sewa bis pariwisata memperhitungkan semua taksiran biaya-biaya yang ada pada biaya kantor dan armada. Tetapi menurut metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing pada perusahaan ada biaya-biaya yang termasuk biaya produksi dialokasikan kepada biaya non produksi atau biaya kantor seperti biaya BBMsolar, gaji awak bis, operasional, penyusutan kendaraan kantor dan penyusutan peralatan bangunan. Besar tarif sewa bis pariwisata Po BIMO ditetapkan berdasarkan seluruh taksiran biaya-biaya ditambah keuntungan dalam satuan km kilometer, kemudian hasilnya dikalikan dengan standar km perusahaan yaitu 350 km. Sedangkan dalam metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing tarif berdasarkan mark-up ditambah dengan biaya produksi. Di mana besarnya mark-up dihitung dengan cara persentase mark-up dikalikan dengan total biaya produksi. Dari perbedaan di atas mengakibatkan tarif yang dihitung menurut metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing berbeda 100 B B - A × dengan tarif yang ditentukan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil perhitungan menurut metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing , ternyata tarif untuk masing- masing tarif sewa bis pariwisata lebih besar dibandingkan dengan yang ditetapkan oleh perusahaan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penentuan besar tarif sewa bis pariwisata Po BIMO untuk kedua jenis bis tepat menurut metode cost plus pricing dengan pendekatan full costing. Perbedaan antara tarif sewa bis pariwisata yang ditetapkan perusahaan dengan menurut teori 0,46 untuk bis besar dan 4,73 untuk bis mikro, karena besar selisih perbedaan tersebut semuanya 5. Besar tarif sewa bis pariwisata menurut teori juga lebih tinggi dari pada tarif sewa bis pariwisata menurut Po BIMO, karena dalam menentukan tarif Po BIMO tidak membebankan biaya langsung.

C. Pembahasan