Seni Teater untuk SMPMTs Kelas VIII
102
2. Nama dan Etimologi
Jika diperhatikan pada perkataannya, “mak yong” seolah-olah merupakan nama orang. Mak artinya ibu, yong dalam bahasa Melayu Lama artinya sulung atau
orang pertama. Jadi, ibu yang sulung. Ada pula yong dalam bahasa Melayu Lama yang berarti buncit perut. Buyong adalah orang mengandung sampai 9 bulan. Tentu
artinya, seorang ibu yang perutnya buncit.
3. Unsur Lakonan
Teater tradisional mak yong pada hakikatnya merupakan seni pertunjukan khas kerakyatan yang mengandung unsur lakon dalam cerita yang dimainkan
penuh dengan semarak bunyi- bunyian. Tiupan nafiri, pukulan gendang panjang, dan gedombak, paluan mong serta breng, dan gung. Sementara itu, lawak jenaka
dan tari-menari secara anyam-menganyam serta jalin-berjalin menjadi suatu kesatuan pertunjukan yang dipertontonkan dalam waktu tertentu. Namun, pola
cerita mak yong masih berbau kerajaan tempo dulu.
Berikut ini merupakan beberapa unsur pada teater mak yong. Jika unsur tersebut disatukan, akan menjadi satu kesatuan yang padu.
a. Unsur lakon baik dalam wujud yang sederhana maupun yang kompleks.
b. Unsur cerita yang diperankan oleh beberapa orang pemain. c. Unsur
musik. d. Unsur lawak jenaka.
e. Unsur tari.
f. Unsur nyanyi.
g. Unsur penonton secara berkomunikatif, kadang-kadang ikut aktif dan terlibat dalam satuan ataupun susunan permainan.
4. Urutan Segmen Teateral
Dari awal hingga berakhirnya alur cerita dalam pertunjukan mak yong, pola permainannya secara mentradisi terbagi atas beberapa tahap, yaitu sebagai berikut.
a. Buang Basa atau Buka Tanah
Buang basa atau buka tanah dilakukan sebagai upacara pendahuluan sebelum pertunjukan dimulai. Hakikat buang basa ini untuk menghalau segala jembalang dan
penunggu tanah tempat bermain supaya tidak mengganggu jalannya pertunjukan. Sebagai perlengkapan upacara, ketua panjak yang mengetuai pergelaran itu
mempersiapkan alat-alat, yaitu: 1 sebuah pedupa yang berisi bara api;
2 kemenyan; 3 sekapur sirih;
4 segulung rokok daun nipah; dan 5 sebintil tembakau sumpal atau sentil.
Barang-barang tersebut, pada hakikatnya sebagai upah untuk para jembalang yang akan disampaikan dalam sebuah mantera yang dibacakan oleh ketua panjak.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pelajaran 7 Mengapresiasi Karya Seni Teater Nusantara
103
b. Mak Senik Buka Kipas Awang
Permulaan adegan, didahului dengan Mak Senik atau mak yong membuka kipas yang menutupi muka Awang Peran. Setelah masing-masing bergelar:
1 Awang Peran : “Hai Senik si Mak Senik, inilah Awang si Awang Peran” 2 Mak Senik
: “Hai Awang si Awang Peran, sini Mak Senik bawa hang berlakon peran”
Awang mulai berseloka dan menari, diikuti oleh mak yong yang berlakon tuan putri. Para dayang pengasuh pun bermunculan serta terlibat dalam peran
pembukaan lakon.
c. Lakon atau Peran
Pelaksanaan peran alur cerita secara beruntun, hingga Awang Peran dapat mengalahkan Batok si pengganggu suasana.
d. Buang Bala
Pelakon yang berperan sebagai Batok atau si penjahat yang telah dikalahkan oleh Awang Peran itu, menelentangkan topeng yang dipakainya. la digiring oleh
Awang Peran ke tengah-tengah penonton, dan memohon derma alakadarnya. Saat itu, para dayang dan inang menari dan menyanyi di panggung sebagai hiburan
penjeda waktu sambil berperan pula seperti mengasuh tuan putri di taman. Para penggemar pada saat itu boleh melempar uang dan hadiah-hadiah
lainnya ke atas panggung sebagai sumbangan. Hal itu karena pertunjukan mak yong itu tidak pernah memungut bayaran.
Setelah selesai Awang Peran berkeliling dengan Batok sambil menghitung uang yang didapatnya tadi. Adegan selanjutnya berjalan hingga akhir.
e. Penutup