Seni Teater untuk SMPMTs Kelas VII
44
berkembang di masyarakat dan merupakan perwujudan kesetian mereka terhadap para
leluhur. Contohnya adalah Nyi Roro Kidul.
b. Legenda
Legenda adalah cerita yang dihubungkan dengan keanehan dan keajaiban alam atau
asal muasal terjadinya tempat tertentu. Isi ceritanya tentang terjadinya nama-nama
sebuah tempat seperti gunung, danau, sungai, dan hutan. Contohnya adalah cerita legenda
Gunung Tangkuban Perahu, Asal Mula Candi Prambanan, dan Terjadinya Danau Toba.
c. SagaSage
Saga adalah cerita yang di dalamnya mengandung unsur sejarah. Selain mengandung unsur kesejarahan, saga biasanya mengandung unsur tambahan
yaitu unsur khayal. Contohnya adalah cerita Ken Arok dan Ken Dedes.
d. Cerita Panji
Cerita panji merupakan cerita yang berasal dari kesusastraan Jawa. Isinya berupa cerita-cerita seputar perilaku seseorang, wejangan dan nasihat serta pesan
kebaikan. Contohnya adalah cerita Panji Semirang.
e. Cerita Lelucon
Cerita lelucon adalah cerita yang sengaja mengutarakan tentang kelucuan, kebodohan, dan kekonyolan seseorang. Cerita lelucon memuat hal-hal yang
penuh dengan keriangan, menggemaskan, menyenangkan sekaligus mengesalkan. Contohnya adalah cerita Si Kabayan dan Pak Belalang.
2. Memilih Peran
Salah satu unsur dalam pementasan teater adalah pemainpemeran tokoh. Pemeran atau tokoh adalah orang yang memainkan cerita sesuai dengan
karakter dan watak yang telah ditentukan oleh cerita. Peran yang diemban oleh seorang pemain adalah bentuk perwujudan atau esensi sebuah teater dalam
mengomunikasikan cerita kepada khalayak ramai penonton.
Dalam berteater, pemilihan tokoh yang sesuai sangatlah penting. Tokoh yang dipakai harus sesuai dengan karakter serta watak yang telah ditentukan dalam
cerita. Tokoh dalam cerita dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu protagonis, antagonis, dan tritagonis.
a. Peran Protagonis
Peran protagonis atau peran utama tokoh inti adalah tokoh yang memiliki peranan penting dalam pementasan teater. Untuk menjadi tokoh utama diperlukan
ketekunan dan pengalaman yang memadai. Di samping itu, tokoh protagonis merupakan pusat perhatian para penonton dan memiliki peran sentral dalam
Gambar 4.3 Teater yang menampilkan legenda
Balingkang dari Bali Sumber: www.indonesia media.com
Di unduh dari : Bukupaket.com
Pelajaran 4 Pertunjukan Teater Daerah
45
teater. Oleh sebab itu, pemeran utama dituntut untuk bermain semaksimal mungkin. Kadang-kadang, tokoh ini menuntut syarat harus pemain yang berwajah
sempurna seperti berwajah tampan dan cantik. Namun, hal tersebut tidaklah mutlak, bergantung tuntutan cerita dan skenario. Tokoh protagonis biasanya
memerankan watak baik, ksatria, dan pahlawan.
b. Peran Antagonis
Peran antagonis adalah tokoh utama yang berseberangan atau berlawanan dengan tokoh protagonis. Antagonis sering merupakan tokoh jahat yang
menyusahkan tokoh utama. Tokoh antagonis bisa juga seorang tokoh yang merintangi tokoh protagonis. Dengan kata lain, tokoh antagonis ini menghalangi
perjuangan atau tujuan tokoh protagonis. Tokoh antagonis ini biasanya memerankan sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan atau pandangan penonton. Karakter
tokoh ini biasanya jahat, pengadu domba, atau penyebar fitnah.
c. Peran Tritagonis
Peran tritagonis adalah peran yang menjadi penengah dan pendamai antara peran protagonis dan antagonis. Peran ini biasanya berwatak kalem, sederhana,
berwibawa, b ijaksana, dan memiliki wawasan yang luas.
Untuk menguasai peran seorang tokoh atau pemeran dibutuhkan latihan keras yang terus-menerus, penghayatan yang tinggi, dan pengalaman yang banyak.
Dengan begitu, ketika bermain, peran yang dimainkan dapat dikuasai dengan baik. Adapun syarat-syarat seorang pemeran adalah sebagai berikut.
1 Sehat
Sehat yang dimaksud adalah berhubungan dengan keadaan pemain pada saat sebelum dan berlangsungnya pertunjukan. Sehat ini meliputi sehat jasmani
dn rohani. Keduanya harus dalam keadaan prima dan terkendali sehingga akan tercipta peran yang diharapkan oleh cerita atau skenario.
2 Memiliki wawasan yang tinggi
Seorang pemeran dituntut untuk memerankan tokoh sesuai dengan watak dan karakteristik tertentu. Bagi pemain yang memiliki wawasan tinggi, peran tersebut
bukanlah menjadi halangan, tetapi tidak bagi yang berwawasan minimal, peran yang dibebankan akan terasa berat. Selain itu, pemeran juga dihadapkan pada
dialog yang harus dihafal disertai dengan gerak dan pola lantai.
3 Mampu bekerja sama
Dalam sebuah pertunjukan teater pemain diharuskan mampu bekerja sama dengan pemain lain. Walaupun tugas yang diemban berbeda-beada, keterpaduan
antara pemain, sutradara, dan penata gerak harus serasi, seirama, dan kompak. Kerja sama bisa dilakukan pada saat latihan, persiapan, dan saat pementasan.
4 Ulet
Seorang pemeran diharuskan untuk terus mengasah kemampuannya dalam berakting dan selalu mau memperbaiki kesalahan, baik dialog maupun gerak,
untuk mencapai kesempurnaaan.
Di unduh dari : Bukupaket.com
Seni Teater untuk SMPMTs Kelas VII
46
5 Disiplin
Seorang pemeran harus memiliki tingkat kedisiplinan diri yang tinggi. Kedisiplinan bisa berasal dari diri sendiri, mulai dari disiplin waktu latihan sampai
disiplin saat pementasan berlangsung.
6 Bertanggung Jawab
Dalam memainkan peran, seorang pemeran bertanggung jawab pada diri sendiri dan kelompoknya. Berhasil atau tidaknya teater dilandasi oleh sikap
tanggung jawab para anggotanya. Sikap ini bisa dimunculkan pada saat menerima peran, rutinitas latihan, dan latihan perorangan, baik menghafal dialog, bermain
peran, maupun mempertunjukkannya.
Pelatihan 2
Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar 1.
Apa yang dimaksud dengan mite, legenda, saga, dan cerita panji ? 2.
Apa yang dimaksud dengan peran protagonis, antagonis, dan tritagonis? 3. Jelaskan sikap yang harus dimiliki oleh seorang pemeran agar ia mampu
mementaskan teater dengan baik 4. Bagaimana bentuk sikap tanggung jawab yang harus dimiliki oleh setiap
orang dalam kelompok teater? 5.
Mengapa seorang pemain teater harus memiliki wawasan yang luas?
C. Prinsip Kerja Sama dalam Berteater
Pementasan naskah drama bukanlah kerja individu melainkan kerja kolaborasi dari berbagai komponen. Komponen tersebut adalah naskah, sutradara, pengurus
produksi, pemain, dan tim artistik.
1. Memilih Naskah
Naskah yang dipilih hendaklah yang sesuai dengan situasi tempat pertunjukan. Selain itu naskah yang dipilih harus bisa dimainkan oleh pemain,
jangan menggunakan naskah yang terlalu sulit untuk diperankan karena akan menghambat pemain dalam menginterpretasikan isinya. Hal ini berpengaruh juga
terhadap waktu pementasan. Jika naskah yang dipilih sudah sesuai, jadwal latihan akan lancar sehingga tepat waktu dengan acara pelaksanaan. Namun, jika terlalu
sulit, biasanya pemain akan memaksakan waktu yang akhirnya pemain kurang siap dalam pementasannya.
2. Penyutradaraan
Sutradara adalah pemimpin pertunjukan yang mempunyai ide dan gagasan tentang bentuk garapan serta perilaku pemain untuk memerankan tokoh cerita
Di unduh dari : Bukupaket.com