Pelajaran 5 Karya Seni Teater Nusantara
61
A. Jenis-Jenis Teater Nusantara
Banyaknya grup teater yang hidup di daerah menjadi kekayaan tersendiri bagi perteateran Nusantara. Setiap daerah mempunyai ciri khas dan keunikan yang
digali dari kehidupan dan sumber daya alam yang ada di tempatnya. Variasi bentuk naskah dan properti menjadi daya tarik dan nilai tambah bagi berlangsungnya
teater.
Di tengah arus globalisasi dan perubahan zaman, teater tradisional di berbagai daerah sampai sekarang masih dapat dinikmati oleh peminatnya. Mereka
hidup dengan caranya sendiri demi kelangsungan pementasan. Ada yang tetap mempertahankan pakem dengan pola-pola yang telah diwariskan pendahulunya,
tetapi tak jarang pula para pelaku teater berkompromi dengan hal-hal yang baru sesuai dengan tuntutan penonton. Hal tersebut secara langsung atau tidak langsung
akan berdampak pada variasi dan bertambahnya tontonan teater yang berkembang di masyarakat. Secara garis besar, jenis teater yang ada dan dikenal di Nusantara
adalah teater tradisional dan teater modern.
1. Teater Tradisional di Indonesia
Proses terjadinya atau munculnya teater tradisional di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-
unsur pembentuk teater tradisional itu berbeda-beda, bergantung pada kondisi dan sikap budaya masyarakat, serta sumber dan tata-cara tempat teater tradisional
lahir. Berikut ini disajikan beberapa bentuk teater tradisional yang ada di daerah- daerah di Indonesia.
a. Wayang
Wayang merupakan suatu bentuk teater tradisional yang sangat tua dan dapat ditelusuri
bagaimana asal muasalnya. Untuk menelusuri sejak kapan ada pertunjukan wayang di Jawa,
kamu dapat menemukannya pada berbagai prasasti di zaman Raja Jawa, antara lain pada
masa Raja Balitung. Pada masa pemerintahan Raja Balitung, telah ada petunjuk adanya
pertunjukan wayang seperti yang terdapat pada Prasasti Balitung 907 Masehi. Prasasti
tersebut mewartakan bahwa pada saat itu telah dikenal adanya pertunjukan wayang.
Petunjuk semacam itu juga ditemukan dalam kakawin Arjunawiwaha karya Mpu
Kanwa pada zaman Raja Airlangga dalam abad ke-11. Oleh karena itu, pertunjukan wayang dianggap sebagai kesenian tradisi yang sangat tua. Namun, bentuk wayang
pada zaman itu belum jelas tergambar model pementasannya.
Gambar 5.1 Wayang kulit
Sumber: www.heritageo ava.com
Di unduh dari : Bukupaket.com
Seni Teater untuk SMPMTs Kelas VIII
62
Awal mula adanya wayang, yaitu saat Prabu Jayabaya bertakhta di Mamonang pada tahun 930. Sang Prabu ingin mengabadikan wajah para leluhurnya dalam
bentuk gambar yang kemudian dinamakan Wayang Purwa. Dalam gambaran itu diinginkan wajah para dewa dan manusia zaman purba. Pada mulanya hanya
digambar di dalam rontal daun tal. Orang sering menyebutnya daun lontar. Kemudian berkembang menjadi wayang kulit sebagaimana dikenal sekarang.
b. Wayang Wong Wayang Orang
Wayang wong dalam bahasa Indonesia artinya wayang orang, yaitu pertunjukan
wayang kulit, tetapi dimainkan oleh orang. Wayang wong adalah bentuk teater tradisional Jawa yang berasal dari wayang kulit yang dipertunjukkan dalam bentuk
berbeda, dimainkan oleh orang, lengkap dengan menari dan menyanyi, dan tidak memakai topeng.
Pertunjukan wayang orang terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sedangkan di Jawa Barat ada juga pertunjukan wayang orang terutama di Cirebon tetapi tidak
begitu populer. Lahirnya wayang orang dapat diduga dari keinginan para seniman untuk
keperluan pengembangan bentuk wayang kulit yang dapat dimainkan oleh orang
sehingga dalang yang memainkannya tidak muncul, tetapi dapat dilakukan oleh para
pemainnya sendiri. Wujud pergelarannya berbentuk drama, tari, dan musik.
Wayang orang dapat dikatakan masuk kelompok seni teater tradisional, karena
tokoh-tokoh dalam cerita dimainkan oleh para pelaku pemain. Sang dalang bertindak
sebagai pengatur laku dan tidak muncul dalam pertunjukan. Di Madura, terdapat
pertunjukan wayang orang yang agak berbeda karena masih menggunakan topeng dan menggunakan dalang seperti pada wayang kulit. Namun, dalang tersebut
tidak berperan seperti dalam pertunjukan wayang kulit. Dalang dalam wayang wong Madura ditempatkan di balik layar penyekat dengan diberi lubang untuk
mengikuti gerak pemain di depan layar penyekat. Dalang masih mendalang dalam pengertian semua ucapan pemain dilakukan oleh sang dalang karena para
pemain memakai topeng. Para pemain di sini hanya menggerak-gerakkan badan atau tangan untuk mengimbangi ucapan yang dilakukan oleh sang dalang. Di
Madura, pertunjukan ini dinamakan topeng dalang. Semua pemain topeng dalang memakai topeng dan para pemain tidak mengucapkan dialog. Namun, pemain
harus pandai menari.
c. Mak Yong