Teater Boneka dan Teater Kabuki

Pelajaran 9 Apresiasi Karya Seni Teater Mancanegara di Asia 127 • Kotoba : cerita dalam bentuk prosa • Utai : cerita dalam bentuk puisi

b. Teater Boneka dan Teater Kabuki

Pada akhir abad kelima belas Masehi dua bentuk teater populer baru muncul, yaitu teater boneka, joruri yang disebut juga bunraku, dan kabuki. Teater boneka menggabungkan tiga unsur, boneka, penyanyi yang bernyanyi dan berdeklamasi untuk boneka, serta pemain samisen sejenis alat musik bersenar tiga yang mengiringi pertunjukan. Dramawan terbesar dari Jepang, Chikamatsu Monzaemon, banyak menulis lakon teater boneka. Tingkat artistik teater boneka di Jepang mungkin lebih tinggi daripada teater boneka di negara-negara lain. Setelah mencapai popularitas terbesarnya pada abad kedelapan belas, teater boneka digantikan oleh kabuki. Selanjutnya, kabuki menjadi jenis drama tradisional paling populer. Dalam aksara Jepang modern, kata kabuki ditulis dengan tiga karakter, yaitu ka, menandakan Gambar 9.6 Kabuki yang menggabungkan boneka, penyanyi, dan alat musik Sumber: www.asiagrace.com “lagu”, bu menandakan “tarian”, dan ki menandakan “keterampilan”. Teks asli kabuki dianggap kurang penting dibandingkan akting, musik, dan tarian yang memukau serta se ing yang berwarna cerah. Drama kabuki dipentaskan di teater-teater besar yang memiliki hanamichi. Hanamichi adalah bagian yang ditinggikan yang membentang dari bagian belakang teater hingga ke panggung. Drama kabuki yang sangat laris dianggap sebagai sarana bagi para aktornya untuk menunjukkan keterampilan mereka dalam pertunjukan visual dan vokal. Para aktor ini mewarisi tradisi kabuki dari satu generasi ke generasi selanjutnya dengan hanya sedikit sekali perubahan. Banyak dari aktor tersebut menyusuri jejak leluhur dan gaya pertunjukan mereka hingga ke aktor-aktor kabuki generasi paling awal. Mereka sering menambahkan “nomor generasi” setelah nama mereka untuk menunjukkan tempat mereka dalam garis panjang para aktor kabuki. Secara tradisional, selingan tetap ditampilkan dalam teater kabuki. Para aktor sering menyela permainan untuk menyapa penonton. Kemudian, penonton menanggapinya dengan pujian atau tepukan tangan. Para penonton juga sering meneriakkan nama-nama aktor favorit mereka saat pertunjukan berlangsung. Pertunjukan kabuki berisi tema dan kebiasaan yang mencerminkan keempat musim di Jepang. Kabuki juga memasukkan materi yang berasal dari kejadian- kejadian kontemporer. Kabuki berasal dari abad ketujuh belas, ketika seorang penari perempuan bernama Okuni mendapatkan ketenaran saat memarodikan doa-doa Buddha. Dia mengumpulkan sekelompok penampil perempuan yang menari dan berakting. Di unduh dari : Bukupaket.com Seni Teater untuk SMPMTs Kelas IX 128 Kabuki okuni ini merupakan hiburan dramatik pertama yang dirancang untuk memenuhi selera orang biasa di Jepang. Karakter para penari yang sensual dianggap meresahkan penontonnya oleh pemerintah. Pada 1629, perempuan dilarang tampil dalam kabuki. Perannya digantikan anak laki-laki yang berpakaian wanita. Akan tetapi, jenis kabuki ini dilarang pada 1652 karena alasan moral. Akhirnya, laki-laki dewasa mengambil alih peran tersebut dan bentuk kabuki yang seluruhnya diperankan oleh laki-laki dewasa ini bertahan hingga hari ini. Menjelang abad kedelapan belas, kabuki telah menjadi bentuk seni yang mapan dan mampu melewati perubahan. Saat para saudagar dan orang- orang biasa yang lain mulai menaikkan tingkat sosial dan ekonomi mereka, kabuki sebagai teater rakyat memberi komentar yang jelas mengenai masyarakat kontemporer. Peristiwa-peristiwa bersejarah dipindahkan ke panggung. Misalnya, siklus drama besar Chusingura 1748 yang mendramatisasi kejadian terkenal pada 1701-1703, saat sekelompok ronin samurai tak bertuan dengan sabar menunggu selama hampir dua tahun membalaskan dendam mereka kepada orang yang memaksa tuan mereka melakukan bunuh diri. Hampir seluruh drama “bunuh diri ganda para kekasih” yang ditulis Chikamatsu Monzaemon didasarkan pada kisah perjanjian bunuh diri sepasang kekasih malang yang memang benar-benar terjadi. Lakon kabuki dibedakan menjadi dua, yaitu drama sejarah jidaimono dan drama rumah tangga sewamono. Umumnya, pertunjukan kabuki menampilkan kedua drama itu secara berurutan, diselingi dengan satu atau dua drama tari yang menampilkan hantu-hantu, pelacur, dan makhluk-makhluk eksotik. Pertunjukan diakhiri dengan tarian penutup yang sangat hidup ogiri shosagoto yang dipertunjukkan oleh sekelompok besar penampil. Saat ini, pertunjukan kabuki secara tetap ditampilkan di Teater Kabuki Kabuki- za, yang berkapasitas 1.600 penonton dan di Teater Nasional. Kedua gedung teater tersebut berada di Tokyo. Teater-teater yang lain juga kadang-kadang menampilkan kabuki. Selain di tempat-tempat tersebut, kelompok-kelompok aktor kabuki juga tampil di luar Tokyo. Di Teater Kabuki, pertunjukan berlangsung sekitar lima jam, sedangkan di Teater Nasional sekitar empat jam. w 1 d k d m m o s r m b Gambar 9.7 Penari kabuki okuni sedang menari dengan gerakan yang indah Sumber: hope.kl12.ar.us Gambar 9.8 Sewamono Sumber: www.hbr.emb-japan.go.jp Di unduh dari : Bukupaket.com Pelajaran 9 Apresiasi Karya Seni Teater Mancanegara di Asia 129

4. Thailand