Analisis Data PELAKSANAAN PENELITIAN, ANALISIS DATA, PEMBAHASAN,

Rendah R 50 x 50 +13,67 Sedang S 50 + 13,67 x 50 + 2 13,67 Tinggi T 50 + 2 13,67 x 50 + 3 13,67 Berdasarkan kriteria diatas, maka rincian efikasi diri siswa kelas VIII C adalah sebagai berikut: Tabel 4.10 Rincian Kriteria Efikasi Diri Siswa NO NAMA SISWA KRITERIA 1 Siswa 1 Rendah 2 Siswa 2 Sedang 3 Siswa 3 Sedang 4 Siswa 4 Rendah 5 Siswa 5 Tinggi 6 Siswa 6 Sedang 7 Siswa 7 Rendah 8 Siswa 8 Tinggi 9 Siswa 9 Sedang 10 Siswa 10 Tinggi 11 Siswa 11 Rendah 12 Siswa 12 Rendah 13 Siswa 13 Sedang 14 Siswa 14 Tinggi 15 Siswa 15 Sedang 16 Siswa 16 Sedang 17 Siswa 17 Sedang 18 Siswa 18 Sedang 19 Siswa 19 Rendah 20 Siswa 20 Rendah 21 Siswa 21 Sedang 22 Siswa 22 Sedang 23 Siswa 23 Sedang 24 Siswa 24 Rendah 25 Siswa 25 Sedang Dari data diatas dapat diperoleh presentasi kriteria efikasi diri siswa kelas VIII C adalah sebagai berikut : a Tinggi T b Sedang S c Rendah R Histogram efikasi diri siswa pada presentasi di atas adalah sebagai berikut: Diagram 4.1 Histogram Efikasi Diri Siswa Dilihat dari histogram di atas, terlihat bahwa terdapat banyak siswa-siswi kelas VIII C yang memiliki efikasi diri sedang S sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa siswa-siswi kelas VIII C termasuk kategori efikasi diri yang cukup. 10 20 30 40 50 60 Tinggi Sedang Rendah Kriteria Efikasi Diri Siswa 3. Analisis Keaktifan Siswa terkait keterlaksanaan model STAD 1 Keaktifan kelompok secara keseluruhan Dari data Tabel 4.4 dan Tabel 4.5 diperoleh data keaktifan keseluruhan siswa dalam kelompok adalah sebagai berikut: Tabel 4.11 Keaktifan Kelompok Kelas VIII C Nama Kelompok Pertemuan ke- Jumlah 2 3 A 34 27 61 B 36 30 66 C 27 23 50 D 39 26 65 E 32 37 69 F 33 42 75 Pada Tabel 4.7 dapat diperoleh nilai maksimum B adalah 75 dan nilai minimum A adalah 50 sehingga . Maka diperoleh kriteria efikasi diri kelas VIII C adalah sebagai berikut: Rendah R 50 x 50 +8,33 Sedang S 50 + 8,33 x 50 + 2 8,33 Tinggi T 50 + 2 8,33 x 50 + 3 8,33 Berdasarkan kriteria diatas, maka rincian keaktifan diri siswa didalam kelompok di kelas VIII C adalah sebagai berikut: Tabel 4.12 Rincian Kriteria Keaktifan Kelompok Kelas VIII C NO NAMA KELOMPOK KRITERIA 1 A Sedang 2 B Sedang 3 C Rendah 4 D Sedang 5 E Tinggi 6 F Tinggi Dari data diatas dapat diperoleh presentasi kriteria keaktifan siswa kelas VIII C adalah sebagai berikut : a Tinggi T b Sedang S c Rendah R Histogram efikasi diri siswa pada presentasi di atas adalah sebagai berikut: Diagram 4.2 Histogram Keaktifan Siswa Dilihat dari histogram di atas, terlihat bahwa terdapat banyak siswa- siswi kelas VIII C yang memiliki keaktifan sedang S sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa siswa-siswi kelas VIII C termasuk kategori cukup aktif. 10 20 30 40 50 60 Tinggi Sedang Rendah Kriteria Keaktifan Siswa Berikut rincian keaktifan siswa secara individu berdasarkan Tabel 4.12: Tabel 4.13 Rincian Keaktifan Individu Siswa Kelas VIII C NO NAMA SISWA KRITERIA 1 Siswa 1 Sedang 2 Siswa 2 Rendah 3 Siswa 3 Sedang 4 Siswa 4 Tinggi 5 Siswa 5 Tinggi 6 Siswa 6 Sedang 7 Siswa 7 Tinggi 8 Siswa 8 Tinggi 9 Siswa 9 Tinggi 10 Siswa 10 Sedang 11 Siswa 11 Rendah 12 Siswa 12 Sedang 13 Siswa 13 Rendah 14 Siswa 14 Rendah 15 Siswa 15 Sedang 16 Siswa 16 Sedang 17 Siswa 17 Sedang 18 Siswa 18 Sedang 19 Siswa 19 Sedang 20 Siswa 20 Sedang 21 Siswa 21 Tinggi 22 Siswa 22 Sedang 23 Siswa 23 Tinggi 24 Siswa 24 Rendah 25 Siswa 25 Tinggi 2 Kegiatan yang dilakukan siswa berdasarkan data observasi adalah sebagai berikut: Tabel 4.14 Data Kegiatan Dilakukan Siswa POIN Pertemuan ke- Jumlah II III 1 82 77 159 2 41 51 92 3 56 32 88 4 12 12 24 5 8 13 21 Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa siswi kelas VIII C SMP Bopkri 3 Yogyakarta lebih banyak melakukan poin 1 dengan jumlah sebanyak 159 siswa mengajukan pertanyaan pada anggota kelompok dan jarang melakukan poin 5 dengan poin sebanyak 21 siswa mencatat hal-hal penting yang diajarkan gurupembimbing di buku masing-masing. 4. Analisis Tes Kemampuan Awal TKA dan Tes Hasil Belajar THB Hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division STAD diperoleh melalui perhitungan data Tes Hasil Belajar THB dengan menggunakan rumus Likert 3 pada 24 siswa. Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh nilai maksimum B adalah 100 dan nilai minimum A adalah 20 sehingga . Sehingga diperoleh kriteria sebagai berikut: Rendah R 20 x 20 + 26,67 Sedang S 20 + 26,67 x 20 + 2 26,67 Tinggi T 20 + 2 26,67 x 20 + 3 26,67 Dengan melihat kriteria tersebut maka diperoleh rincian kriteria hasil belajar siswa sebagai berikut: Tabel 4.15 Rincian Kriteria Hasil Belajar Siswa NO NAMA SISWA NILAI KRITERIA 1 Siswa 1 53 Sedang 2 Siswa 2 20 Rendah 3 Siswa 3 75 Tinggi 4 Siswa 4 93 Tinggi 5 Siswa 5 45 Rendah 6 Siswa 6 68 Sedang 7 Siswa 7 93 Tinggi 8 Siswa 8 98 Tinggi 9 Siswa 9 98 Tinggi 10 Siswa 10 90 Tinggi 11 Siswa 11 48 Sedang 12 Siswa 12 100 Tinggi 13 Siswa 14 100 Tinggi 14 Siswa 15 68 Sedang 15 Siswa 16 60 Sedang 16 Siswa 17 95 Tinggi 17 Siswa 18 30 Rendah 18 Siswa 19 98 Tinggi 19 Siswa 20 63 Sedang 20 Siswa 21 53 Sedang 21 Siswa 22 70 Sedang 22 Siswa 23 50 Sedang 23 Siswa 24 25 Rendah 24 Siswa 25 40 Rendah Sehingga diperoleh presentasi kriteria hasil belajar sebagai berikut: 1 Tinggi T 2 Sedang S 3 Rendah R Histogram hasil belajar siswa pada presentasi di atas adalah sebagai berikut: Diagram 4.3 Histogram Hasil Belajar Siswa Dari persentase Diagram 4.3 dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division STAD memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa terlihat pada 41,67 siswa kelas VIII C SMP BOPKRI 3 Yogyakarta berada pada kriteria hasil belajar tinggi T. 5. Penghargaan Kelompok Pada akhir pertemuan keempat, peneliti memberikan penghargaan pada masing-masing kelompok yang dilihat dari nilai Tes Kemampuan Awal, kuis 1 dan kuis 2. Sehingga diperoleh: Tabel 4.16 Peningkatan Kelompok A No. Absen Peningkatan 1 2 12 5 20 3 5 30 19 5 20 20 5 30 Skor total 20 100 Rata-rata tim 5 25 Penghargaan tim Good team 10 20 30 40 50 Tinggi Sedang Rendah Kriteria Hasil Belajar Siswa Tabel 4.17 Peningkatan Kelompok B No. Absen Peningkatan 1 2 17 5 30 22 5 30 16 5 30 1 5 30 Skor total 20 120 Rata-rata tim 5 30 Penghargaan tim Good Team Tabel 4.18 Peningkatan Kelompok C No. Absen Peningkatan 1 2 14 5 30 13 30 30 11 5 30 2 5 20 24 5 20 Skor total 50 130 Rata-rata tim 10 26 Penghargaan tim Good Team Tabel 4.19 Peningkatan Kelompok D No. Absen Peningkatan 1 2 6 5 30 10 5 30 15 20 30 18 5 30 Skor total 35 120 Rata-rata tim 8,75 30 Penghargaan tim Good Team Tabel 4.20 Peningkatan Kelompok E No. Absen Peningkatan 1 2 7 5 20 8 5 10 21 5 20 25 20 30 Skor total 35 80 Rata-rata tim 8,75 20 Penghargaan tim Good Team Tabel 4.21 Peningkatan Kelompok F No. Absen Peningkatan 1 2 4 5 30 5 5 20 23 5 30 9 5 30 Skor total 20 110 Rata-rata tim 5 27,5 Penghargaan tim Good Team Dengan demikian dapat diperoleh penghargaan kelompok sebagai berikut: Tabel 4.22 Penghargaan kelompok No. Kelompok Skor Peringkat Penghargaan 1 A 15 V Good Team 2 B 17,5 III Good Team 3 C 18 II Good Team 4 D 19,38 I Good Team 5 E 14,38 VI Good Team 6 F 16,25 IV Good Team 6. Korelasi antara Efikasi Diri dan Keaktifan Analisis korelasi ini digunakan untuk melihat hubungan antara efikasi diri dan keaktifan siswa, dimana sebelum melakukan hal tersebut keduanya diuji normalitas dahulu dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Irianto, 2010 : 272. Perhitungan uji normalitas ini terdapat pada Lampiran C.3, dengan hasil bahwa keduanya adalah berdistribusi normal. Kemudian dilakukan uji korelasi rank berdasarkan Tabel 4.10 dan Tabel 4.13 dengan kriteria tinggi T dengan skor 3, sedang S dengan skor 2 dan rendah R dengan skor 1 Masidjo : 149 sehingga diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.23 Korelasi antara Efikasi Diri dan Keaktifan NO NAMA SISWA Efikasi Diri x Keaktifan y x-y 2 1 Siswa 1 1 2 1 2 Siswa 2 2 1 1 3 Siswa 3 2 2 4 Siswa 4 1 3 4 5 Siswa 5 3 3 6 Siswa 6 2 2 7 Siswa 7 1 3 4 8 Siswa 8 3 3 9 Siswa 9 2 3 1 10 Siswa 10 3 2 1 11 Siswa 11 1 1 12 Siswa 12 1 2 1 13 Siswa 13 2 1 1 14 Siswa 14 3 1 4 15 Siswa 15 2 2 16 Siswa 16 2 2 17 Siswa 17 2 2 18 Siswa 18 2 2 19 Siswa 19 1 2 1 20 Siswa 20 1 2 1 21 Siswa 21 2 3 1 22 Siswa 22 2 2 23 Siswa 23 2 3 1 24 Siswa 24 1 1 25 Siswa 25 2 3 1 Jumlah D i 2 23 Dengan menggunakan korelasi jenjang, maka dapat diperoleh koefisien korelasi sebagai berikut: ∑ Nilai r s tabel pada dengan adalah 0,415. Ternyata r s hitung lebih besar dari r s tabel yaitu 0,77 0,415 maka dapat disimpulkan efikasi diri dan keaktifan berkorelasi secara signifikan. 7. Korelasi antara Efikasi Diri dan Hasil Belajar Analisis ini bertujuan untuk melihat hubungan antara efikasi diri dan hasil belajar. Dimana sebelumnya kedua hal tersebut diuji normalitas terlebih dahulu, kemudian dihitung berdasarkan Tabel 4.10 dan Tabel 4.15 dengan jumlah siswa keseluruhan adalah 25 siswa. Uji normalitas keduanya terdapat di dalam Lampiran C.3, berikut adalah data perhitungan korelasinya dengan menggunakan analisis regresi dimana X adalah nilai efikasi diri dan Y adalah nilai hasil belajar: a. H a : terdapat hubungan fungsional linier dan signifikan antara variabel X dengan Y H : tidak terdapat hubungan fungsional yang linier dan signifikan antara variabel X dengan Y b. Hipotesis statistiknya. H a : r ≠ 0 H : r = 0 c. Tabel penolong. Tabel 4.24 Penolong untuk menghitung regresi tunggal NO SISWA X i Y i X i Y i X 2 i Y 2 i 1 50 53 2650 2500 2809 2 74 20 1480 5476 400 3 75 75 5625 5625 5625 4 61 93 5673 3721 8649 5 88 45 3960 7744 2025 6 73 68 4964 5329 4624 7 51 93 4743 2601 8649 8 91 98 8918 8281 9604 9 69 98 6762 4761 9604 10 78 90 7020 6084 8100 11 56 48 2688 3136 2304 12 55 100 5500 3025 10000 13 68 70 4760 4624 4900 14 88 100 8800 7744 10000 15 74 68 5032 5476 4624 16 74 60 4440 5476 3600 17 76 95 7220 5776 9025 18 68 30 2040 4624 900 19 61 98 5978 3721 9604 20 59 63 3717 3481 3969 21 66 53 3498 4356 2809 22 68 70 4760 4624 4900 23 68 50 3400 4624 2500 24 60 25 1500 3600 625 25 76 40 3040 5776 1600 n = 25 ΣX i = 1727 ΣY i =1703 ΣX i Y i = 118168 ΣX 2 i = 122185 Σ Y 2 i = 131449 d. Memasukkan nilai-nilai diatas dalam rumus a : ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ e. Memasukkan nilai-nilai diatas ke dalam rumus b : ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ f. Memasukkan nilai a dan b ke dalam persamaan regresi: sehingga persamaan regresinya adalah Y = 55,55 + 0,182X g. Menguji signifikansi dan linieritas persamaan regresi tersebut dengan menggunakan tabel anova: 1 n = 25 2 ΣY 2 = 131449 3 ∑ 4 ∑ ∑ ∑ 5 ∑ 6 7 8 9 ; dimana ∑ ∑ ∑ Tabel 4.25 Penolong menghitung JK E NO X n Y 1 50 k 1 53 2 51 k 2 93 3 55 k 3 100 4 56 k 4 48 5 59 k 5 63 6 60 k 6 25 7 61 k 7 93 8 61 98 9 66 k 8 53 10 68 k 9 70 11 68 30 12 68 70 13 68 50 14 69 k 10 98 15 73 k 11 68 16 74 k 12 20 17 74 68 18 74 60 19 75 k 13 75 20 76 k 14 95 21 76 40 22 78 k 15 90 23 88 k 16 45 24 88 100 25 91 k 17 98 ∑ ∑ ∑ i. [no.1] sampai dengan [no.6] → hasilnya nol ii. → [no.7 dan 8] iii. →[no.9] iv. →[no.10 sampai no.13] v. [no.14 dan no.15] → hasilnya nol vi. →[no.16 sampai dengan no.18] vii. →[no.19] viii. → [no.20 dan no.21] ix. → [no.22] x. → [no.23 dan no.24] xi. → [no.25] Sehingga → 10 11 12 13 h. Taraf signifikansi i. Kriteria untuk pengujian H yaitu: H : linier H a : tidak signifikan linier Jika F sign hitung ≤ F sign tabel , maka H diterima. Jika F line hitung ≤ F line tabel , maka H diterima. j. F sign tabel dengan rumus: k. F line tabel dengan rumus: l. Ternyata atau sehingga H ditolak signifikan Ternyata atau sehingga H diterima linier m. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa efikasi diri dan hasil belajar siswa berkorelasi secara signifikan dan linier.

D. Kelemahan dalam Penelitian

1. Waktu yang diberikan oleh guru pembimbing terbatas pada empat kali pertemuan saja sehingga tujuan yang akan dicapai kurang maksimal. 2. Tingkat pengetahuan para siswa SMP BOPKRI 3 tergolong menengah kebawah dan belum pernah menjalani model pembelajaran selain model klasikal sehingga peneliti merasa kesulitan dalam menerapkan model kooperatif ini yang mengakibatkan kondisi kelas menjadi kurang kondusif. 3. Peneliti membuat kelompok heterogen berdasarkan hasil Tes Kemampuan Awal TKA saja dan tidak melihat jenis kelamin mereka masing-masing sehingga kelompok yang telah dibuat tidak seimbang antara perempuan dan laki-laki yang mengakibatkan ada siswa yang merasa tidak nyaman. 4. Kurangnya manajemen kelas dikarenakan terdapat beberapa siswa yang tergolong cerdas di kelas tersebut tetapi enggan untuk mengajar teman satu kelompoknya, begitu juga untuk mereka yang kurang dalam pelajaran juga enggan bertanya pada yang lebih cerdas sehingga diskusi kelompok kurang berjalan baik. 5. Hasil belajar matematika yang dapat diukur hanya terbatas pada pemahaman kognitif saja dan juga untuk keaktifan siswa diukur berdasarkan keaktifan kelompok, yang sebenarnya hal ini belum kuat untuk menjadi acuan dalam mengukur keaktifan individu siswa. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. 100

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian pada siswa-siswi kelas VIII C semester gasal tahun ajaran 2012 2013 SMP BOPKRI 3 Yogyakarta dan analisis serta pembahasan data yang diperoleh, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Penelitian model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division STAD pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel SPLDV telah dan dapat terlaksana dengan baik dengan total keterlaksanaan sebesar 93,65 2. Efikasi diri siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division STAD adalah cukup. Hal ini tampak pada presentasi terbesar pada kriteria sedang S yaitu 52, sedangkan rendah R 32 dan tinggi T 16. Efikasi diri juga didukung oleh faktor keaktifan siswa dan dalam hal ini termasuk pada kategori cukup aktif. Terlihat pada presentasi terbesar pada kategori sedang S yaitu 50 sedangkan untuk kategori tinggi T 33,33 dan rendah R 16,67. Keaktifan siswa pada penelitian ini meliputi siswa mengajukan pertanyaan pada anggota kelompok, siswa mengajukan pertanyaan pada gurupembimbing, siswa menjawab pertanyaan dari gurukelompok, siswa mengajukan kritik dan saran pada gurukelompok atas pembahasan pelajaran yang keliru, siswa mencatat hal-hal penting yang diajarkan gurupembimbing ke buku masing- masing. 3. Hasil belajar dalam model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division STAD tergolong tinggi terlihat dari hasil penelitian sebesar 41,67 sehingga disini model tersebut memberikan hasil yang positif pada hasil belajar siswa. 4. Efikasi diri dan hasil belajar diperoleh hasil yang berkorelasi secara signifikan dan linier dengan perhitungan F sign hitung F sign tabel yaitu 1807,52 4,28 sehingga H ditolak signifikan serta F line hitung F line tabel yaitu 0,024 1,6075 sehingga H diterima linier. Hal ini berarti jika efikasi diri meningkat maka hasil belajarnya juga meningkat. 5. Efikasi diri dan kekatifan siswa keterlaksanaan STAD berkorelasi secara signifikan ddengan r s hitung r s tabel yaitu 0,77 0,415. Hal ini berarti jika efikasi diri naik maka keaktifannya juga ikut naik berbanding lurus

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan oleh peneliti agar penelitian mendatang lebih baik adalah sebagai berikut: 1. Jika akan menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam waktu singkat, sebaiknya diberlakukan pada sekolah yang rata-rata kemampuan siswanya adalah menengah ke atas dikarenakan untuk siswa yang kemampuannya menengah kebawah cenderung kesulitan beradaptasi dalam melakukan model pembelajaran yang baru sehingga menyebabkan pembelajaran di kelas menjadi kurang maksimal. 2. Observasi lapangan sebaiknya dilakukan sebanyak mungkin supaya hasilnya menjadi lebih akurat sehingga dalam pembuatan instrumen menjadi lebih terarah. 3. Para observer yang nantinya akan digunakan dalam mengambil data sebaiknya dilatih terlebih dahulu dan diajak mengikuti observasi supaya pada saat pengambilan data para observer tidak kebingungan dalam mengisi lembar observasi ataupun memegang kendali pada beberapa kelompok. 4. Jika akan menggunakan kuisioner skala psikologi, sebaiknya penyebaran kuisioner ini dilakukan dua kali sebelum dan sesudah penerapan sehingga kita dapat melihat apakah penerapan model tersebut dapat meningkatkan psikologi mereka atau tidak. 5. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai efikasi diri dan hasil belajar dikarenakan kedua hal tersebut berkorelasi secara siginifikan. DAFTAR PUSTAKA Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAKEM . Yogyakarta : Pustaka Pelajar Albert Bandura.1997. Self Efficacy . United States of America : W.H Freeman and Company Alwisol. 2005. Psikologi Kepribadian edisi revisi . Malang : Universitas Muhammadiyah Malang Anita Lie. 2010. Cooperative Learning . Jakarta : PT. Gramedia Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin . 2006. Aplikasi Statistika dalam Penelitian . Bandung : Pustaka Setia Bandung B.R Hergenhahn and Matthew H. Olson. 1997. An Introduction to Theories of Learning , , New Jersey : Prentice-Hall, Inc Fuad Hassan. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke dua . Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pustaka Herman Hudojo. 1988. Mengajar Belajar Matematika . Jakarta : Departemen pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Husaini Usman dan R.Purnomo Setiady Akbar. 2008. Pengantar Statistika edisi 2 . Bumi Aksara Ign. Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah .Yogyakarta : Kanisius Santrock J.W. 2002. Life-Span Development edisi ke lima . Jakarta : Erlangga ___________. 2009. Psikologi Pendidikan adisi 3 buku 1 . Salemba Humanika. ___________. 2009. Psikologi Pendidikan adisi 3 buku 2 . Salemba Humanika. Marsigit. 2009. Matematika kelas VIII . PT Ghalia Indonesia Printing. Martini . Pembelajaran Standart Proses Berkarakter . Jakarta : Prenada Media Grup Punaji Setyosari. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan . Jakarta : Kencana Prenada Media Grup Riduwan. 2008. Dasar-dasar statistika . Bandung : Alfabetha Robert E. Slavin. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik . Bandung : Nusa Media Suyono dan Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran . Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Dokumen yang terkait

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA SUB POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X SMK SE

1 22 182

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELALUI Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Melalui Strategi Guided Discovery Dan Strategi Pembelajara

0 1 15

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL MELALUI STRATEGI GUIDED Perbandingan Hasil Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Melalui Strategi Guided Discovery Dan Stra

0 2 13

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KOMUNIKASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF Peningkatan Motivasi Dan Komunikasi Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (PTK PadaSisw

0 1 17

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KOMUNIKASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF Peningkatan Motivasi Dan Komunikasi Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (PTK PadaSisw

0 2 13

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL ELABORASI DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (Siswa Kelas VIII MTs N I Gondangrejo).

0 1 7

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VIII SMP N 1Wonosari).

0 0 10

Efikasi diri dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta dalam pembelajaran sub pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD).

0 0 256

Keefektifan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dalam pembelajaran matematika pada materi sistem persamaan linear dua variabel terhadap hasil belajar dan keaktifan siswa di kelas X

0 11 215

PERBEDAAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF- KOLABORATIF DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABELTERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP PGRI 1 PURI MOJOKERTO

0 0 25