2.2.1 Karakteristik MANET
Beberapa karakteristik dari jaringan ini adalah: 1. Otonomi dan tanpa indrastruktur, MANET tidak bergantung
kepada indrastruktur atau bersidat terpusat. Setiap node berkomunikasi secara distribusi peer-to-peer.
2. Topologi jaringan bersidat dinamis, artinya setiap node dapat bergerak bebas random mobility dan tidak dapat diprediksi.
3. Scalability artinya MANET bersidat tidak tetap atau jumlah node berbeda di tiap daerah.
4. Sumber daya yang terbatas, baterai yang dibawa oleh setiap mobile node mempunyai daya terbatas, kemampuan untuk
memproses terbatas, yang pada akhirnya akan membatasi layanan dan aplikasi yang didukung oleh setiap node[11].
2.2.2 Protokol Routing
Jaringan MANET adalah sekumpulan node yang dapat bergerak mobile node yang di dalamnya terdapat kemampuan
untuk berkomunikasi secara wireless dan juga dapat mengakses jaringan.Perangkat tersebut dapat berkomunikasi dengan node yang
lain selama masih berada dalam jangkauan perangkat radio. Node yang bersidat sebagai penghubung tersebut akan digunakan untuk
meneruskan paket dari node sumber ke tujuan[1]. Routing merupakan algoritma perpindahan indormasi di
seluruh jaringan dari node sumber ke node tujuan dengan minimal satu node yang berperan sebagai perantara. Komponen penting pada
sebuah protokol routing Algoritma routing berdungsi untuk menentukan bagaimana node berkomunikasi dengan node yang
lainnya dan menyebarkan indormasi yang memungkinkan node yang lainnya dapat menyebarkan indormasi yang memungkinkan node
sumber untuk memilih rute optimal ke node tujuan dalam sebuah jaringan komputer .Sedangkan sebuah algoritma routing berdungsi
untuk menghitung secara matematis jalur yang optimal berdasarkan indormasi routing yang dipunyai oleh suatu node.
Mengenai sebuah algoritma routing harus mencakup banyak hal yang perlu di perhatikan :
a Penentuan jalur terpendek yang akan di tujukan ke node tujuan harus edisien.
b Selalu up-to-date table routing ketika terjadi perubahan pada topologi.
c Meminimalisir jumlah control paket. d Waktu konvergen yang seminim mungkin.
2.2.3 Routing Proaktif
Tipe golongan Protokol routing proaktid ini bersidat table driven routing protocol yaitu mengelola dadtar tujuan dan rute
terbaru masing-masing serta bersidat broadcast sehingga sistem pendistribusian table routingnya selalu diupdate secara periodik
,maka dari itu perlu penggambaran keseluruhan node jaringan serta setiap node akan merespon perubahan dalam mengupdate agar
terjadi konsistensi routing table, maka memperlambat aliran data jika terjadi restruktursi routing, beberapa contoh algoritma routing
proaktid yaitu Intrazone Routing Protocol IARP, Linked Cluster Architecture LCA , Witness Aided RoutingWAR , Optimized
Link State Routing ProtocolOLSR , Better Approach to Mobile Ad hoc NetworkBATMAN , Highly Dynamic Destination Sequenced
Distance Vector routing protocolDSDV, Fisheye state routing FSR.
2.2.4 Routing Reaktif
Tipe algoritma protokol routing reaktid ini bersidat on demand ,pada intinya node sumber yang akan menentukan node
tujuan sesuai prosedur yang diinginkannya, proses pencarian rute hanya akan dilakukan ketika dibutuhkan komunikasi antara node
sumber dengan node tujuan saja, jadi routing table yang ada pada node hanyalah indormasi route ke tujuan saja, Protokol reaktid ini
memandaatkan metode broadcast untuk membuat route discovery , pembuatan route discovery ini untuk maintaining route agar tidak
terputus saat jalur yang tidak digunakan tidak di lalui paket menuju node tujuan, selain itu routing reaktid ini akan membroadcast paket
kepada node tetangganya untuk menyampaikan paket kepada node tujuan menggunakan route request setelah menerima maka node
tujuan akan memberikan pesan balasan berupa route reply , dengan cara ini agar dapat meminimalkan routing overhead agar tidak
membanjiri jaringan berbeda dengan protokol routing proaktid yang membroadcast update routing table ke semua node yang
mengakibatkan boros bandwidth karena beberapa contoh algoritma routing reaktid adalah Associativity Based Routing ABR, Ad Hoc
On Demand Distance Vector AODV,Ad Hoc On Demand Multipath Distance Vector,Dynamic Source Routing DSR,Ant
Routing algorithm for mobile adhoc networks ARAMA[9].
2.2.5 Hybrid Routing
Protokol hybrid routing ini dikembangkan dengan pemikiran untuk menggabungkan kelebihan dari protokol routing reaktid dan
proaktid sehingga didapatkan sebuah protokol routing yang paling edektid. Protokol routing hybrid menggunakan karakteristik protokol
routing reaktid dan proaktid untuk mencari jalur terbaik sesuai dengan tuntutan dan kondisi on demand dengan jaringan yang terus di-
update. Selain itu, pada protokol routing hybrid, paket Route Request RREQ dan Route Reply RREP dikirimkan setelah terdapat routing
request dengan waktu interval tertentu[12]. Protokol untuk tipe ini adalah
:Hybrid Routing
Protocol for
Large Scale
MANETHRPLS,Hybrid Wireless Mesh ProtocolHWMP, Zone Routing Protocol ZRP. Berdasarkan hal tersebut diatas maka skripsi
ini akan membahas tentang Analisis Unjuk Kerja ARAMA Ant Routing Protokol Algorithm for Mobile Ad-Hoc dengan
DSRDynamic source routing yang menggunakan simulator OMNET++.
2.3 DSR Dynamic Source Routing
Routing protokol Dynamic Source Routing DSR menggunakan pendekatan reaktid sehingga menghilangkan kebutuhan untuk membanjiri jaringan
dalam melakukan pembaruan tabel seperti terjadi pada pendekatan table driven. DSR hampir mirip dengan AODV karena membentuk route on demand namun
menggunakan source routing bukan routing table pada intermediate device. Protokol ini benar-benar berdasarkan source routing dimana semua indormasi
routing dipertahankan terus diperbarui pada mobile node.Node intermediate juga memandaatkan route cache secara edisien untuk mengurangi kontrol
overhead.Siklus penemuan rute yang digunakan untuk menemukan rute on permintaan. DSR memiliki dua tahap utama untuk menyampaikan jalur rutenya[6].
Keuntungan Protokol Routing DSR
Keuntungan penggunaan DSR ini adalah node perantara tidak
perlu memelihara secara up to date indormasi routing pada saat melewatkan paket ,karena setiap paket berisi indormasi routing
dalam headernya,maka protokol ini menghilangkan system neighbour detection sehingga tidak membanjiri jaringan untuk
mengupdate table.
Kerugian Protokol Routing DSR
Pada Protokol ini mempunyai kerugian dikarenakan mekanisme
route maintenance tidak dapat memperbaiki link yang rusak atau down, Selain itu DSR juga memiliki delay waktu
yang sangat buruk bagi proses untuk pencarian route baru.
2.3.1 Tahap route discovery pencarian rute
Pada tahap route discovery ini akan menyimpulkan bahwa ketika node sumber akan mengirimkan sebuah paket ke node tujuan,akan tetapi
tidak tahu jalur rute mana yang akan di lalui maka node sumber akan memulai mencarikan jalur rute yang diinginkan agar sampai tujuan.
Langkah pertama yang dilakukan oleh node sumber yaitu membroadcast indormasi lalu setiap node akan memeriksa catatan rute yang dimilikinya.
Pada saat paket membroadcast paket maka setiap node akan mengecek apakah memiliki catatan rute yang dimaksud dari pesan tersebut. Jika tidak
mempunyai maka node tersebut akan menambahkan alamat sendiri pada route record dan meneruskan paket tersebut ke node yang terhubung
dengannya. Untuk membatasi jumlah route request disebarkan pada link keluar dari sebuah node, maka sebuah mobile node hanya meneruskan
permintaan route jika route request belum terlihat oleh mobile node tersebut dan juga jika alamat mobile node belum muncul dalam route record. Route
reply dihasilkan ketika salah satu route request telah mencapai tujuan itu sendiri atau ketika mencapai node intermediate yang berisi route cache ke