Menentukan Bentuk dan Gaya Pementasan Blocking Latihan

Seni Teater untuk SMPMTs Kelas VIII 82 biasanya memilih pemain sesuai dengan penampilan fisik dengan ciri fisik tokoh lakon, misalnya dalam wayang orang atau ketoprak. Akan tetapi, dalam teater modern, memilih pemain biasanya berdasar kecakapan pemain tersebut.

4. Menentukan Bentuk dan Gaya Pementasan

Bentuk dan gaya pementasan membingkai keseluruhan penampilan pementasan. Penting bagi sutradara untuk menentukan dengan tepat bentuk dan gaya pementasan. Bentuk dan gaya yang dipilih secara serampangan akan memengaruhi kualitas penampilan. Kehati-hatian dalam memilih bentuk dan gaya bukan saja karena tingkat kesulitan tertentu, tetapi juga latar belakang pengetahuan dan kemampuan sutradara sangat menentukan.

5. Blocking

Secara mendasar, blocking adalah gerakan fisik atau proses penataan pembentukan sikap tubuh seluruh aktor di atas panggung. Blocking dapat diartikan sebagai aturan berpindah tempat dari titik area satu ke titik area yang lainnya bagi aktor di atas panggung. Untuk mendapatkan hasil yang baik, perlu diperhatikan agar blocking yang dibuat tidak terlalu rumit sehingga lalu lintas aktor di atas panggung berjalan dengan lancar. Jika blocking dibuat terlalu rumit, perpindahan dari satu aksi menuju aksi yang lain menjadi kabur. Hal yang terpenting dalam blocking adalah fokus atau penekanan bagian yang akan ditampilkan.

6. Latihan

Sutradara membimbing para aktor selama proses latihan. Untuk mendapatkan hasil terbaik, sutradara harus mampu mengatur para aktor mulai dari proses membaca naskah lakon hingga sampai materi pentas benar-benar siap untuk ditampilkan. Kunci utama dari serangkaian latihan adalah kerja sama antara sutradara dan aktor serta kerja sama antaraktor. Sutradara perlu menetapkan target yang harus dicapai oleh aktor melalui tahapan latihan yang dilakukan. Oleh karena itu, penjadwalan latihan perlu dibuat. Dengan melaksanakan latihan sesuai jadwal maka aktor dituntut kedisiplinannya untuk memenuhi target capaian. Jadwal ini juga bisa digunakan sebagai acuan kerja penata artistik sehingga ketika sesi latihan teknik dilangsungkan pekerjaan mereka telah siap. Pelatih a n 2 Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar 1. Apa kelemahan dari memilih naskah yang sudah jadi? 2. Apa keuntungan menggunakan naskah buatan sendiri? 3. Seberapa penting pemilihan pemain dalam suatu pertunjukkan teater? 4. Hal apa saja yang harus dipertimbangkan sutradara dalam memilih naskah? 5. Apa perbedaan pemilihan pemain pada teater modern dan teater tradisional? Di unduh dari : Bukupaket.com Pelajaran 6 Pertunjukan Teater Nusantara 83

C. Menerapkan Prinsip Kerja Sama dalam Berteater

Pementasan teater merupakan kerja kolektif yang melibatkan banyak orang. Dalam prosesnya, pementasan diproduksi melalui kolaborasi antara sutradara, pemain, dan tim artistik.

1. Sutradara

Sebagai pimpinan, sutradara b e r t a n g g u n g j a wa b t e r h a d a p kelangsungan proses terciptanya pementasan. Meskipun dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dibantu oleh stafnya, sutradara tetap merupakan penanggung jawab utama. Untuk itu, sutradara dituntut mempunyai pengetahuan yang luas agar mampu mengarahkan pemain untuk mencapai kreativitas maksimal dan dapat mengatasi kendala teknis yang timbul dalam proses penciptaan. Sebagai seorang pemimpin, sutradara harus mempunyai pedoman yang pasti sehingga bisa mengatasi kesulitan yang timbul. Menurut Harymawan ada beberapa tipe sutradara dalam menjalankan penyutradaraanya, yaitu: a. Sutradara konseptor. Ia menentukan pokok penafsiran dan menyarankan konsep penafsiranya kepada pemain. Pemain dibiarkan mengembangkan konsep itu secara kreatif, tetapi juga terikat kepada pokok penafsiran tersebut. b. Sutradara diktator. Ia mengharapkan pemain dicetak seperti dirinya sendiri, tidak ada konsep penafsiran dua arah. Ia mendambakan seni sebagai dirinya, sementara pemain dibentuk menjadi robot-robot yang tetap buta tuli. c. Sutradara koordinator. Ia menempatkan diri sebagai pengarah atau polisi lalu lintas yang mengkoordinasikan pemain dengan konsep pokok penafsirannya. d. Sutradara paternalis. Ia bertindak sebagai guru atau suhu yang mengamalkan ilmu bersamaan dengan mengasuh batin para anggotanya.Teater disamakan dengan padepokan sehingga pemain menjadi cantrik yang harus setia kepada sutradara.

2. Pemain

Pemain bertugas mentransformasikan naskah di atas panggung. Untuk itu, dibutuhkan pemain yang mampu menghidupkan tokoh dalam naskah lakon menjadi sosok yang nyata. Pemain adalah alat untuk memeragakan tokoh. Akan tetapi, ia bukan sekadar alat yang harus tunduk kepada naskah. Pemain Gambar 6.2 M.H. Iskan seorang sutradara dan aktor Teater Persada yang mengarahkan sekaligus memainkan lakonnya Sumber: 4.bp.blogspot.com Gambar 6.2 Di unduh dari : Bukupaket.com