BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. X, yang berlokasi di Jl. Semeru, Bambe – Driyorejo Gresik Jawa Timur. Pengambilan data dilaksanakan dibagian produksi
pada proses pembuatan Keramik Single Firing pada bulan Maret 2011 sampai data itu tercukupi.
3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
Dalam identifikasi variable terdapat variabel – variabel yang didapatkan berdasarkan dari data perusahaan yang digunakan dalam metode Lean
Manufacturing. Variabel – variabel tersebut adalah sebagai berikut:
3.2.1 Variabel Bebas
Variabel bebas adalah suatu variabel yang mempunyai nilai berubah – ubah dan mempengaruhi variasi perubahan nilai variabel terikat, variabel tersebut
meliputi:
Jenis – jenis Waste Pemborosan:
1. Defect Kecacatan
Defect adalah jenis pemborosan yang terjadi karena kecacatan atau kegagalan produk.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Overproduction produksi yang berlebih
Overproduction adalah jenis pemborosan yang terjadi karena produksi berlebih
dari kuantitas yang ditentukan. 3.
Waiting menunggu proses berikutnya
Waiting adalah jenis pemborosan yang terjadi karena menunggu.
4. Transportation transportasi dalam proses produksi
Transportation adalah jenis pemborosan yang terjadi karenaperpindahan barang dari gudang bahan baku ke mesin, dari satu mesin kemesin berikutnya atau dari
mesin ke gudang produ jadi.
5. Inventories persediaan yang kurang perlu
Inventories adalah jenis pemborosan yang terjadi karena inventory yang melebihi volume gudang.
6. Motion gerakan yang tidak perlu
Motion adalah jenis pemborosan yang terjadi karena pergerakan yang banyak dari seharusnya sepanjang proses value stream.
7. Excees Processing proses yang kurang tepat
Excees Processing adalah jenis pemborosan yang terjadi karena langkah- langkah proses yang panjang dari yang seharusnya sepanjang proses value
stream.
3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat yaitu variabel yang nilainya tergantung dari variasi perubahan variabel bebas, adapun variabel bebas terikat dalam penelitian ini
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
adalah kegiatan Value Adding Activity, Non Value Adding Activity, Necessary Non value Adding activity.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam tahap ini peneliti mengumpulkan data-data yang menunjang penelitian
ini. Pengumpulan data dibedakan untuk data historis dan data aktual.
3.3.1 Data Primer
Data primer didapatkan dengan melakukan pengamatan secara langsung di area proses produksi. Pengamatan tersebut dilakukan untuk mendapatkan waktu
beserta output proses dari setiap operasi dan performansi operator dari setiap bagian produksi. Pengukuran tersebut dilakukan dengan metode work sampling.
Selanjutnya peneliti melakukan penyebaran kuisioner tentang waste. Hasil dari kuisioner digunakan untuk menentukan ranking penggunaan the seven value
stream analysis tools. Dari ranking tersebut nantinya akan digunakan oleh peneliti dalam proses identifikasi waste beserta akar permasalahannya. Kemudian peneliti
membuat current state value stream mapping dari data-data yang sudah dihubungkan untuk mengetahui waste-waste beserta hubungannya dan akar
permasalahannya.
3.3.2 Data Sekunder
Data sekunder dikumpulkan dari arsip yang sudah ada di perusahaan, antara lain : Data aliran bahan, data aliran informasi dan gambaran umum perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.4 Metode Pengolahan Data
Data-data yang sudah dikumpulkan akan diolah dengan menggunakan metode yang sudah dikaji oleh peneliti dari studi literature. Metode-metode tersebut akan
digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat di bagian produksi perusahaan. Adapun pengolahan data tersebut meliputi:
3.4.1 Pengolahan data dengan
BPM
Big picture Mapping adalah suatu tool yang diadopsi dari Sistem Produksi Toyota yang dapat digunakan untuk menggambarkan suatu sistem secara
keseluruhan beserta aliran nilai value stream yang terdapat dalam perusahaan, yang berupa data aliran bahan dari barang datang dari supplier, Body Preparation,
press, glazing line, indo kiln, grading, packaging, warehouse gudang. Big Picture Mapping BPM juga memuat lead time masing – masing stasiun kerja
dan menambahkan aliran informasi pada proses yang ditinjau.
3.4.2 Pengolahan data kuisioner
Dari kuisioner pembobotan seven waste yang telah disebarkan dalam hal ini kuisioner yang telah desebarkan berupa sampel bukan pupolasi sehingga yang
mengisi kuisioner adalah karyawan atau orang yang ahli atau berkompeten pada bidangnya, maka akan didapatkan ranking dan rata-rata waste yang paling besar
secara berurutan, dari hasil pembobotan tujuh jenis pemborosan tersebut maka akan diolah dengan tabel VALSAT untuk menentukan tool mapping yang akan
digunakan. Pilihan jawaban disusun dengan sistem ranking, dimana untuk bobot tertinggi yaitu:
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
o 5 1 jam sekali,
o 4 1 shift sekali,
o 3 1 hari sekali,
o 2 1 minggu sekali,
o 1 6 bulan sekali,
o 0 sama sekali tidak pernah terjadi.
Adapun perhitungan untuk bobot kuisioner adalah sebagai berikut :
Jenis waste = Nilai Res n + … + Nilai Res n
Total Responden n
3.4.3 Perhitungan VALSAT
Value Stream Analysis Tools
Kuisioner yang disebarkan berisi beberapa pertanyaan berkaitan dengan seven wastes yang akan diidentifikasi. Daftar pertanyaan-pertanyaan tersebut
disusun dengan tujuan untuk mengetahui bobot waste yang dengan mempertimbangkan faktor intensitas terjadinya waste tersebut.
Rumus untuk Value Stream Analysis Tools VALSAT, yaitu: Skor VALSAT = Skor waste dari hasil kuisioner x correlation H, M , L Nilai yang
tertinggi merupakan waste yang sering terjadi di area produksi. Identifikasi dengan kuisioner akan menjadi dasar untuk pemilihan tools yang relevan dengan
pendekatan VALSAT Value Stream Analysis Tools. Tabel 3.1 Value Stream Analysis Tools
process activity
supply chain
production variety
quality filter
demand amplification
decision point phisical
wastestructure mapping response
matrix Funnel mapping
mapping Analysis
structure
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
over production L
M L
M M
Waiting H
H L
M M
Transportation H
L Unappropriate
H M
L L
Processing Unnecessary M H
M H
M L Inventory
Unnecessary H
L H
Motion Defects
L overall structure
L L M L H M H
Sumber 7 : Hines dan Rich , “Velue stream managemen”2000. Notes : H
: high correlation and usefulness M
: medium correlation and usefulness L
: low correlation and usefulness Keterangan : H high correlation
: faktor pengali = 9 M medium correlation
: faktor pengali = 3 L low correlation
: faktor pengali = 1 Pengolahan data dengan VALSAT merupakan sebuah pendekatan yang
digunakan dengan melakukan pembobotan waste-waste, kemudian dari pembobotan tersebut dilakukan pemilihan terhadap tool.
3.4.4 Fish Bone Chart
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tools yang digunakan untuk mengindentifikasi akar penyebab dari setiap waste yang ada berdasarkan faktor manusia man, mesin machine, lingkungan
kerja environment, metode kerja methods dan material material.
3.4.5 Failure Mode Effect and Analysis FMEA
Tools yang digunakan untuk memberikan usulan perbaikan dari waste yang telah terindentifikasi untuk mereduksi waste tersebut. Rumus untuk Failure
Mode Effect and Analysis FMEA adalah : RPN = Severity x Occurance x Detection
Keterangan : a.
Severity digunakan untuk menentukan tingkat keparahan dari suatu kegagalan severity. Tingkat severity dimulai dari angka 1 tingkat kejadian rendah
hingga 10 tingkat kejadian sering. b.
Occurrence menyatakan frekuensi atau jumlah kegagalan yang terjadi karena suatu penyebab. Tingkat occurrence dimulai dari angka 1 tingkat kejadian
rendah hingga 10 tingkat kejadian sering. Rating occurrence dapat ditentukan menurut Ford, 1992
c. Detection menyatakan tingkat ketelitian suatu metode deteksi untuk
mendeteksi kegagalan. Tingkat deteksi mulai dari angka 1 sampai 10. Semakin kecil tingkat deteksi, maka semakin tinggi kemampuan metode deteksi untuk
mendeteksi kegagalan. Apabila metode deteksi lebih dari satu, maka diberikan nilai deteksi terendah. Apabila nilai deteksi tidak dapat ditentukan, maka nilai
deteksi yang digunakan adalah 10.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.5 Langkah-langkah Pemecahan Masalah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 3.1 Flowchart pemecahan masalah
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.6 Penjelasan
flowchart pemecahan masalah 1.
Langkah I : Mulai
Tahapan ini menjelaskan langkah awal yang dilakukan sebelum penelitian dilakukan yaitu mengidentifikasi sistem yang berjalan pada perusahaan
dengan jalan melakukan pengamatan pada proses produksi .
2. Langkah II : Studi literatur
Studi literatur merupakan tahap penelusuran referensi, dapat bersumber dari buku, jurnal, maupun penelitian yang telah ada sebelumnya. Berguna
untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Dari studi literatur akan diperoleh landasan teori serta acuan – acuan yang
akan digunakan dalam penelitian ini. Literatur yang menjadi tinjauan pustaka adalah konsep lean philosophy, Value Stream Analysis Tools
VALSAT, 7 Waste, dan Big Picture Mapping.
3. Langkah III : Studi lapangan
Studi literatur bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman landasan teori dari permasalahan yang akan diteliti, serta menunjang dan mempermudah
bagi penelitian untuk merumuskan masalah penelitian tersebut, yang meliputi pendekatan lean, konsep seven waste, tools yang digunakan untuk
memecahkan permasalahan.
4. Langkah
IV : Merumuskan masalah dan menetapkan tujuan penelitian
Langkah ini merupakan perumusan masalah yang disusun berdasarkan latar belakang dari masalah yang ada kemudian ditentukan metode yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tepat dalam penyelesaian permasalahan tersebut, dan menetapkan tujuan penelitian agar dapat diketahui tipe-tipe dan penyebab terjadinya waste
serta dapat memberikan usulan perbaikan pada perusahaan.
5. Langkah V : Identifikasi variabel
Identifikasi variabel penelitian dilakukan untuk menentukan variabel – variabel yang akan diukur dalam penelitian ini. Variabel – variabel yang
telah ditentukan selanjutnya akan digunakan sebagai acuan pengerjaan metode yang digunakan.
6. Langkah VI : Pengumpulan data
Pada langkah ini peneliti melakukan pengumpulan data yang meliputi data aliran bahan atau proses produksi, data waktu produksi serta
pengumpulan data hasil kuisioner seven waste.
7. Langkah VII : Data Sekunder
Pada langkah ini data dikumpulkan dari arsip yang sudah ada di perusahaan, dengan menggunakan aliran fisik antara lain: Hasil produk
dan spesifikasinya, variasi bahan baku, variasi mesin dan karakteristiknya, data aliran bahan dan gambaran umum perusahaan.
8. Langkah VIII : Data Primer
Pada langkah ini melakuka pengambilan waktu pada proses produksinya, pembuatan BPM dan penyebaran kuisioner dengan mengidentifikasi
seven waste yang ada di area produksi, agar nantinya dapat dijadikan sebagai ukuran untuk memberikan usulan perbaikan perusahaan.
Kuisioner dibagikan kepada manager produksi, supervisorchemiker dan Unit Head yang berhubungan langsung dengan area produksi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9. Langkah IX : Pengolahan Kuisioner
Pada tahap ini dilakukan pengolahan kuisioner untuk mengetahui dan menetapkan bobot waste yang telah diberikan kepada karyawan diarea
produksi, dan dari pengolahan tersebut akan diketahui rata-rata waste yang terjadi.
10. Langkah X : Metode VALSAT
Langkah ini menunjukkan bahwa pengolahan data juga menggunakan metode VALSAT, yang digunakan untuk memetakkan secara detail waste
pada aliran nilai yang fokus pada value adding. Selain itu juga dilakukan pemilihan tool VALSAT berdasarkan jenis waste yang telah diidentifikasi
dengan menggunakan PAM process activity mapping lalu merekap jumlah aktivitas yang terjadi di area produksi dengan waktu selama proses
produksi.
11. Langkah XI : Analisa dan pembahasan
Pada tahap ini dilakukan pembahasan mengenai hasil pengolahan data yang telah dilakukan beserta pengembangan analisa berdasarkan
informasi yang telah diperoleh dengan mengguanakan FMEA. Waste yang di indentifikasi adalah waste yang mempunyai bobot tertinggi.
12. Langkah XII : Kesimpulan dan saran
Tahap ini memberikan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan serta hasil – hasil yang didapat untuk menjawab permasalahan yang ingin
dipecahkan. Saran ditujukan untuk perusahaan dalam melakukan perbaikan berdasarkan penelitian yang dilakukan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Data
4.1.1 Data Hasil Pengamatan Tujuh
Waste
Data yang dikumpulkan adalah data-data yang berhubungan dengan tujuh jenis pemborosan atau seven waste yaitu, Defect Kecacatan, Overproduction
produksi yang berlebih, Waiting menunggu proses berikutnya, Inapproprite process urutan kerja atau proses yang tidak sesuai, Excessive transportation
transportasi atau perpindahan yang berlebih, Unnecessary inventories persediaan yang tidak perlu, Unnecessary motion gerakan yang tidak perlu.
Dalam proses wawancara dengan pihak-pihak terkait dalam hal ini adalah karyawan PT. X diperoleh data-data yang akan dijadikan acuan untuk tahap
proses penelitian, yang diantaranya adalah sebagai berikut :
4.1.2 Jam Kerja Karyawan
Hari kerja PT.X adalah hari senin sampai dengan sabtu, kecuali karyawan yang dibawah departement operational yang hari kerjanya hari senin sampai
dengan hari minggu dengan menggunakan sistem libur bergiliran. Adapun jam kerja di PT.X adalah sebagai berikut :
1. Karyawan Kantor a.
Hari Senin – Kamis Jam Kerja
: 08.30 – 16.30 Jam Istirahat : 12.00 – 13.00
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.