Teater Modern di India

Pelajaran 9 Apresiasi Karya Seni Teater Mancanegara di Asia 131

1. Teater Modern di India

Teater modern India kali pertama dikembangkan di Bengal pada akhir abad ke-18. Teater-teater regional yang lain sedikit banyak mengikuti pola Bengal. Inggris menaklukkan Bengal pada 1757 dan memengaruhi seni lokal dengan sistem pendidikan dan politik mereka. Kelompok-kelompok teater Inggris mementaskan Shakespeare, Moliere, dan komedi-komedi Restorasi, serta memperkenalkan struktur dramatik dan panggung proscenium kepada para cendekiawan India. Dengan bantuan Golak Nath Dass, seorang ahli linguistik lokal, Gerasim Lebedev, seorang pemimpin band dalam kesatuan militer Inggris, memproduksi drama pertama dalam bahasa Bengal, Chhadmabes Penyamaran, pada 1795. Drama ini ditampilkan di panggung bergaya Barat dengan para pemain laki-laki dan perempuan dari Bengal. Selanjutnya, para penulis drama Bengal mulai mensintesiskan gaya Barat dengan warisan dari bangsa mereka sendiri dan dari Sanskerta. Seiring tumbuhnya kesadaran nasionalisme, teater menjadi alat reformasi sosial dan propaganda melawan pemerintahan Inggris. Di antara para penulis drama terkemuka India, terdapat nama-nama Michael Madhu Sudan 1824–73, Dina Bandhu Mitra 1843–87, Girish Chandra Ghosh 1844–1912, dan D.L. Roy 1863–1913. Karya Dina Bandhu Mitra, Nildarpan Cermin Indigo, menuturkan tirani pemilik perkebunan indigo berkebangsaan Inggris terhadap buruh-buruh perkebunan dari pedalaman Begal. Girish Chandra Gosh pada 1872 mendirikan the National Theatre dan berkeliling mementaskan Nildarpan di kota-kota di India Utara, seperti Delhi dan Lucknow. Pidato-pidato yang dianggap menghasut dan adegan-adegan mengerikan yang menggambarkan kebrutalan Inggris menyebabkan pelarangan produksi ini. Untuk mengatasi sensor, para penulis lakon mulai beralih ke tema-tema sejarah dan mitologi dengan simbolisme tersembunyi yang dipahami dengan jelas oleh para penonton India. Para pahlawan dan orang jahat lakon ini mewakili pejuang kemerdekaan India melawan penjajah Inggris. Tragedi-tragedi Girish, seperti Mir Qasim 1906, Chhatrapati 1907, dan Sirajuddaulah 1909 menampilkan keagungan para pahlawan tragis yang mengalami kegagalan akibat kelemahan dari dalam ataupun pengkhianatan rekan seperjuangan mereka. D.L. Roy menekankan aspek nasionalisme yang sama dalam drama-drama sejarahnya, seperti Mebarapatan The Fall of Mebar, Shahjahan 1910, dan Chandragupta 1911. Girish memperkenalkan efisiensi dan penampilan yang profesional. Gaya aktingnya flamboyan dan berapi-api. Para aktor seperti Amar Da a dan Dani Babu membawakan gaya ini pada awal 1920-an. Metode akting dan produksi the Star, the Minerva , dan Manmohan Theatres mengambil model karya-karya pelopor Girish. Unsur-unsur realisme kali pertama diperkenalkan pada 1920-an oleh Sisir Kumar Bhaduri, Naresh Mitra, Ahindra Chowduri, dan Durga Das Banerji, bersama dengan aktris Probha Devi dan Kanka Vati. Di Srirangam Theatre ditutup pada 1954, Sisir menampilkan dua peran yang paling dikenang: Kaisar Moghul Aurangzeb dan Canakya, politisi dan filosof Hindu yang cerdas. Gaya Sisir disempurnakan oleh aktor dan sutradara Sombhu Mitra dan istrinya yang seorang aktris, Tripti. Bersama aktor-aktor lain mereka mendirikan kelompok Bahurupee Di unduh dari : Bukupaket.com Seni Teater untuk SMPMTs Kelas IX 132 pada 1949 dan memproduksi lakon-lakon Tagore, termasuk Rakta Karabi Oleander Merah dan Bisarjan Pengorbanan, yang sebelumnya tidak pernah diproduksi kelompok profesional yang lain. Meskipun mendalami karya-karya klasik Hindu dan bentuk-bentuk kesenian rakyat pribumi, Rabindranath Tagore 1861-1941 tetap memberi respons terhadap teknik-teknik produksi Eropa sehingga memunculkan bentuk dramatik yang berbeda dengan para dramawan seangkatannya. Dia menjadi sutradara dan aktor drama-dramanya bersama saudara sepupu, keponakan, dan murid-muridnya. Drama-drama ini terutama dipentaskan di sekolahnya, Santiniketan, di Bengal sebagai teater nonprofesional dan eksperimental. Para elite di Calcu a dan pengunjung asing tertarik pada pertunjukan Tagore ini. Gambar 9.13 Rabindranath Tagore, seorang sutradara dan aktor drama India Sumber: www.greatwalltour.com Sebagai seorang pelukis, aktor, dan penyair, Tagore menggabungkan bakat-bakatnya dalam karya-karyanya. Dia menggunakan musik dan tari sebagai unsur penting pada tahun-tahun berikutnya. Dia menciptakan bentuk opera-tari baru yang menampilkan kelompok koor yang duduk di panggung dan menyanyi sementara para pemain berakting dalam tari dan gerakan-gerakan yang distilisasikan. Kadang-kadang Tagore sendiri berdiri di atas sebuah bangku, bertindak sebagai sutradara dan menyanyi dengan iringan musik dan drum sementara para pemain yang menari menjadi gambaran visual yang bergerak. Sejak Lebedev pada 1795, arus aktor dan produser yang dilatih dalam tradisi Barat terus berlanjut. Mereka mendayagunakan kembali kelompok-kelompok teater berbahasa daerah. Nawab Wajid Ali Shah telah mengunjungi para komposer opera Prancis pada pertengahan abad ke-19. Tagore mengerjakan opera pertamanya, Valmiki Pratibha Jenius Valmiki pada 1881, setelah kembali dari Inggris. Prithvi Raj Kapoor, E. Alkazi, dan Utpall Du mendapatkan pelatihan awal produksi dalam tradisi Inggris. Norah Richards, seorang aktris kelahiran Irlandia yang datang ke Punjab pada 1911, memproduksi drama pertama yang berbahasa Punjabi, Dulhan Sang Pengantin Perempuan, yang ditulis oleh muridnya I.C. Nanda. Selama 50 tahun, dia mempromosikan drama pedalaman dan menginspirasi para aktor dan produser, termasuk Prithvi Raj Kapoor.

2. Teater Modern di Cina