Parameter Kinerja Topologi Jaringan

throughput akan memperlihatkan kualitas dari kinerja protokol routing tersebut. Karena itu throughput dijadikan sebagai indikator untuk mengukur perdormansi dari sebuah protokol. Rumus untuk menghitung throughput adalah : Average Throughput D

3.3.3. Overhead Ratio

Overhead ratio adalah ratio antara banyaknya jumlah control message oleh protokol routing dibagi dengan jumlah paket bit yang diterima. Jika nilai overhead ratio rendah maka dapat dikatakan bahwa protokol routing tersebut memiliki kinerja yang cukup baik dalam hal pengiriman paket. Rumus untuk menghitung overhead ratio [11]: Average Overhead ratio =

3.4. Topologi Jaringan

Topology dari adhoc tidak dapat diramalkan atau diprediksi karena topologi jaringan ini dibuat secara random. Hasil dari simulasi baik itu posisi node dan pergerakan node tentunya tidak akan sama dengan topologi yang sudah direncanakan . Perkiraan topologi jaringan dapat dilihat pada Gambar 3.1- 3.4. Gambar 3. 1 Posisi node acak dengan beban koneksi udp 1 Gambar 3.2 Posisi node acak dengan beban koneksi udp 3 Gambar 3.3 Snapshoot Jaringan dengan 30 node yang pertama Gambar 3.4 Snapshoot Jaringan dengan 30 node saat membroadcast jalur rute 38 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Untuk membandingkaan unjuk kerja pada kedua protokol routing reaktid ARAMA terhadap protokol routing reaktid DSR ini akan dilakukan seperti pada tahap pengujian, sesuai skenario perencanaan simulasi jaringan pada Bab 3 sesuai parameter yang sudah ditentukan . Hasil dari simulasi dapat ditemukan pada dile .and pada program OMNeT++. 4.1 ARAMA 4.1.1. Throughput Jaringan Tabel 4.1 Hasil Pengujian Throughput dengan Penambahan Kecepatan, Penambahan Node dan Penambahan Koneksi pada ARAMA Jumlah Koneksi Jumlah Node Hasil Throughput bits Kecepatan 2 mps Kecepatan 5 mps 1 UDP 30 node 17634.88 16118.75 40 node 18251.21 17539.58 50 node 21288.44 19072.87 3 UDP 30 node 16139.63 14793.43 40 node 17153.72 15324.96 50 node 18216.36 16328.61 16139.63 17153.72 18216.36 14793.43 15324.96 16328.61 8000 10000 12000 14000 16000 18000 20000 Node 30 Node 40 Node 50 Th rou gh pu tb it s Koneksi UDP 3 Kecepatan 2 mps Kecepatan 5 mps 17634.88 18251.21 21288.44 16118.75 17539.58 19072.87 8000 10000 12000 14000 16000 18000 20000 22000 Node 30 Node 40 Node 50 Th rou gh pu tb it s Koneksi UDP 1 Kecepatan 2 mps Kecepatan 5 mps Gambar 4.1 Gradik pengaruh Penambahan Kecepatan, Penambahan Node, dan Penambahan Koneksi pada terhadap Throughput jaringan ARAMA. Gambar 4.1 yang berada diatas menunjukkan bahwa saat jumlah node ditambah mulai 30,40,50 node, maka throughput di sisi penerima akan semakin meningkat dikarenakan kerapatan node membuat protokol ARAMA mudah mencari jalur dengan cara menyebarkan Fant terus menerus sehingga dapat memaintenence dan mengurangi peluang node agar tidak mudah terputus pada saat node mengirimkan paket. Setelah itu penambahan kecepatan menjadi 5 mps juga berpengaruh dengan menurunnya throughput dikarenakan topologi cepat berubah hal ini membuat protokol ARAMA harus mencari jalur baru yang menggantikannya. Penambahan beban koneksi dari 1 UDP menjadi UDP 3