HIPOTESIS LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

Tabel 3.1 Rencana Pembelajaran Pertemuan ke- Materi yang akan diajarkan I -Pelaksanaan Tes Kemampuan Awal TKA dengan sumber materi persamaan linear satu variabel PLSV. -Penjelasan singkat mengenai metode kooperatif tipe STAD. II -Memahami pengertian dan perbedaan PLDV dan SPLDV -Mengenal metode penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode substitusi III -Mengenal metode penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode eliminasi IV -Pelaksanaan Tes Hasil Belajar THB dengan sumber materi penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode subtitusi dan eliminasi. 2. Instrumen Pengumpulan Data a. Non Tes

1 Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP

Lembar keterlaksanaan RPP digunakan untuk mengamati keterlaksanaan jalannya penerapan model kooperatif tipe STAD. Lembar tersebut berisi tentang langkah- langkah pembelajaran yang disesuaikan dengan RPP yang telah disusun peneliti dan diisi oleh tiga observer . Observer bertugas untuk mengamati jalannya pembelajaran kemudian memberikan tanda cek √ di kolom “ya” jika terlaksana, dan “tidak” jika tidak terlaksana. Berikut salah satu contoh instrumen pengamatan keterlaksanaan RPP : Tabel 3.2 Instrumen Pengamatan Keterlaksanaan RPP pertemuan ke-I No Kegiatan Pembelajaran Ya Tidak 1. Pembukaaan Guru mengucap salam dan mengabsen siswa. 2. Kegiatan Inti Eksplorasi -Guru mengajak siswa untuk menumbuhkan sikap jujur, mandiri dan tanggung jawab dalam pengerjaan soal tes kemampuan awal. Elaborasi -Guru memberikan soal tes kemampuan awal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu. Konfirmasi -Guru memberikan peneguhan kesimpulan dan siswa diharapkan dapat memperhatikan dengan baik. 3. Penutup -Setelah siswa selesai mengerjakan soal tes kemampuan awal, guru memberikan pengantar tentang prosedur pelaksanaan metode kooperatif tipe STAD yang akan dilaksanakan pada pertemuan selanjutnya. -Guru memberikan tugas kepada siswa untuk belajar dirumah tentang sistem persamaan linear dua variabel. -Guru mengucap salam penutup. 2 Skala efikasi diri. Menurut teori Bandura, efikasi diri merupakan faktor paling penting dalam penentu kesuksesan prestasi seseorang. Sehingga seseorang yang memiliki efikasi diri tinggi dapat terlihat dari tingkah lakunya dalam meraih sukses. Efikasi diri tidak cukup ditentukan melalui pengamatan saja, dikarenakan efikasi diri seseorang cakupannya lebih dalam dan menjurus pada konsep diri seseorang Drs. Saifuddin Azwar, MA, 2003:5. Sehingga penilaian efikasi diri dilakukan dengan menggunakan skala psikologi. Skala psikologi efikasi diri terdiri dari 20 soal yang akan dikerjakan oleh masing-masing peserta didik dengan alokasi waktu kurang lebih 20 menit. Berikut aspek-aspek efikasi diri berdasarkan indikator-indikator efikasi diri yang dapat diukur: Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen efikasi diri No Aspek Indikator Perilaku Jumlah Soal 1. Aspek keyakinan diri merupakan kemampuan untuk menilai diri sendiri secara positif dalam hal potensi yang dimiliki untuk melakukan suatu tugas, kendala, atau tuntutan sosial. -Merasa mampu untuk melakukan tugas yang diemban dengan baik. -Menganggap kesulitan dalam tugas pembelajaran adalah cobaan yang bisa ia lalui. -Merasa mampu menghadapi kendala yang terjadi dengan baik. -Memiliki keyakinan bahwa ia mampu meraih hasil yang ia harapkan dari sesuatu yang ia harapkan untuk diri sendiri dan orang lain. 15 2. Aspek Afeksi Merupakan kemampuan untuk mengelola dan mengekpresikan isyarat atau gejolak mental, termasuk perasaan, emosi, maupun suasana hati. -Menghindari mengatakan, memikirkan hal-hal yang bermotif kegagalan. -Merasa tidak ada gunanya meratapi nasib hidup yang hanya akan membuat sedih. 6 3. Aspek Motivasional Merupakan keinginan untuk melakukan suatu tugas, kendala, maupun tuntutan sosial dalam rangka pencapaian hasil yang maksimal. -Lebih menonjolkan kisah-kisah keberhasilan dirinya ketimbang kegagalan. -Mampu melihat gambaran sisi kehidupan secara positive thinking. -Menganggap kegagalan dalam prestasi sebagai motivasi untuk lebih maju. -Merasa kesuksesan orang lain sebagai cambuk untuk membuat dirinya lebih berprestasi. -Mampu melihat saran dan kritik dari orang sekitar sebagai pendukungnya dalam meraih sukses. 12

Dokumen yang terkait

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA SUB POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X SMK SE

1 22 182

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELALUI Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Melalui Strategi Guided Discovery Dan Strategi Pembelajara

0 1 15

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELALUI STRATEGI GUIDED Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Melalui Strategi Guided Discovery Dan Stra

0 2 13

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KOMUNIKASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF Peningkatan Motivasi Dan Komunikasi Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (PTK PadaSisw

0 1 17

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KOMUNIKASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF Peningkatan Motivasi Dan Komunikasi Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (PTK PadaSisw

0 2 13

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL ELABORASI DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (Siswa Kelas VIII MTs N I Gondangrejo).

0 1 7

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VIII SMP N 1Wonosari).

0 0 10

Efikasi diri dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta dalam pembelajaran sub pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD).

0 0 256

Keefektifan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dalam pembelajaran matematika pada materi sistem persamaan linear dua variabel terhadap hasil belajar dan keaktifan siswa di kelas X

0 11 215

PERBEDAAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF- KOLABORATIF DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABELTERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP PGRI 1 PURI MOJOKERTO

0 0 25