57
C. Penelitian Tentang Pendidikan Agama Katolik di Sekolah SMP Negeri 1
Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Iman Siswa
1. Desain Penelitian
a. Latar Belakang Penelitian
Penulis memilih SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat sebagai tempat penelitian karena SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang,
Kalimantan Barat terletak di daerah tempat tinggal penulis. Selain itu penulis ingin mengenal SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat
secara keseluruhan, mengingat dari tahun ke tahun sudah banyak mengalami perubahan. Tentu saja perubahan menjadi lebih baik dan semakin berkembang
dalam bidang akademik, mempunyai fasilitas yang memadai, serta sistem pengajaran yang lebih menyenangkan. Penelitian ini dikhususkan untuk siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Penulis memilih SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat sebagai
subjek penelitian karena siswa kelas VIII merupakan siswa yang sedang memasuki masa remaja. Masa remaja sangat rentan dengan berbagai persoalan,
misalnya pergaulan bebas, kenakalan remaja, pengaruh dari teman sebaya dan kurangnya percaya diri untuk berubah menjadi lebih baik. Dalam hal inilah,
keluarga terutama orangtua menjadi pendidik utama bagi para siswa khususnya kelas VIII. Melalui pendekatan dari orangtua di rumah, para siswa akan lebih
terbantu dalam perkembangan iman mereka sehingga berbagai persoalan tersebut dapat teratasi dengan baik.
58
Guru Pendidikan Agama Katolik di sekolah berfungsi untuk meneruskan apa yang sudah orangtua berikan kepada anaknya di rumah. Seperti yang sudah
diuraikan secara singkat di atas bahwa pendidik utama siswa adalah orangtua. Apabila orangtua mempunyai waktu yang cukup untuk anaknya di rumah dan
memberikan arahan kepada anaknya maka anak tersebut akan berkembang menjadi lebih baik. Sekolah membantu orangtua agar siswa mendapat
pengetahuan baru dan tetap belajar dari pengalaman yang sudah dialami siswa baik di rumah maupun di sekolah. Guru Pendidikan Agama Katolik membantu
siswa untuk semakin mengembangkan imannya dalam kehidupan sehari-hari. Mangunwijaya sebagaimana dikutip Heryatno 2008: 15 menyatakan
bahwa “hakikat dasar Pendidikan Agama Katolik sebagai komunikasi iman, bukan pengajaran agama”. Komunikasi iman dapat menumbuhkembangkan
kepercayaan dalam diri manusia sedangkan pengajaran agama hanya sebagai pengetahuan manusia serta membantu manusia untuk menerapkannya. Sangat
perlulah komunikasi iman antar sesama melalui sharing pengalaman. Sharing pengalaman dapat membantu seseorang agar imannya berkembang. Oleh sebab
itu, guru Pendidikan Agama Katolik di sekolah memfasilitasi siswa agar siswa mampu mengkomunikasikan iman mereka dengan cara mensharingkan
pengalaman siswa sehari-hari. Melalui penelitian ini penulis berharap dapat mengetahui sejauh mana
Pendidikan Agama Katolik di sekolah SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat membantu perkembangan iman siswa dan apa yang menjadi
faktor pendukung dan penghambatnya. Tentu saja melalui penelitian ini penulis
59
berharap memberikan sumbangan pemikiran untuk SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat khususnya Pendidikan Agama Katolik di
sekolah.
b. Tujuan Penelitian
1 Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaaan proses belajar mengajar
Pendidikan Agama Katolik di sekolah SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat telah berperan membantu perkembangan iman
siswa 2
Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambatnya
c. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian kualitatif. Alasan penulis memilih penelitian kualitatif karena penelitian kualitatif sering
disebut metode penelitian naturalistik sehingga penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah natural setting, disebut juga sebagai metode etnographi
memfokuskan diri pada budaya dari sekelompok orang serta meneliti tentang hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang subjek penelitian. Latar belakang
subjek sangat bermanfaat dalam penelitian karena membantu peneliti dalam menemukan fakta untuk mendukung teori yang ada. Peneliti juga ikut serta dalam
penelitian sehingga penulis bisa berproses bersama responden. Selain itu, penulis mendapat banyak pengalaman dalam melaksanakan penelitian sehingga
membantu penulis untuk berkembang menjadi lebih baik.
60
Oleh sebab itu, penulis menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan observasi partisipatif melalui wawancara guru Pendidikan Agama
Katolik di sekolah serta kuesioner tertutup untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Melalui penelitian ini, penulis
mengajak guru Pendidikan Agama Katolik di sekolah agar lebih mengutamakan perkembangan iman siswa di sekolah. Moelong 2012: 6 mengungkapkan bahwa:
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus
yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Hal ini dimaksudkan bahwa dalam penelitian kualitatif, peneliti
mengamati responden secara langsung dengan cara melihat perilaku, persepsi, dan motivasi. Melalui perilaku, persepsi, dan motivasi peneliti mendapat jawaban
yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Sugiyono 2013: 1 mengungkapkan bahwa:
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, sebagai lawannya adalah
eksperimen. Peneliti adalah sebagai instrumen kunci dimana teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi gabungan. Analisis data
bersifat induktif sehingga hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Menurut pendapat para ahli di atas, penelitian kulitatif merupakan
penelitian yang berdasarkan keadaan nyata. Semua data diperoleh dari kondisi objek yang alamiah. Artinya objek yang diteliti menjadi jawaban atas pelaksanaan
dalam penelitian. Pada akhirnya data yang diperoleh merupakan data yang sungguh-sungguh terjadi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
61
d. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan instrumen observasi partisipatif, kuesioner dan wawancara. Instrumen observasi partisipasif ini
melibatkan peneliti secara langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian Sugiyono,
2013: 64. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya Sugiyono, 2009: 199. Penulis menggunakan kuesioner tertutup untuk siswa SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang,
Kalimantan Barat. Keusioner tertutup adalah kuesioner yang jawabannya sudah disediakan. Responden tinggal memilih di antara alternatif yang tersedia
Dapiyanta, 2011: 23. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden lebih mendalam Sugiyono, 2013: 72. Penulis
menggunakan wawancara terpimpin untuk guru Pendidikan Agama Katolik SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Wawancara terpimpin
adalah pertanyaan yang diajukan dalam wawancara sudah disiapkan lebih dahulu oleh peneliti sehingga terarah Dapiyanta, 2011: 25.
Sugiyono 2013: 2 mengungkapkan bahwa “kriteria data dalam penelitian kualitatif adalah data yang pasti. Data yang pasti adalah data yang sebenarnya
terjadi sebagaimana adanya, bukan data yang sekedar terlihat, terucap, tetapi data yang mengandung makna di balik yang terlihat dan terucap tersebut”. Terdapat
62
dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data.
e. Responden
Penelitian ini mengambil populasi siswa kelas VIII SMP negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Jumlah siswa kelas VIII secara
keseluruhan adalah 150 siswa. Siswa kelas VIII yang beragama Katolik berjumlah 69 siswa. Dari 69 siswa tersebut, penulis melaksanakan penelitian untuk 2 kelas,
yaitu kelas VIII A dan VIII B berjumlah 30 siswa. Alasan penulis tidak menjadikan 69 siswa sebagai responden penelitian karena penulis memandang 30
siswa sudah mewakili suara yang lain dan pada saat pembahasan hasil penelitian lebih praktis. Penulis juga mewawancarai 1 orang guru Pendidikan Agama
Katolik yang mengampu kelas VIII yaitu ibu Seravina. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik purposive sample.
Purposive sample merupakan sampel bertujuan karena dalam penelitian kualitatif
tidak ada sampel acak Moleong, 2012: 224. Dalam purposive sampling, pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri-ciri atau sifat-sifat populasi
yang sudah diketahui sebelumnya Sutrisno Hadi, 2004: 91.
f. Waktu Pelaksanaan dan Cara Pengumpulan Data
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sepauk, kabupaten Sintang, Kalimantan Barat pada bulan Januari 2014. Dengan proses pelaksanaan
sebagai berikut: pertama, penulis menentukan kelas yang akan dijadikan
63
responden penelitian. Kedua, penulis membagikan angket untuk 30 siswa kepada kelas yang sudah ditentukan dan menunggu di kelas pada saat pengisian angket
berlangsung sampai selesai. Ketiga, penulis mewawancari 1 orang guru Pendidikan Agama Katolik yang mengampu kelas VIII SMP Negeri 1 Sepauk,
Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
g. Variabel Penelitian
1 Pelaksanaan proses belajar mengajar Pendidikan Agama Katolik di sekolah
SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat 2
Faktor-faktor pendukung dan penghambatnya
h. Kisi-Kisi Instrumen
No Variabel Indikator
Jumlah Item
1 2
3 1.
Pelaksanaan proses belajar mengajar Pendidikan
Agama Katolik di sekolah SMP Negeri 1 Sepauk,
Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat
Tersedianya gambaran pelaksanaan data Pendidikan
Agama Katolik di sekolah 14
2. Faktor pendukung dan penghambatnya
Tersedianya data faktor pendukung dan
penghambatnya 6
64
2. Laporan dan Pembahasan Hasil Penelitian
Laporan dan pembahasan hasil penelitian akan dipersempit oleh penulis dengan membagi dua opsi pilihan yaitu positif dan negatif. Opsi pilihan bagian
positif adalah sangat setuju dan setuju. Opsi pilihan bagian negatif adalah tidak setuju dan sangat tidak setuju, sedangkan siswa yang menjawab netral pada
beberapa item tidak dihitung karena dianggap tidak mempunyai jawaban yang pasti. Dalam beberapa pernyataan ada beberapa item yang merupakan pernyataan
negatif yaitu no. 4, 5, 13, 14, 18, 19, 20 sehingga jawaban siswa lebih dominan pada opsi pilihan bagian negatif. Dalam pernyataan negatif tersebut, penulis
mengganti opsi pilihan bagian positif dengan jawaban negatif sedangkan opsi pilihan negatif dengan jawaban positif. Cara ini dimaksudkan agar mempermudah
penulis dalam pengolahan dan pembahasan data hasil penelitian yang sudah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
Laporan dan pembahasan hasil penelitian ini diawali penulis dengan menjelaskan identitas responden, dilanjutkan dengan uraian pelaksanaan Pendidikan Agama
Katolik di sekolah SMP Negeri 1 Sepauk, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat serta diakhiri dengan faktor pendukung dan penghambatnya.
a. Laporan dan Pembahasan Hasil Penelitian Melalui Kuesioner
1 Laporan Penelitian Melalui Kuesioner
Hasil penilaian dari 30 siswa yang terdiri dari 15 siswa kelas VIII A dan 15 siswa kelas VIII B untuk dijadikan responden penelitian yang tertera pada tabel
berikut ini:
65
Tabel 1: Identitas Responden N= 30
No Kelas Laki-Laki
Perempuan Jumlah
1 VIII A
5 Siswa 10 Siswa
15 Siswa 50
2 VIII B
4 Siswa 11 Siswa
15 Siswa 50
Tabel 2: Hasil Penelitian Melalui Kuesioner N= 30
No Pernyataan Jumlah
Siswa Positif
Netral Negatif
A. Pendidikan