Drama Tipe Lakon Teater Barat

Seni Teater untuk SMPMTs Kelas IX 170 kepelikan komunikasi antarsesama. Drama-drama yang kini disebut absurd, pada mulanya dinamai eksistensialisme. Persoalan eksistensialisme adalah mencari arti “eksistensi” atau “ada”. Apa akibat arti itu bagi kehidupan sehari-hari? Pencarian makna “ada” ini berpusat pada diri pribadi manusia dan keberadaannya di dunia. Dua tokoh eksistensialis yang terkemuka adalah Jean Paul Sartre 1905 dan Albert Camus 1913-1960. Para dramawan setelah Sartre dan Camus lebih banyak menekankan bentuk absurditas dunia itu sendiri. Objek absurd itu mereka tuangkan dalam bentuk teater yang absurd pula. Tokoh-tokoh teater absurd di antaranya, adalah Samuel Becke , Jean Genet, Harold Pinter, Edward Albee, dan Eugene Ionesco. Pelatihan 2 Jawablah soal-soal berikut ini dengan benar 1. Apa ciri khas gaya pementasan presentasional? 2. Sebutkan tiga lakon yang dapat dipentaskan dengan gaya presentasional? 3. Sebutkan empat unsur gaya representasional?

C. Keunikan dan Pesan Moral Teater Barat

Teater Barat memiliki tradisi yang sangat panjang jika dihubungkan dengan masa Yunani Klasik. Sebagaimana teater Timur yang telah kamu pelajari di pelajaran sebelumnya, teater Barat pun memiliki banyak keunikan. Keunikan itu antara lain telihat dari tipe-tipe lakon teater Barat. Selain itu, teater Barat juga berisi pesan moral. Hal ini sejalan dengan pendapat Aristoteles mengenai konsep katarsis.

1. Tipe Lakon Teater Barat

Tipe lakon yang digunakan pada teater Barat adalah drama, tragedi, satir, dan melodrama. Penjelasan mengenai tipe-tipe lakon akan d ijelaskan sebagai berikut.

a. Drama

Drama berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu draomai yang berarti “bertindak atau berbuat” mengacu pada salah satu jenis pertunjukan dan drame yang berasal dari kata Prancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid yang berarti untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah. Dalam istilah yang lebih ketat berarti lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya arti penting tapi tidak bertujuan mengagungkan tragika atau kematian. William Froug 1993 mendefinisikan drama sebagai lakon serius yang memiliki segala rangkaian peristiwa yang nampak hidup, mengandung emosi, konflik, daya tarik memikat serta akhir yang mencolok dan tidak diakhiri oleh kematian tokoh utamanya. Di unduh dari : Bukupaket.com Pelajaran 11 Pertunjukan Teater Mancanegara di Luar Asia 171 Drama juga bisa diartikan sebagai suatu kualitas komunikasi, situasi, aksi, dan segala apa saja yang terlihat dalam pentas baik secara objektif maupun secara subjektif, nyata atau khayalan yang menimbulkan kehebatan, keterenyuhan, dan ketegangan perasaan para pendengar atau penonton. Bisa juga diartikan sebagai suatu bentuk cerita konflik sikap dan sifat manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan gerak di hadapan pendengar maupun penonton. Dengan mengacu pada definisi tersebut, dapat d ijelaskan bahwa drama adalah salah satu jenis lakon serius dan berisi kisah kehidupan manusia yang memiliki konflik yang rumit dan penuh daya emosi, tetapi tidak mengagungkan sifat tragedi. Contoh lakon-lakon drama adalah Hedda Gabler, An Enemy of the People, Brand A Doll’s House, Pillars of Society, Ghosts Henrik Ibsen.

b. Tragedi